Disonansi
Edith
PS
Penerbit
GPU
Tahun
terbit 2015
Tebal
248 halaman
@iPusnas
Rinjani
sangat mencintai suaminya. Kehilangan bukan suatu hal yang mudah diterima.
Kenangan bersama Andre tentunya akan selalu membekas di hatinya. Hidup Rinjani
setahun terakhir tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Satu kesimpulan yang
jelas, Rinjani belum menerima kehilangan. Fase melepaskan belum juga bisa
Rinjani gapai. Proses pelepasan yang sedang dijalani Rinjani akan gagal ketika
surat misterius diterimanya. Surat yang tidak tertera nama pengirimnya yang
berisi dengan jelas indikasi bahwa suami yang sangat dicintainya ada
kemungkinan berselingkuh.
Karena
sang tokoh utama sedang mengalami proses move-on membaca cerita Rinjani sangat
lambat. Alur maju mundut yang bercerita bagaimana bahagianya dulu Rinjani
bersama suaminya. Sebelum kecelakaan merenggut kebahagiaan Rinjani.
Saya
sangat menyukai bagaimana penulis dapat banget ketika menceritakan kesedihan
Rinjani. Jelas, perasaan sedih tidak serta merta mudah ditinggalkan. Rinjani sendiri
pasti sudah berusaha keras. Tapi ketika hatinya belum bisa menerima akan terasa
sulit. Rinjani selalu melamun dihantui mimpi-mimpi yang selalu ada Andre di
dalamnya.
Beruntung
Rinjani mempunyai sahabat pengertian seperti Abbas. Walau agak berlebihan
memang Abbas punya andil besar dalam melepas kesedihan Rinjani. Apa lagi selama
4 tahun menjalani pernikahan, Rinjani belum diberi amanah anak. Kata
orang-orang biasanya jika ada ada anak bisa sebagai pelipur lara ketika kehilangan.
Penyaluran
kesedihan yang diusulkan oleh Abbas adalah Lari. Dalam arti sebenarnya.
Olahraga lari. Dengan mulai berlari Rinjani sedikit demi sedikit bisa hidup
kembali normal. Kalau bisa dikatakan normal ketika berlari kebanyakan Rinjani
habiskan sambil melamunkan Andre.
Rinjani
juga mulai membuka hatinya pada pria lain. Selain berkenalan dengan olahraga
lari, Rinjani juga berkenalan dengan Okto. Perlahan Rinjanj mulai merasa nyaman
bersama Okto. Pertemuan mereka tidak melulu ketika berhubungan dengan hobi berlari
Rinjani.
Hubungan
Rinjani dan Okto ini bisa dibilang lambat. Tidak terburu-buru, tidak ada kata
insta-love. Padahal kalau boleh jujur saya mengharapkan momen-momen manis mereka
berdua. Tetapi memang tidak bisa disalahkan ketika fokus utama adalah bagaimana
Rinjani bisa melepas almarhum suaminya terlebih dahulu. Rahasia Andre yang masih
tertutup rapat. Saya sempat bertanya-tanya apa fungsinya surat misterius yang
diterima Rinjani. Seperti tempelan yang tidak ada gunanya. Tapi entah kenapa porsinya
pas banget. Walau inti cerita buku ini adalah tentang kesedihan Rinjani, entah
kenapa saya tidak merasa bosan. Sampai akhir malah saya merasa kurang karena
masih tidak ingin berpisah dengan Rinjani dan Okto.
Tapi,
pemilihan akhir penulis sudah tepat. Hanya saya saja yang masih egois tidak
ingin berpisah.
Well,
bacaan menyenangkan yang membuka pandangan saya bahwa olahraga berlari memang
keren. Tidak salah saya menyukai olahraga berlari. Walau harus jujur kuakui rasa
suka ini hanya sebatas suka, karena seumur hidup saya tidak pernah melakukan
lari. lol
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)