Judul : Dan Kamu
Penulis : Lia El Muslich
Penerbit : Grasindo
Rencana Terbit : Maret 2014
Tebal : 200 Halaman
ISBN : 9786022514220
Aku tidak tahu apa yang kualami.
Ini seperti mimpi dengan berjuta rasa.
Kadang aku menyukainya dan kadang aku berpikir apakah surga atau neraka.
Jika begini, apa yang bisa aku lakukan?
Diam dan menikmati segalanya adalah jawabmu.
Lalu setelahnya?
Kamu diam dan menatap.
Dan itulah yang kami sebut cinta serta harapan.
Ada meski tak ada, dan tiada namun selalu terasa ada.
Bertemu dengan seseorang yang aneh, dengan cara yang aneh, dan membuahkan sebuah cerita serta rasa yang aneh, itulah yang terjadi pada Reysha.
Bagaimana dinamika cerita Reysha dengan lelaki bernama Fandi?
Bahagiakah mereka?
Dan bagaimanakah akhir cerita mereka?
********
Novel ini berkisah tentang Resya yang tidak sengaja mendapat panggilan salah sambung di ponselnya. Sang penelepon yang salah sambung itu malah mengajak Resya kenalan dan mengaku bernama Fandi. Padahal Resya agak malas menanggapi tiap sms yang dikirim oleh Fandi. Selain kepedeaan, menurut Resya Fandi adalah cowok yang aneh.
Karena kesal selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya Boni, Resya memutuskan untuk belajar melukis di Sanggar Pelangi. Resya ingin beda dengan kakaknya. Harapannya juga melukis adalah potensi lain yang dimilikinya. Seakan membuktikan bahwa dunia ini sempit di Sanggar Pelang, Resya berkenalan dengan cowok dengan nama yang sama seperti penelepon salah sambungnya, Fandi. Tak disangka bahwa Fandi di Sanggar Pelangi adalah orang yang sama yang selalu mengirim sms-sms aneh pada Resya.
Sejujurnya saya kurang bisa menikmati kisah Resya dan Fandi. Padahal saya cukup tertarik dengan di awal. Semakin ke belakang banyak drama-drama yang tidak diperlukan. Jatuhnya malah aneh dan berlebihan.
Sudah bisa ditebak akhirnya Resya dan Fandi jadian. Ceritapun langsung di diloncat oleh penulis ke 3 tahun kemudian. Waktu 3 tahun hanya diceritakan lewat cuplikan-cuplikan diary Resya. Idenya cukup unik. Walau saya kurang suka, karena terkesan maksa. Penulis hanya menginginkan Resya cepat gede. Bukan lagi anak SMP kelas 1.
Konflik yang dipakai penulis adalah ketika Resya berpisah dengan Fandi karena Fandi kuliah di Jakarta. Dan di hari pertama Fandi menjejakkan kaki di Jakarta ponsel Fandi dicopet. Alhasil ponsel Fandi yang tidak bisa dihubungi membuat Resya cemburu dan curiga. Di sinilah letak keanehan terjadi. Please, kok ya lama banget Fandi ngasih tahu ponselnya hilang. Katanya cinta dan lain-lain. Kalau saya berada di posisi Fandi. Hal pertama yang saya lakuin adalah menghubungi orang terdekat.
Terlalu lemah ketika dan aneh cerita mereka berdua ini. Terlalu dipaksakan hanya sekadar ingin mereka berdua ribut.
Well, walau saya kurang menikmati cerita buku ini bukan berarti jelek. Hanya masalah selera saja.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)