Sabtu, 31 Desember 2016

[Review] 7 Detik

0



Judul : 7 Detik
Penulis : Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit : Cetak I, April 2013
Tebal : 248 Halaman
Ebook version from Scoop Premium




Devon hanya perlu 7 detik untuk jatuh cinta. Karena itu jugalah ia memutuskan Lani. Lani menyikapinya dengan baik, bahkan memberikan kucingnya pada Devon. Scotty segera menjadi kesayangan Devon.
Ketika Devon menerima surat kaleng yang mendesaknya untuk menjauhi Lani, dia heran. Kemudian kesal, karena ancamannya semakin mengerikan.
Siapa pelakunya? Pengagum Devon—yang ingin punya pacar seorang dokter muda yang sedang koas? Para cowok yang naksir Lani? Atau malah Lani sendiri, yang dicurigai adik-adik Devon masih ada hati padanya?
Situasi semakin rumit ketika Scotty disandera dan Lani menghilang. Apa Devon bersedia mempertaruhkan nyawa demi Scotty? Dan apa Devon akhirnya bertemu dengan cinta 7 detiknya?

******

Sejak membaca kumpulan cerpen penulis yang berjudul Satsuki-Sensei, saya sudah super penasaran sama Devon. Di Satsuki-Sensei, Devon adalah kakak dari pacar Satsuki. Kemunculan Devon yang sok misterius dan pertemuannya dengan cowok misterius membuat saya semakin menginginkan Devon punya cerita sendiri. Harapan saya pada tokoh Devon tentunya sangat besar. Saya terlalu gegabah untuk jatuh cinta pada Devon.
7 Detik masih menceritakan tentang Devon. Dia masih tetap menjalani kehidupan sehari-harinya dengan menjalani mahasiswa koas jurusan kedokteran. Kesibukan kuliah dan koas membuat Devon semakin sibuk. Devon agak melupakan misinya untuk menemukan cinta 7 Detiknya. Devon terlalu kelelahan menjalani aktivitasnya.
Devon juga lebih memilih untuk putus dari Lani. Menurut Devon Lani bukanlah cinta 7 detiknya. Mereka putus secara baik-baik, walau sebenarnya Lani masih mencintai Devon. Lani memberi kenang-kenangan pada Devon berupa kucing ras Scottish Flod yang diberi nama oleh Devon, Scott. Kehidupan Devon yang awalnya biasa-biasa saja berubah drastis ketika Devon mendapat surat kaleng yang mengancam seluruh keluarganya.

****

Ah, Devon. Saya dari awal sudah menginginkan cerita manis tentang kamu. Pertemuan misterius dengan gadis 7 detiknya, seperti akhir yang diberikan Satsuki-Sensei kemarin. Tapi apa daya, sang pencipta Devon tidak memberikan eksekusi sama seperti keinginan saya. Penulis lebih memilih untuk menjadikan Devon sebagai cowok super cerewet. Dengan memakai sudut pandang Devon membuat saya semaki bosan dengan segala celoteh yang ada di pikiran Devon. Serius. Saya capek banget dengan narasi Devon. Devon ini terlalu lebay dalam menggambarkan segala sesuatu. Bisa berhalaman-halaman hanya untuk membahas suatu hal. Menurutku, kenapa cowok bisa secerewet itu sih? Bukannya apa-apa, bisa kaleman dipit napa, dia ini terlalu narsis.
Konflik yang harusnya bisa diselesaikan dengan cepat malah seperti dipanjang-panjangkan hanya karena narasi Devon yang membosankan. Oke lah, sifat Devon menyenangkan, dia ini tipe-tipe usil tapi nggak bisa dibenci. Ya, karena keusilan Devon ini hanya pada yang dikenal dekatnya saja.
Untuk akhir cerita Devon, saya tidak bisa mengatakan saya puas dengan cinta 7 detik Devon. Selain karena terlalu maksa, kecerewetan Devon tentang cinta 7 detiknya tidak sebanding. Begitu saja pemahaman itu muncul pada Devon. Ah, Devon. Saya kecewa sekali sama kamu.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com