Judul : Love In City Of Angels
Penulis : Irene Dyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Cetakan I, Nopember 2016
Tebal : 216 Halaman
ISBN : 9786020334912
Ajeng
Gadis kota besar yang sangat bitchy dalam banyak hal, terutama pernikahan. Baginya, cinta Cuma mitos.
Yazan Khan
Malaikat, Master Yoda, Si Poker Face. Ketenangannya menemani Ajeng membeli test pack, setenang saat ia menyelipkan bunga di tangan gadis itu. Pendek kata, mengerikan.
Earth
Pria yang berisiko membuatmu lupa segala, termasuk namamu sendiri.
Cheetah
Mamalia yang sebaiknya tidak disebut-sebut di depan Ajeng.
Ibu
Dicurigai sudah kehilangan akal sehatnya karena mau menerima kembali pecundang itu.
Masjid Jawa di Bangkok
Tempat kisah-kisah bermula
Krung Thep alias City of Angels alias Bangkok
Di kota ini terlalu tipis antara iman dan godaan. Ajeng lebih suka menyebutnya The Sin City.
****
Ajeng selalu menganggap dirinya sebagai gadis kota. Gadis mandiri yang bebas melakukan apa pun yang diinginkannya. Ajeng tidak pernah memikirkan dampak apa pun setiap hal yang dilakukannya. Bagi Ajeng yang lebih penting adalah bersenang-senang. Ajeng bisa menghabiskan waktu dengan siapa pun, bergaul dengan lelaki manapun. Dan, yang terakhir diinginkan oleh Ajeng adalah sebuah komitmen.
Ajeng tidak pernah siap untuk mendengar kata pernikahan. Tidak ada agenda yang bernama pernikahan dalam kamus Ajeng. Apa lagi seorang bayi. Memikirkannya pun sudah membuat perut Ajeng mulas. Apalagi ketika Ajeng bertemu pria yang mengaku telah menghabiskan malam bersamanya. Ajeng kalut karena dia sama sekali tidak mengingatnya.
Tiba-tiba saja ada pria yang memanggilnya Cheetah. Dan kemungkinan kalau dirinya hamil.
****
Sejak membaca Love in Blue City saya sudah menyukai tulisan Irene Dyah. Saat itu juga saya tiba-tiba punya niatan untuk membaca semua tulisan penulis dan novel seri Around The World With Love yang dikeluarkan oleh GPU.
Kali ini saya berkenalan Kota Bangkok. Dengan segala keunikan yang dimiliki kota penuh dosa yang dikatakan oleh Ajeng.
Seperti tuduhan awal saya, seri ini masih kental dengan suasana Islami, saya lumayan kaget dengan tokoh Ajeng yang sangat tidak Islami banget. Ajeng ini suka dunia malam. Tidak segan-segan untuk clubbing dan berhubungan dengan lelaki manapun yang dirasa cocok bagi Ajeng. Namun, satu yang pasti Ajeng tidak pernah kelewatan batas. Ajeng belum pernah berhubungan terlalu jauh dengan siapa pun. Ketika Ajeng tidak mendapat tamu bulanannya, Ajeng kalut. Merasa dirinya akan tidak siap ketika akan mempunyai bayi.
Emosi Ajeng tidak stabil gara-gara masalah ini. Ajeng ketakutan akan kenyataan dirinya memang hamil atau tidak. Ajeng mati rasa ketika tahu siapa lelaki yang sudah bermalam dengannya. Kandidat kuat sebagai calon ayah bayinya. Ajeng tidak ingin menerima kenyataan bahwa dirinya hamil dengan lelaki seperti Earth.
Kehadiran Yazan agak membuat Ajeng melupakan masalah genting yang dihadapinya. Tiba-tiba saja setiap hari Ajeng menghabiskan harinya bersama Yazan. Wisata masjid pun Ajeng lakukan karena paksaan Yazan.
Ajeng yang selama ini tidak pernah percaya akan cinta tiba-tiba mempertanyakan semuanya setelah kebersamaannya bersama Yazan. Pelan-pelan Ajeng mulai membenahi masalah-masalahnya. Tidak lagi tersandung masa lalu dan mulai menerima seandainya Earth memang ayah calon bayinya.
Selain Ajeng, saya sangat menyukai tokoh Yazan. Ah, Yazan. Kamu kok bisa semanis itu. Bikin saya iri sama Ajeng yang bisa dicintai sebegitu dalamnya.
Yazan adalah rekan kerja Ajeng yang berasal dari India. Sejak bertemu Yazan juga lah Ajeng mulai membenahi hidupnya. Pelan-pelan Yazan mulai mengenalkan agama yang dilupakan Ajeng. Berdamai dengan masa lalunya yang membuat Ajeng tidak percaya cinta. Dan, yang paling penting Ajeng tidak hanya mendapatkan cinta yang tulus dari seorang pria. Ajeng mendapatkan kembali cinta dari keluarga yang selama ini sudah membekukan hatinya.
Dari semua seri yang sudah saya baca, yah, sementara buku ini adalah favorit saya.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)