Judul : Red Queen (Red
Queen #1)
Pengarang : Victoria
Aveyard
Penerjemah : Shinta Dewi
Tahun Terbit : Cetakan
I, April 2016
Penerbit : Noura Books
Jumlah Halaman : 524 hal
Kategori : Remaja,
Romance, Young Adult, Fantasi, Sci-Fic
Harga : Rp. 84.000,-
ISBN : 978-602-385-062-4
Rating : 4/5
Bisa
dibaca secara gratis melalui aplikasi @iJakarta
Sinopsis
Kupandangi
kedua tanganku, lenganku, mengagumi saat petir menyulut tubuhku. Pakaianku
terbakar, gosong oleh panas api, tetapi kulitku tak berubah. Semuanya salah. Aku masih hidup. Ajang
Pemilihan Ratu Kaum Perak telah menguak kekuatan luar biasa yang tersembunyi
dalam diri Mare. Dia pun dijodohkan dengan pangeran berdarah perak dari
Kerajaan Norta. Mungkin kau anggap kisah ini akan berakhir manis; putri dan
pangeran hidup bahagia selama-lamanya. Tapi, tunggu dulu. Masalahnya, Mare
adalah Kaum Merah—tidak seharusnya bersatu dengan Kaum Perak. Selama ini Kaum
Merah hidup di bawah bayang-bayang kekuasaan Kaum Perak, menjadi sasaran empuk
kekuatan supernatural Kaum Perak. Kenyataan yang sangat dibenci Mare. Kekejaman
Kaum Perak telah membuat orang-orang yang dia sayangi mati sia-sia. Sebagai
tunangan pangeran Perak, kini dia memiliki kesempatan langka. Inilah saatnya
memulai perlawanan, apa pun risikonya. Tapi, mampukah dia melawan perasaan yang
mulai tumbuh di hatinya?
************
Review
Novel fanstasi adalah salah satu genre favoritku. Sejak menamatkan buku Cinder yang
ada di pikiran saya adalah keinginan untuk selalu menimbun membaca novel
fantasi. Dan, ketika melihat kover Red Queen yang begitu cantik menjadi poin
plus sendiri karena semakin membuat saya penasaran untuk baca. Beruntung, saat
ini saya punya kesempatan untuk membaca novel sekeren Red Queen.
Dalam dunia Red Queen,
kaum manusia terbagi menjadi 2, yaitu Kaum Merah dan Kaum Perak. Kaum Perak
sang penguasa dan Kaum Merah sebagai kaum yang ditindas. Bagian perkenalan yang
menggambarkan sifat tokoh utamanya yang sinis dengan keadaan dunianya langsung
membuat saya jatuh cinta. Ya, saya jatuh cinta pada tokoh Mare. Mare sangat
sinis. Mare marah dengan keadaan yang menimpa Kaum Merah. Kesetaraan sesama
kaum sepertinya belum akan terjadi. Hal ini yang membuat Mare sinis. Kaum Merah
dan Kaum Perak memang berbeda. Selain status sosial yang membedakan mereka,
warna darah dan kekuataan super yang dimiliki Kaum Perak. Tetapi, apakah Kaum Merah berhak untuk selalu ditindas? Itulah perasaan marah Mare. Sejak kecil Mare ingin ada perubahan dari Kaumnya. Setidaknya walau tidak seberuntung Kaum Perak, siapa yang mau menjadi budak?
Alur
cerita pada Red Queen sedikit banyak mengingatkan saya pada novel Cinder. Walau
sebenarnya sama sekali tidak mirip 100%. Hanya saja pertemuan Mare dengan
Cal—putra mahkota Perak, membuat saya langsung mengingat pertemuan Cinder dan
Pangeran Kai. Yah, selebihnya sih hampir tidak mirip. Banyak sekali hal-hal
yang berbeda, tentunya.
Saya sangat menikmati membaca Red
Queen. Walau fokus cerita bukan ke hal-hal yang romantis, tentu saja mereka kaum budak tentunya yang ada di pikiran mereka merdeka dulu! Saya selalu berharap
ada kemajuan berarti antara Cal dan Mare. Minimal, ada getar-getar cinta walau sedikit. Dan semakin kandas harapan saya ketika penulis lebih memilih
menjodohkan Mare dengan Pangeran Maven—adik Cal. Perkembangan cerita yang
ditulis menurutku sangat sinting. Bagaimana bisa Mare, Kaum Merah, mempunyai
kekuatan super yang seharusnya dimiliki oleh Kaum Perak? Mengapa Mare bisa
kebal ketika terkena aliran listrik? Hal ini lah yang menjadikan situasi Mare
pelik. Raja Perak yang tidak ingin dunia tahu Kaum Merah mempunyai kekuatan
menjadikan Mare sebagai putri dari Bangsawan Perak yang hilang. Walau ceritanya
super sinetron berat, alurnya semakin memanas ketika diketahui bahwa ada alasan
lain mengapa Mare dijadikan tunangan sang Pangeran Perak. Mare sebagai peredam
pemberontakan Kaum Merah yang sudah terjadi. Kaum Perak sudah merasakan getaran pemberontakan dari Kaum Merah yang semakin dekat ke ibukota.
Plotnya sendiri sudah
hampir tertebak ketika pemberontakan Kaum Merah dimunculkan. Inilah saatnya
setelah sekian lama tertindas Kaum Merah bangkit. Kaum Merah memilih berjuang
daripada tertindas selama ratusan tahun. Saya mulai menduga-duga apakah nanti Kaum
Merah yang mempunyai kekuatan seperti Mare akan bertambah seiring waktu. Dan, membuat saya
bertanya-tanya kapan mereka akan muncul? Pikiran tersebut langsung terlupakan
ketika di akhir buku saya dikagetkan dengan twist
yang diberikan penulis. Yang ada di pikiran saya hanyalah kok bisa-bisanya penulis punya ide seperti itu? Rasanya saya seperti dijatuhkan dari awan, perasaan tertinggal hanyalah sesak di dada. Ok, agak lebay. Dan, sialnya lagi super membuat saya penasaran dengan
buku ke-2 seri Red Queen.
Sudah lama rasanya bisa
membaca novel fantasi sekeren Red Queen ini. Semoga saja saya masih bisa
berjodoh untuk bisa menamatkan seri Red Queen ini. Petualangan Mare masih baru dimulai. Saya sangat menantikan kejutan apa lagi yang nantinya akan diberikan oleh penulis. Dan, bagi yang belum membaca novel ini, tunggu apa lagi? Segera sempatkan waktumu untuk membacanya. Selamat membaca.
Red Queen series :
1.
Red Queen (Red Queen #1)
2. Glass Sword (Red Queen #2)
3. King's Cage (Red Queen #3)
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)