Judul : Kata dalam Kotak Kaca
Pengarang : Pia Devina
Tahun Terbit : Cetakan I, Agustus 2015
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 184 hal
Kategori : Romance, Young Adult,
Harga : Rp. 45.000,-
ISBN : 978-602-03-1868-4
Rating : 3/5
Bisa dibaca secara gratis melalui aplikasi
@iJakarta
Renjana
Adinia merasa sudah mengambil keputusan sangat tepat: bekerja di Thailand demi
menjaga jarak dengan Pandu, sahabat sekaligus laki-laki yang dicintainya dalam
diam.
Namun takdir berkata lain, ayahnya yang sakit
mengharuskannya pulang ke Jakarta. Hati Jana bergejolak. Kepulangan itu
membuatnya harus menyaksikan pernikahan Pandu dan Tiara yang akan berlangsung
tidak lama lagi.
Di antara dilema dalam hatinya, mantan
kekasihnya, Angga, muncul kembali dalam hidup Jana, mengulurkan tangan saat dia
patah hati. Akankah hati Jana bisa mencintai Angga lagi? Atau justru semakin
terbelenggu karena Pandu yang sudah memilih Tiara?
********
Inti
dari novel ini jatuh cinta pada sahabat sendiri. Membaca novel ini entah
mengapa mengingatkan saya pada teman laki-laki saya yang dikenal sejak SMP.
Walau minus momen jatuh cintanya. Melihat kedekatan Jana dan Pandu mungkin yang
mengingatkan saya. Kami memang tidak terlalu dekat, tapi setiap ketemu kami
selalu bertukar cerita yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
Saya
sangat menikmati membaca novel ini. Walau ceritanya berputar pada kegalauan
perasaan Jana pada Pandu. Saya setuju dengan keputusan Jana untuk menjauh dari
Pandu. Jana berharap dengan kepergiannya, perasaan pada Pandu juga ikut pergi.
Nyatanya tidak. Jana samasekali belum bisa melupakan Pandu.
Kepulangan
Jana pun menambah deretan kegalauannya semakin menjadi-jadi. Selain karena
terpaksa pulang ketika ayahnya jatuh sakit, Jana mencoba meminimalisir
pertemuannya dengan Pandu sebelum Pandu sah menjadi milik orang lain. Yup,
Pandu sudah ada yang punya. Sebentar lagi akan menikah lagi. Dari awal sampai
akhir penulis begitu baik dalam menggambarkan betapa Jana mengekang perasaannya
pada Pandu. Saya pribadi turut prihatin dengan Jana. Dan, saya sama sekali
tidak simpatik pada tokoh Pandu. Entahlah, sampai menjelang akhir pun saya
tidak bisa menyukai tokoh Pandu. Dari awal saya dibuat kebingungan dengan Pandu
ini. Perasaan Pandu tidak pernah terlihat seandainya dia memang peduli—dalam
artian cinta sama Jana. Blank. Ditambah
akhir yang memang sudah tertebak dari awal, penulis terlalu terburu-buru.
Seakan-akan jatah halamannya keburu habis hingga penulis kebingunggan untuk
mendapatkan akhir yang lebih baik.
Secara
keseluruhan saya sangat menyukai novel ini. Saya pun penasaran ingin membaca
novel-novel lain karya penulis. Semoga saja lain waktu bisa berjodoh kembali.
Jangan lupa untuk menyempatkan waktu membaca novel ini. Recommended. Selamat Membaca.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)