Judul : Menaklukkan Sang Dokter
Judul Asli : When Beauty Tamed The Beast (Happily Ever After
#3)
Pengarang : Eliosa James
Penerjemah : Nila Suri
Penerbit : Dastan
Tebal : 452 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, Juni 2012
Kategori : Fiksi, Dewasa, Historical Romance
Status Buku : Punya (Beli Kolpri)
ISBN : 978-602-926706-8
Nilai : 4/5
Sejauh ini saya baru sedikit membaca novel terbitan Dastan, termasuk
genre Historical Romance. Dan baru
dua buku Eliosa James yang saya baca.
Namun, saya sejak membaca tulisan EJ saya dibuat jatuh cinta. Dan bisa
dipastikan EJ adalah penulisa favorit saya.
-------------------------------------------------
Linnet, terpaksa menanggung malu karena skandal yang tidak diperbuatnya
membuat geger London. Hanya karena pilihan gaun yang salah menyebabkan Linnet
terlihat seperti seorang gadis yang sedang mengandung. Kedekatannya dengan
Prince Augustus menjelaskan semuanya bentuk badan Linnet yang membesar. Padahal
Linnet hanya terlalu banyak makan yang menyebabkan sedikit lemak yang menonjol
ditubuhnya.
Penolakan Prince Augustus terhadap dirinya menambah deretan hal
memalukan pada dirinya. Linnet sudah merasa gagal sebagai debutan yang mencari
seorang suaminya. Sang Ayah yang merasa terpuruk dengan reputasi Linnet yang
hancur mulai merencanakan penyelamatan demi dirinya. Dengan menjodohkan Linnet
dengan seorang Buruk Rupa keturunan seorang Duke. Sang Duke yang terobsesi
dengan darah ningrat menyetujui rencana Ayah Linnet dengan harapan akan
mempunyai cucu berdarah ningrat.
-------------------------------------------------
Sejak pertama membaca buku ini saya langsung tertarik dengan tokoh
Linnet yang blak-blakan. Linnet yang sungguh sial disangka hamil hanya karena
model gaunnya yang memperlihatkan pinggang dan perutnya terlalu menonjol
menyebabkan orang-orang menganggapnya hamil. Saya sangat mengerti perasaan
Linnet. Ukuran tubuh saya yang bisa dikatakan besar tidak proposional sering
disalahartikan sebagai ibu-ibu muda yang sudah melahirkan. Malangnya nasipku
#curcol >,<
Kesamaan nasip inilah yang membuat saya begitu menikmati membaca buku
ini. Namun, setelah tokoh Piers muncul semuanya tergantikan bahwa hubungan
sinis keduanya memang yang paling seru. Saya selalu menikmati dialog-dialog
sarkasme tiap tokoh. Saling membalas ejekan sikap sinis masing-masing tokoh.
Linnet tidak ragu-ragu menyindir Piers yang dengan sinis member tahu
kepincangan kakinya. Piers yang merasa dirinya jenius dibuat keki dengan
kecerdasan Linnet. Linnet tidak pernah tidak bisa membalas sindiran Piers. Hal
itu jugalah yang membuat mereka semakin dekat.
Yang aneh menurut saya adalah keinginan Piers tiap pagi untuk mengajak
Linnet berenang. Agak sedikit kurang masuk akal bahwa hanya karena sedikit
ketertarikan Linnet dalam berenang tidak menjadikan Piers setiap hari menjemput
Linnet. Seakan-akan ini adalah pola yang digunakan EL, sama seperti di buku
Duchess is Mine, aktivitas rutin Jim dan Harry adalah berkuda dan bermain
anggar. Aktivitas berenang Piers dan Linnet memang bertujuan untuk memperat kedekatan mereka. Jelas saja
lah zama dulu pan belum ada swimsuit tubuh basah Linnet pasti sangat
menggoda Piers.
Keteguhan Piers di akhir buku ini sangat menyentuh, dengan setia Piers
tidak meninggalkan Linnet. Aksi yang sungguh heroic menurutku, dengan
kepincangan Piers dan jiwa dokternya. Mau tidak mau saya sedikit tersentuh
dengan sikap Piers ini. Dan yang paling akhir sekali dari buku ini adalah
kenapa Ayah dan Bibi Linnet samasekali tidak diceritakan. Saya sungguh
penasaran dengan mereka berdua. Tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka berdua
sampai saya menutup buku ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)