Kamis, 08 September 2016

[Review] Fangirl

0




Judul : Fangirl
Pengarang : Rainbow Rowell
Penerjemah : Wisnu Wardhana
Tahun Terbit : Cetakan I, November 2014
Penerbit : Penerbit Spring
Jumlah Halaman : 456 hal
Kategori : Remaja, Romance, Young Adult,
Harga : Rp. 74.000,-
ISBN : 978-602-71505-0-8
Rating : 4/5
Bisa dibeli di Bukupedia



            Cath dan Wren—saudari kembarnya—adalah penggemar Simon Snow. Oke, seluruh dunia adalah penggemar Simon Snow, novel berseri tentang dunia penyihir itu. Namun, Cath bukan sekadar fan. Simon Snow adalah hidupnya!
Cath bahkan menulis fanfiksi tentang Simon Snow menggunakan nama pena Magicath di Internet, dan ia terkenal! Semua orang menanti-nantikan fanfiksi Cath.
Semuanya terasa indah bagi Cath, sampai ia menginjakkan kaki ke universitas. Tiba-tiba saja, Wren tidak mau tahu lagi tentang Simonn Snow, bahkan tak ingin menjadi teman sekamarnya!
Dicampakkan Wren, dunia Cath jadi jungkir balik. Sendirian, ia harus menghadapi teman sekamar eksentrik yang selalu membawa pacarnya ke kamar, teman sekelas yang mengusik hatinya, juga profesor Penulisan FIksi yang menganggap fanfiksi adalah tanda akhir zaman.
Seolah dunianya belum terguncang, Cath masih harus mengkhawatirkan kondisi psikis ayahnya yang labil.
Sekarang pertanyaan buat Cath adalah: mampukah ia menghadapi semua ini?

*************

Fangirl adalah novel pertama Rainbow Rowell yang saya baca. Begitu mengenal dunia Fangirl saya langsung memutuskan kalau saya pun jatuh cinta dengan tulisan Rainbow Rowell. Dan, semakin gencar keinginan saya untuk membaca karya lainnya.
Bagi saya, penulis selalu memunculkan tokoh yang unik. Saya tidak habis pikir bisa-bisanya ada tokoh seperti Cather Avery—Cath. Cath adalah gadis berusia 18 tahun. Saat ini Cath menjalani aktivitas sehari-harinya sebagai mahasiswa dan disela waktu luangnya Cath menulis fanfiksi mengenai Simon Snow. Terlihat biasa dan kemungkinan akan menjadi novel yang begitu membosankan seandainya hanya berputar seperti itu saja.
Lain halnya ketika Cath adalah gadis aneh yang bahkan lebih memilih untuk kelaparan daripada harus menanyakan letak kantin asramanya. See? Bagaimana tidak aneh? Saya pribadi pun sama seperti Cath yang susah beradaptasi dengan lingkungan baru. Tapi saya lebih memilih malu daripada bertindak ekstrim dan ujungnya kelaparan. Walau penyakit maag saya tidak kronis, ketika saya mengubah jadwal makan seenaknya, yang ada sepanjang hari saya akan dilanda sakit perut.
Kekuatan dalam novel ini mungkin dari tingkah aneh Cath. Saya pun walau merasa sebal dengan Cath yang serba ekstrim dalam hal apa pun, tanpa saya sadari saya mulai menyukai Cath. Sepertinya mudah bagi penulis untuk tidak memaksa pembaca menyukai tokoh Cath ini. Hari-hari yang dijalani Cath sesungguhnya sangat membosankan. Cath tidak punya teman selain teman sekamarnya, Cath tidak pernah nongkrong¸Cath hampir seharian selalu berada di kamar atau perpustakaan. Nah, apa juga yang menariknya dari hidup Cath ini?
Entahlah, semakin mengenal Cath saya semakin simpatik padanya. Saya pun semakin tahu sedikit banyak mengapa Cath menjadi pribadi aneh seperti itu. Kemungkinan yang membuat Cath seperti itu adalah masalah keluarganya. Cath dibesarkan oleh keluarga yang tidak utuh. Diusia 8 tahun ibunya meninggalkan dirinya. Cath dan Wren hanya hidup bersama ayahnya yang memiliki emosi labil. Nah, bisa apa 2 anak kecil ketika menghadapi orang dewasa yang bahkan tidak bisa mengurusi dirinya sendiri?
Banyak sekali menurutku pertanyaan-pertanyaan tentang Cath yang belum dijabarkan oleh penulis. Hanya sekadar tersirat dan pembaca diharuskan menyimpulkan sendiri. Saya sih sangat tidak menyukai model cerita seperti ini. Karena bagaimana pun saya butuh ketegasan. Saya tidak suka di-php. xD
Overall, saya sangat menyukai kisah Cath. Bagaimana Cath berdamai dengan seluruh kisah fanfiksinya, bagaimana Cath bertemu dengan seseorang yang benar-benar mencintainya, tanpa pamrih karena melihat kemampuan Cath dalam menulis fiksi. Walaupun sempat dikecewakan Cath yang aneh dan kuat berani untuk bangkit lagi. Buku yang bagus untuk dinikmati. Kisah remaja yang manis antara Cath dan pendengar cerita, Levi. :)

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com