Rabu, 31 Agustus 2016

[Review] Scarlet

1



Judul : Scarlet (The Lunar Chronicles #2)
Pengarang : Marissa Meyer
Penerjemah : Dewi Sunarni
Tahun Terbit : Cetakan I, Februari 2016
Penerbit : Penerbit Spring
Jumlah Halaman : 444 hal
Kategori : Remaja, Romance, Young Adult, Fantasi, Sci-Fic
Harga : Rp. 81.500,-
ISBN : 978-602-71505-6-0
Rating : 5/5
           

            Nenek Scarlet Benoit menghilang. Bahkan kepolisian berhenti mencari sang nenek dan menganggap Michelle Benoit melarikan diri atau bunuh diri. Marah dengan perlakuan kepolisian, Scarlet membulatkan tekad untuk mencari neneknya bersama dengan seorang pemuda petarung jalanan bernama Wolf, yang kelihatannya menyimpan informasi tentang menghilangnya sang nenek. Apakah benar Wolf bisa dipercaya? Rahasia apa yang disimpan neneknya sampai sang nenek harus menghilang? Di belahan bumi yang lain, status Cinder berubah dari mekanik ternama menjadi buronan yang paling diinginkan diseluruh penjuru Persemakmuran Timur. Dapatkah Cinder sekali lagi menyelamatkan Pangeran Kai dan bumi dari Levana?

*************

            Ketika tahu bahwa setiap seri The Lunar Chronicles mempunyai tokoh berbeda dalam setiap bukunya saya agak kecewa. Bagaimana pun saya sudah kadung mencintai Cinder. Saya masih ingin bertemu lagi dengan Cinder. Dan, kekecewaan saya pun pupus ketika membaca buku ke-2 seri The Lunar Chronicles yang berjudul Scarlet ini.
Buku kedua ini memang kedatangan tokoh baru yang bernama Scarlet. Tokoh Scarlet sendiri mengambil dari dongeng si Kerudung Merah yang sudah sangat popular. Si Kerudung Merah yang pergi mencari neneknya di hutan dan bertemu Serigala dalam perjalanannya. Dan, memang seperti itulah kisah Scarlet dalam seri The Lunar Chronicles ini.
Nenek Scarlet sudah hilang selama berminggu-minggu. Scarlet sendiri menduga bahwa neneknya diculik, namun polisi tidak ada yang percaya. Orang-orang terdekat Scarlet pun tidak ada yang percaya, mereka malah lebih memilih percaya bahwa nenek Scarlet itu gila dan sudah sewajarnya menghilang. Scarlet sungguh merasa ironis ketika yang mempercayai bahwa neneknya diculik adalah orang asing yang baru sehari Scarlet kenal. Karena Scarlet tidak memiliki petunjuk apa pun, dia menyetujui saran Wolf untuk menemani dirinya. Dimulailah petualangan Scarlet.
Selain bercerita tentang nenek Scarlet yang hilang, saya sangat menyetujui keputusan penulis yang tidak mengesampingkan sang tokoh utama, Cinder. Penulis tidak kehilangan jati diri walau ada penambahan tokoh, Cinder tetap menjadi tokoh utama seri The Lunar Chronicles. Saya sangat suka sekali pembagian porsi antara cerita pencarian Scarlet dan pelarian Cinder. Masing-masing ditulis dengan baik tanpa ada kekurangan apa pun. Dan ketika pada saatnya mereka berdua bertemu, boom, cerita menjadi semakin seru. Rombongan pelarian yang bertambah pun semakin ramai.
Saya tahu bahwa akan susah sekali mengalahkan Ratu Levana ketika Cinder sendirian. Diperlukan beberapa rombongan yang mendukung Cinder demi menggulingkan sang Ratu. Yah, bisa apa Cinder walau dirinya ternyata adalah Sang Putri Bulan yang hilang. Cinder masih terlalu lemah. Dan masih terlalu kebingungan dengan identitas barunya.
Bagi saya sendiri buku ke-2 ini semua tokoh masih dalam tahap penerimaan indentitas baru. Cinder dengan identitas barunya sebagai Putri Selene yang hilang dan Kai sebagai Kaisar baru menggantikan ayahnya.
Ah, ngomong-ngomong tentang Kai. Saya masih lebih menyukai Kai daripada Wolf. Walau banyak yang menyukai Wolf karena kedekatannya dengan Scarlet. Saya lebih memilih kisah canggung dan manis antara Cinder dan Kai. Walau tentunya minim sekali hal-hal romantis antara Cinder dan Kai ini. Saya menginginkan lebih. Semoga saja buku ke-3 dan ke-4 nanti tidak mengecewakan. 
Terjemahan Spring masih bagus seperti buku terdahulunya. Malah yang ke-2 ini lebih enakan menurutku. Saya paham dengan keputusan penerbit yang memakai penerjemah berbeda dengan adanya deadline. Sayangnya hal itu juga menjadi kelemahan karena feel tiap buku berbeda karena memakai banyak penerjemah. Saya sih setujunya seandainya Spring memilih satu penerjemah saja untuk satu series buku. Feel yang didapat akan lebih terasa dan tidak ada peraasaan down karena tiap penerjemah mempunyai cara tersendiri dalam setiap penerjemahan mereka.
Pastinya menamatkan buke ke-2 ini membuat saya super penasaran dengan buku selanjutnya. Saya sendiri saat menulis review ini sudah mengoleksi hingga buku ke-3, tinggal menggenapi buku ke-4 yang belum saya miliki. Semoga dalam waktu dekat buku ke-4 bisa saya miliki. Aamiin.
Akhir kata, novel ini sangat bagus dan wajib dibaca. Nggak akan nyesel seandainya sudah memasuki dunia The Lunar Chronicles. Selamat membaca.
           



The Lunar Chronicles series :

  1. Glitches (The Lunar Chronicles, #0.5)
  2. The Little Android (The Lunar Chronicles, #0.6)
  3. Cinder (The Lunar Chronicles, #1)
  4. The Queen's Army (The Lunar Chronicles, #1.5)
  5. Scarlet (The Lunar Chronicles, #2)
  6. Cress (The Lunar Chronicles, #3)
  7. Carswell's Guide to Being Lucky (The Lunar Chronicles, #3.1)
  8. Fairest (The Lunar Chronicles, #3.5)
  9. Winter (The Lunar Chronicles, #4)
  10. Stars Above (The Lunar Chronicles, #4.5)

1 komentar:

  1. wah lagi ngepost reviewnya langsung panjang :D
    wah yuki lebih suka kai :D
    *spoiler*
    tenang aja versi romantis kai dan cinder ada kok di cress
    *spoiler*

    BalasHapus

Jangan segan buat ngasih komen ya :)

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com