Judul : Mamma Mia! Just Married
Pengarang : Indah Hanaco
Tahun Terbit : Cetakan I, 2013
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 128 hal
Kategori : Nonfiksi, Motivasi, True Story
Harga : Rp. 59. 000,-
ISBN : 978-602-03-0010-8
Rating : 3/5
Sejujurnya saya tidak pernah tertarik
untuk membaca buku nonfiksi. Apalagi tentang buku motivasi. Saat ini buku nonfiksi
bukan prioritas saya, hanya karena tantangan membacalah yang membuat saya dengan
terpaksa membacanya. khususnya buku yang satu ini berisi tentang kisah-kisah menyedihkan
setelah kehidupan pernikahan. Makin nggak sreg sebenernya. Saya pernah sempat membaca
satu kisah di buku karangan Asma Nadia (Saya lupa judulnya apa) sudah melempem duluan
karena nggak tega baca kelanjutan kisah-kisahnya. Saya memang paling nggak kuat
baca-baca cerita sedih, apalagi dari kisah nyata, makin membuat saya termehek-mehek.
Alasan salah satunya juga saya lebih memilih kisah fiksi yang happy end. Ngapain juga pas kita kepengin
seneng-seneng malah bersedih, kan?
Ok, karena sudah terlanjur dibaca sampai
tamat, nggak afdol kalau saya tidak memberikan sedikit ulasan tentang buku ini.
Sesuai judulnya buku ini berisi tentang pasangan-pasangan yang akan menjalani kehidupan
setelah pernikahan. Terdiri dari beberapa kisah dari orang berbeda dan masalah pernikahan
yang berbeda. Saya sih sempat kaget setelah membaca kisah pertama. Karena walaupun
kisahnya dari kejadian yang benar-benar nyata, penulis begitu apik menuturkan setiap
cerita yang jatuhnya malah seperti membaca cerpen. Dan saya merasa nyaman karena
seperti membaca cerpen, yang jatuhnya saya anggap semua kisah pernikahan di buku
ini adalah kisah fiksi. (Diem deh, saya tahu lagi delusional)
Ada 10 kisah pernikahan, dari yang terselesaikan
masalahnya dengan baik-baik dan juga tidak baik-baik. Mau bagaimana lagi, pilihan
yang bisa diambil adalah bertahan atau cerai. Terasa dan terlihat mudah. Namun nyatanya
sangat sulit. Sama sulitnya mungkin ketika seseorang mau memutuskan akan menikah
atau tidak dengan sang pujaan hati.
Ke-10 kisah yang dipaparkan masing-masing
mempunyai problema yang berbeda-beda. Tentunya agar tidak membosankan. Dan syukurlah
tidak ada problem pernikahan yang paling saya benci. Menjadikan buku ini memang
mulus ketika saya baca.
Yang akan saya soroti adalah tentang kisah
pernikahan yang menghadapi masalah ketika sang istri mengetahui hobi sang suami
adalah menonton video porno. Mereka adalah Ina dan Allan. Dan tidak tanggung-tanggung
video yang disukainya adalah seks dengan kekerasan. Awal pernikahan mereka
begitu bahagia dan merasa sebagai pasangan paling beruntung karena menghadapi
awal pernikahan dengan tidak adanya masalah berarti. Hingga insiden video porno
itu, marah dan jijiklah ketika Ina tahu
hobi Allan yang tidak normal ini. Padahal di awal-awal merasa mendapatkan kehidupan
bahagia sentausa dan tidak ada perbedaan sedikitpun yang memicu pertengkaran antar
suami-istri. Tidak tahu saja bahwa hidup itu berputar.
Saya sempat membaca suatu artikel yang
menyarankan pasangan suami istri untuk sesekali menonton video porno agar tidak
ada kejenuhan dalam kehidupan seks mereka. Saat itu yang ada di pikiran polos saya
adalah oh, mungkin karena sudah suami istri
boleh-boleh saja kali, ya. Dan Alhamdulillah dengan membaca kisah ini saya sadar
akan kebodohan saya. Jelas-jelas agama melarang untuk melihat hal-hal yang berbau
negatif, kenapa juga saya punya pikiran polos begitu? Dampak dari sering menonton
video porno itu sangat besar. Khususnya bagi kesehatan mental seseorang. Manusia
itu dianugerahi sifat meniru, tentunya itulah yang dilakukan Allan. Dia sudah terbiasa
menonton hal seperti itu dan ketika sudah mempunyai istri mau tidak mau dia penasaran
ingin mencoba hal yang dilihatnya. Tanpa memedulikan perasaan pasangannya, Allan
terus melakukan kekerasan pada istrinya. Ugh, memang jalan satu-satunya suami seperti
itu ditinggalin sih.
Buku ini
benar-benar memberikan pengetahuan banyak kepada saya tentang bagaimana
kehidupan suatu pernikahan itu. Memang bukannya tidak ada kehidupan pernikahan
yang tidak bahagia. Masih banyak pasangan-pasangan di dunia ini yang langgeng
dan saling setia. Kuncinya sebenarnya komunikasi. Kalau sudah miskomunikasi
terkadang membuat semuanya runyam. Saya sih setuju bahwa seharusnya memang
tidak ada rahasia antar suami istri, toh apa lagi yang mau disembunyikan? Kalau
tidak menaruh kepercayaan kepada pasangan, kepada siapa lagi?
Buku ini
sangat direkomendasikan untuk siapa pun yang ingin tahu dan belajar mengenai
kehidupan pernikahan. Khususnya bagi yang belum menikah, karena tentunya biar
ada sedikit persiapan dan tidak kaget. So, di manakah engkau pasangan sejatiku? Saya
masih setia menunggu! x)