Minggu, 31 Januari 2016

[Review] Mamma Mia! Just Married



Judul : Mamma Mia! Just Married
Pengarang : Indah Hanaco
Tahun Terbit : Cetakan I, 2013
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 128 hal
Kategori : Nonfiksi, Motivasi, True Story
Harga : Rp. 59. 000,-
ISBN : 978-602-03-0010-8
Rating : 3/5

            Sejujurnya saya tidak pernah tertarik untuk membaca buku nonfiksi. Apalagi tentang buku motivasi. Saat ini buku nonfiksi bukan prioritas saya, hanya karena tantangan membacalah yang membuat saya dengan terpaksa membacanya. khususnya buku yang satu ini berisi tentang kisah-kisah menyedihkan setelah kehidupan pernikahan. Makin nggak sreg sebenernya. Saya pernah sempat membaca satu kisah di buku karangan Asma Nadia (Saya lupa judulnya apa) sudah melempem duluan karena nggak tega baca kelanjutan kisah-kisahnya. Saya memang paling nggak kuat baca-baca cerita sedih, apalagi dari kisah nyata, makin membuat saya termehek-mehek. Alasan salah satunya juga saya lebih memilih kisah fiksi yang happy end. Ngapain juga pas kita kepengin seneng-seneng malah bersedih, kan?
Ok, karena sudah terlanjur dibaca sampai tamat, nggak afdol kalau saya tidak memberikan sedikit ulasan tentang buku ini. Sesuai judulnya buku ini berisi tentang pasangan-pasangan yang akan menjalani kehidupan setelah pernikahan. Terdiri dari beberapa kisah dari orang berbeda dan masalah pernikahan yang berbeda. Saya sih sempat kaget setelah membaca kisah pertama. Karena walaupun kisahnya dari kejadian yang benar-benar nyata, penulis begitu apik menuturkan setiap cerita yang jatuhnya malah seperti membaca cerpen. Dan saya merasa nyaman karena seperti membaca cerpen, yang jatuhnya saya anggap semua kisah pernikahan di buku ini adalah kisah fiksi. (Diem deh, saya tahu lagi delusional)
Ada 10 kisah pernikahan, dari yang terselesaikan masalahnya dengan baik-baik dan juga tidak baik-baik. Mau bagaimana lagi, pilihan yang bisa diambil adalah bertahan atau cerai. Terasa dan terlihat mudah. Namun nyatanya sangat sulit. Sama sulitnya mungkin ketika seseorang mau memutuskan akan menikah atau tidak dengan sang pujaan hati.
Ke-10 kisah yang dipaparkan masing-masing mempunyai problema yang berbeda-beda. Tentunya agar tidak membosankan. Dan syukurlah tidak ada problem pernikahan yang paling saya benci. Menjadikan buku ini memang mulus ketika saya baca.
Yang akan saya soroti adalah tentang kisah pernikahan yang menghadapi masalah ketika sang istri mengetahui hobi sang suami adalah menonton video porno. Mereka adalah Ina dan Allan. Dan tidak tanggung-tanggung video yang disukainya adalah seks dengan kekerasan. Awal pernikahan mereka begitu bahagia dan merasa sebagai pasangan paling beruntung karena menghadapi awal pernikahan dengan tidak adanya masalah berarti. Hingga insiden video porno itu,  marah dan jijiklah ketika Ina tahu hobi Allan yang tidak normal ini. Padahal di awal-awal merasa mendapatkan kehidupan bahagia sentausa dan tidak ada perbedaan sedikitpun yang memicu pertengkaran antar suami-istri. Tidak tahu saja bahwa hidup itu berputar.
Saya sempat membaca suatu artikel yang menyarankan pasangan suami istri untuk sesekali menonton video porno agar tidak ada kejenuhan dalam kehidupan seks mereka. Saat itu yang ada di pikiran polos saya adalah oh, mungkin karena sudah suami istri boleh-boleh saja kali, ya. Dan Alhamdulillah dengan membaca kisah ini saya sadar akan kebodohan saya. Jelas-jelas agama melarang untuk melihat hal-hal yang berbau negatif, kenapa juga saya punya pikiran polos begitu? Dampak dari sering menonton video porno itu sangat besar. Khususnya bagi kesehatan mental seseorang. Manusia itu dianugerahi sifat meniru, tentunya itulah yang dilakukan Allan. Dia sudah terbiasa menonton hal seperti itu dan ketika sudah mempunyai istri mau tidak mau dia penasaran ingin mencoba hal yang dilihatnya. Tanpa memedulikan perasaan pasangannya, Allan terus melakukan kekerasan pada istrinya. Ugh, memang jalan satu-satunya suami seperti itu ditinggalin sih.
            Buku ini benar-benar memberikan pengetahuan banyak kepada saya tentang bagaimana kehidupan suatu pernikahan itu. Memang bukannya tidak ada kehidupan pernikahan yang tidak bahagia. Masih banyak pasangan-pasangan di dunia ini yang langgeng dan saling setia. Kuncinya sebenarnya komunikasi. Kalau sudah miskomunikasi terkadang membuat semuanya runyam. Saya sih setuju bahwa seharusnya memang tidak ada rahasia antar suami istri, toh apa lagi yang mau disembunyikan? Kalau tidak menaruh kepercayaan kepada pasangan, kepada siapa lagi?
            Buku ini sangat direkomendasikan untuk siapa pun yang ingin tahu dan belajar mengenai kehidupan pernikahan. Khususnya bagi yang belum menikah, karena tentunya biar ada sedikit persiapan dan tidak kaget. So, di manakah engkau pasangan sejatiku? Saya masih setia menunggu! x)

2 komentar:

  1. wah cerita di buku ini banyak sedihnya ya? makasih udah sharing reviewnya :) penasaran juga sama buku ini :D
    amin :D semoga segera bertemu jodohnya ya :D

    BalasHapus

Jangan segan buat ngasih komen ya :)