Judul
: Naked in Death
Pengarang
: J.D. Robb
Penerjemah
: Sisilia Kinanti
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal
: 440 Halaman
Tahun
Terbit : Cetakan I, Maret 2008
Kategori
: Suspense-Thriller, Fiksi, Romance, Dewasa
Harga
: Rp. 50.000,-
ISBN
: 978-979-22-3604-0
Saya
tahu novel ini karena ada teman dari BBI yang suka sekali dengan novel ini.
Alhasil saya malah penasaran kepingin baca novel ini. Beruntungnya saya bisa
mendapat novel ini, itu artinya saya berjodoh dengan novel ini.
Letnan
Eve Dallas harus merelakan waktu Testing-nya ketika mendapat panggilan Kode
Lima—yang berarti mendapat kasus eksklusif, langsung Komandannya. Dengan
kondisi belum istirahat selama hampir 24 jam, Eve langsung mengunjungi TKP dan
menemukan kasus pembunuhan ‘Pendamping Berlisensi’ yang dibunuh secara sadis.
Korban pembunuhan yang kebetulan cucu dari Senator berpengaruh menjadikan kasus
yang ditangani Eve semakin rumit. Eve memulai penyelidikan dari orang-orang
yang terakhir dikunjungi sang korban. Nama Roarke muncul dalam penyelidikannya.
Dan tanpa dapat dicegah Eve tertarik kepada sang miliader misterius ini.
Demi
rasa keadilan yang tinggi Eve berusaha mengesampingkan perasaan pribadinya
dengan mencari pembunuhnya dengan sungguh. Eve semakin merasa mual ketika kasus
pembunuhan terjadi kembali secara berurutan. Satu hal yang menjadi persamaan
kasus-kasus pembunuhan itu korbannya sama-sama ‘Pendamping Berlisensi’.
Eve dalam benak saya x) Sumber |
Saya
hampir lupa kalau novel ini bersetting masa depan. Yang tentu saja banyaknya
teknologi canggih yang bertebaran pada novel ini. Karena Eve adalah seorang
polisi tanpa dapat dicegah sosok Kiera dalam TV series Kanada yang saya ikuti
langsung menjadi citra Eve Dallas dalam bayangannya saya. Walau tentu saja
mereka berdua berbeda dalam banyak hal. Hanya saja karena mereka berdua sama-sama polisi dan berasal dari masa depan mau tidak mau saya langsung kepikiran Kiera x)
Di
awal cerita saya pribadi merasa bosan tapi layaknya kebanyakan novel thriller
ketika sudah sampai bagian pembunuhan cerita bertambah seru. Satu hal yang
membuatku kaget adalah yang menjadi korban adalah pelacur atau dalam istilah
zaman masa depan Eve ‘Pendamping Berlisensi’. Selain kemajuan teknologi
kemajuan dalam bidang tersebut pun bertambah maju. Dengan adanya UU seks siapun
berhak punya impian untuk menjadi pelacur yang dijamin secara hukum. Miris
perasaan saya, iya memang sih masalah jual beli seks itu memang uda sejak zaman
dahulu dan selalu saja menjadi agenda wajib yang harus dipikirkan. Apalagi
salah satu korban adalah gadis berumur 18 tahun yang mengaminkan sejak masi
kecil bahwa cita-citanya menjadi pelacur. Sesuatu banget deh. Karena sama-sama
perempuan juga mau tidak mau perasaan pribadi Eve turut campur tangan. Perlahan
juga mulai terkuak masalalu Eve yang berhubungan dengan kasus yang sedang
diselidikinya. Saya selalu lupa bahwa orang barat punya pandangan tersendiri
tentang seks, selain penganut seks bebas, orang barat juga penganut paham One
Night Stand yah walau orang timur juga sudah mulai terciprat budaya barat sih.
Hal itu terjadi dengan Eve dan Roarke, sama-sama tertarik langsung ke ranjang.
Dan polanya berlanjut dengan sang lelaki merasa bahwa dia mulai jatuh cinta
bahkan sebelum berhubungan seks.
Yang
membuatku takjub adalah kehebatan penulis yng mengombang-ambing pembaca dalam
menebak siapa pelaku kejahatan yang dicari Eve. Berulang kali saya menebak dan
bukti-bukti mengarah pada ‘orang itu’ saya selalu ragu-ragu mengambil keputusan
dan mendapat kejutan lagi ketika novel ini mencapai detik-detik halaman
terakhir.
Awalnya
saya merasa ragu dengan cover buku ini, kenapa pula di masa depan masih ada
senjata jadul seperti itu? Makanya juga saya sempat lupa dengan seting masa
depan ini. Dan medapati kenyataan bahwa senjata pada cover mengacu pada kasus
pembunuhan yang ditangani oleh Eve.
Seperti
kebanyakan novel berseri pada umumnya walau kasus terselesaikan tapi cerita
masih menggantung. Yah semoga saja saya masih bisa berjodoh lagi dengan novel
ini mengingat baru seri 1 yang saya baca dari total buku yang sudah terbit
sampai nomor 30an.
Yang
suka novel suspense-thriller plus bumbu romance buku ini sangat cocok sebagai
penambah koleksi bacaan. Saya pribadi baru kali ini membaca novel misteri yang ada unsur romance-nya. Dan malah ketagihan x)
Saya
beri nilai 3 untuk Roarke sang Miliader xD
hhihi
BalasHapusaku sudah hampir baca sampai ke seri sepuluh lebih lah...
dan endingnya selalu 5-10 halaman terakhir. :v :v
tetapi yang paling manis menurutku tetap seri yang pertama :v
Aku terlambat mengoleksi buku2 JD Robb... Dari 19 buku yang diterjemahkan ke Indonesia sampai saat ini, 2 seri pertama aku nggak punya... yang Naked in Death ini dan Glory in Death...
BalasHapusAda yang mau jual bukunya padaku? Aku mau lho beli second asal kondisinya masih lumayan bagus demi koleksi hehehe...
Please, kalau ada yg mau jual, inbox aku di yeni.suryasusanti@gmail.com ya!