Judul : A Week Long Journey
Pengarang : Altami Nurmila Daniari
Tahun Terbit : Cetakan I, 2015
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 256 hal
Kategori : Young Adult, Romance, Travelling
Harga : Rp. 50.000,-
ISBN : 978-602-03-1299-6
"Baginya perjalanannya kali ini bukan hanya sekadar liburan. Perjalanan ini perjalanan hati."
Lina Budiawan harus merelakan impiannya
menjadi penulis karena kedua orangtuanya lebih menginginkan dirinya menjadi
peternak. Lina merasa hidup ini sungguh tidak adil. Lina tahu banyak orang yang
menginginkan posisi sebagai dirinya tapi yang Lina tahu passion-nya adalah menulis. Lina sama sekali tidak mau peduli
tentang perternakan. Dan liburan seminggu ke Hong Kong pun sengaja dirancang
ayah Lina untuk memperluas pengetahuan Lina tentang usaha keluarganya. Setelah
kelulusan, Lina mengikuti tour ke
Hong Kong yang diselenggarakan Jaya Raya, perusahaan pakan ternak terbesar di
Indonesia. Dan sudah jelas para anggota tour
adalah orang-orang yang bergelut di bidang peternakan. Lina diharapkan
untuk belajar pada pakarnya langsung.
Lina tidak mau mengikuti keinginan ayahnya. Lina merencanakan
liburan ke Hongkong ini benar-benar ajang bersenang-senang. Bukan belajar
tentang peternakan. Untungnya tidak semua anggota berumur yang ada mengikuti tour ke Hong Kong bersama dirinya. Ada
dua cewek sebaya dirinya Dewi dan Rita. Dan juga cowok berlesung pipit mirip
Daniel Mananta yang bernama, Chen Zhang. Tapi, entah kenapa dari awal
perkenalan mereka Dewi dan Rita bersikap memusuhi Lina. Tanpa Lina tahu alasan
di balik itu semua.
Oleh karena itu Lina lebih memilih Chen sebagai teman
perjalanan sebayanya. Dari sinilah hubungan keduanya semakin dekat. Dan selama
seminggu di Hong Kong, banyak sekali hal-hal baru yang mengubah semua asumsi
Lina tentang keluarganya.
**************
"Hidup dalam ekspektasi tinggi orang-orang sangat tidak nyaman, sangat penuh beban, terlebih bila kita tahu kita tidak sebaik yang orang-orang pikirkan tetapi kita tidak punya kekuasaan untuk mengindar. Rasanya cuma terjebak dalma kekuasaan yang mengharuskanku menjadi peternak karena aku anak Pak Hartono .... " (Lina Budiawan)
Young
Adult adalah lini baru yang dimiliki oleh Gramedia. Gaungnya pun sudah
terdengar dan lumayan mendapat tempat di hati pembaca. Saya sendiri pun lumayan
penasaran untuk mencicipi buku-buku YA GPU. Dan buku berkaver biru ini menjadi
awal pilihan bacaan YA-ku.
Sejak membaca awal bab ini saya
lumayan tertarik dengan kehidupan Lina. Akan seperti apa kehidupan kampus yang
dijalaninya dengan keadaan terpaksa. Tapi semua itu kandas ketika saya sadar
bahwa sesuai judul buku ini kisah yang dipaparkan tentang Lina adalah seminggu
perjalanannya ketika ada di Hong Kong. Saya sih mencium adanya buku travelling dan fyi, saya ini termasuk yang tidak suka buku travelling. Memang benar sih buku ini menceritakan secara detail
tentang semua hal yang dilakukan Lina ketika berada di Hong Kong. Segala
tempat-tempat yang harus dikunjungi ketika di Hong Kong dan sejarah singkat
tentang Hong Kong pun diselipkan penulis dengan mulus.
Saya lumayan suka cara penulis
menjabarkan wisata Lina ke Hong Kong. Tidak terlalu detail tapi jelas dan
menarik minat saya untuk tahu tempat-tempat terkenal yang ada di Hong Kong. Dan
di buku ini pun saya jadi tahu bahwa dulu pernah terjadi Tragedi Tionghoa di Indonesia. Di mana banyak warga Cina yang
dipulangkan ke negara asalnya oleh pemerintah Indonesia. Hal ini sempat membuat
saya bertanya-tanya mengapa pemerintah begitu kejam terhadap warga Tionghoa
dulu. Usut punya usut setelah gugling, ternyata perekonomian Indonesia dulu
terlalu dikuasai oleh warga Cina. Sehingga warga pribumi tidak bisa maju karena
warga Cina terlalu mendominasi. Dan terpaksa lah banyak warga Cina yang
dipulangkan. Hal ini juga terjadi pada keluarga Nenek Lina yang asli orang
Tionghoa.
Ketika membaca novel ini sampai
akhir apa yang membuat novel ini dikatakan genre YA. Dari awal digambarkan
bahwa Lina dengan tegas tidak mau meneruskan bisnis keluarga dan sempat merasa
sebagai anak yang durhaka kepada kepada orangtuanya perlahan tapi pasti tiap
lembar buku ini ada perubahan dalam diri Lina. Dengan mengenal orang-orang yang
mengikuti tour ke Hong Kong Lina
mulai dapat menelaah semua perasaannya tentang masa depan yang akan benar-benar
dia pilih. Dan sebenarnya jawaban untuk Lina itu sangat gampang. Tapi ya
namanya juga remaja labil jadi ada saja pikiran macem-macemnya. Sempat membuat
saya gemas juga sih dengan kegalauan Lina ini.
Bukan genre YA namanya kalau tidak
muncul masalah romance. Di sini juga
sempat disinggung hubungan Lina dan Chen Zhang. Chen yang menjadi teman
sekaligus pemandu perjalanan Lina selama di Hong Kong. Banyak sekali
momen-momen mereka berdua yang terasa nyata sekali. Kebersamaan di negeri orang
dengan sedikitnya populasi anak muda membuat keduanya semakin dekat. Apa lagi
jelas-jelas Chen sangat tertarik pada Lina sejak awal. Namun, sayangnya
hubungan mereka berdua ini masih kurang digalih, mengingat pertemuan mereka
yang memang cuman seminggu.
Padahal buku ini lumayan bisa saya
nikmati hingga akhir. Tapi tetap saja ada beberapa hal yang mengganjal di hati.
Masalah typo kali ini menjadi sorotan
saya. Memang sih banyak yang bilang meresensi suatu buku itu kira-kira jangan
melihat dari teknisnya tapi pada ceritanya. Tapi bagaimana mau memahami cerita
seandainya dalam penyampaiannya masih kurang mulus? Masih mending ada salah
tulis dalam satu atau dua kalimat. Tapi seandainya banyak dan ada beberapa kata
dalam sebuah kalimat yang hilang? Apa itu bukan mengganggu namanya? Sangat
disayangkan karena nama besar GPU. Novel ini terkesan dengan buru-buru terbit sehingga editor
kurang jeli dengan segalanya.
Saya
pun bertanya-tanya mengapa penulis menunggu Lina berumur 18 tahun hingga
keluarganya meminta Lina untuk mencarikan sebuah alamat penting yang ada di
Hong Kong? Keluarga Lina bisa dikatakan pengusaha kaya, mengapa mesti
repot-repot menunggu tour gratisan?
Apa keluarga Lina tidak sanggup membeli tiket perjalanan ke Hong Kong? Padahal
alamat itu sangat besar artinya bagi keluarga Lina.
Dan
lagi di buku ini saya menemukan fakta bahwa kedua orangtua Lina sudah
menunggu-nunggu kelahiran dirinya setelah 10 tahun pernikahan ayah dan ibu
Lina. Sedangkan seperti yang dijabarkan Lina, ibunya itu berumur 40 tahun. Pas.
Tidak kurang tidak lebih. Sangat tidak sinkron. Apa mungkin mereka berdua
menikah ketika ibu Lina berumur 10 tahun? Ugh, mustahil banget.
Overall, novel ini lumayan sebagai
bacaan ringan ketika senggang. Namun, bagi saya pencinta novel romance sepertinya novel ini bukan
kesukaan saya. Karena novel ini lebih mengusung tentang pencarian arti hidup
Lina. Bagaimana Lina berdamai dengan segala kegalauannya. Tidak
direkomendasikan untuk yang menginginkan novel romance, tapi sangat direkomandasikan jika memang tertarik untuk
membaca buku lini baru Gramedia, young
adult. Selamat membaca! :)
eh? tragedi tionghoa karena iri?
BalasHapusbukannya karena tragedi G30spki ya? tionghoa disangka komunis dan beberapa menyelematkan diri dengan kembali ke negara asalnya