Judul : Good Fight (Ada yang salah dengan
cinta)
Pengarang : Christian Simamora
Editor : Gita Romadhona
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 356 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, 2012
Kategori : Dewasa, Romance,
Harga : Rp. 57.000,-
ISBN
: 978-979-780-545-6
Ratingku
: 4/5
“Sehari-harinya, mereka berdua sudah kayak Tom dan Jerry. Saling hina, saling ngejatuhin mental satu sama lain. And one day—one unpredictible day, that is—Tere dan Jet jujur soal kehidupan cinta masing-masing. Which is personal, bahkan Lisa yang jelas-jelas dilabeli ‘best friend’-nya Tere pun nggak tahu apa-apa tentnang Indra” (p.86)
Jethro Liem dan Teresia sama-sama
bekerja di kantor yang sama, yaitu di The Tiara Group. Tere sebagai fashion editor majalah Mascara dan Jet sebagai fotografer majalah
Manner dan Mascara. Karena mereka berdua bekerja di gedung yang sama dan hanya
beda lantai keduanya memang sering bertemu dan saling bekerja sama dalam
pekerjaan mereka berdua. Namun sayangnya semua itu menjadi bencana bagi Tere.
Karena Jet adalah si musuh bagi Tere. Entah sejak kapan hubungan keduanya
seperti anjing dan kucing. Setiap ketemu pasti bawaanya langsung saling ejek
dan bertengkar. Baik Tere maupun Jet sudah lupa apa tepatnya alasan yang
membuat mereka berdua saling cek-cok. Yang Jet tahu mengusili Tere menjadi hal
yang menyenangkan karena Tere cepat sekali tersulut emosinya.
Hingga suatu hari entah bagaimana
ceritanya Tere dan Jet saling curhat mengenai kehidupan percintaan mereka
berdua. Kehidupan percintaan mereka yang berada pada posisi dimana mereka
berdua disalahkan sebagai orang ketiga. Yap, Tere dan Jet menjalani peran
sebagai selingkuhan. Tere yang pacaran dengan lelaki yang mempunyai tunangan.
Dan Jet berpacaran dengan seorang wanita bersuami yang sedang koma. Kehidupan
percintaan mereka berdua memang super complicated.
Tere tidak mau menambah runyam semua itu ketika Tere sadar bahwa Jet tidak
seperti yang diduga sebelumnya. Masa sih
Jet orangnya begitu perhatian?
***************
Novel ini adalah buku pertama
yang saya baca dari tulisan Christian Simamora. Buku yang pertama kali saya
baca pada tahun 2012 dan dibaca ulang ketika awal 2016 ini. Saat itu saya belum
membuat review buku ini tentunya saya sedikit kesulitan ketika jarak yang
begitu jauh membuat saya agak-agak lupa dengan cerita buku ini. Dan perasaan
saya masih sama seperti pertama kali membaca buku penulis, bikin nagih!
Cover baru yang oh, so sexy! xD |
Awalnya, sama seperti kebanyakan
pembaca pertama novel Christian Simamora saya belum terbiasa dengan gaya bahasa
yang dipakai penulis. Ugh, ketika
narasi menggunakan kata tidak baku itu berasa baca novel tak layak aja! Habis mau
bagaimana lagi, saya sudah terbiasa dengan narasi yang menggunakan bahasa baku
dan penulis dengan seenaknya menggunakan bahasa bebas dan malah terlalu gahul. Sampai-sampai bahasa Inggris pun
dibikin bahasa slank-nya. Kalau belum terbiasa dengan bahasa Inggris pastinya
bakal agak kurang ngerti baca novel ini ditambah lagi bahasa Inggris yang
dialay-alayain macam puh leez. Namun,
entah lagi beruntung atau apa syukurnya saya ngerti dengan semua kata-kata aneh
yang diplesetin penulis.
“Ya, mau gimana juga, Re. Posisi orang ketiga kan emang selalu dianggep miring. Lo dan gue emang nggak ngarep dibela, cuman kalau makin dipojokkan pula sama orang-orang setelah semua rasa bersalah yang menumpuk di dada, ah, nggak sanggup aja gue ngadepinnya.” (Jethro Liem – p.101)
Seakan belum selesai dengan
pemakaian gaya bahasa seperti itu peran tokoh utama yang dipakai adalah
selingkuhan! Oh-my-God! Aseli, novel
ini bener-bener ngeselin banget kan? Masa ngambil tema selingkuhan sih. Bikin esmosi
jiwa aja kalau saya denger kata selingkuhan itu. Tapi dan tapi dari novel ini
pun saya belajar untuk lebih mengerti perasaan pihak yang menjadi selingkuhan. Ugh, satu hal yang mustahil banget di
kamusku.
Untungnya novel ini terselamatkan
karena Tere dan Jet sama-sama yang menjadi selingkuhan. Saya suka sekali dengan
usaha mereka berdua untuk move-on. Kebersamaan
mereka berdua perlahan tapi pasti saling mengisi kekosongan dan membuat mereka
berdua semakin sadar bahwa ngapain harus
jadi yang kedua seandainya bisa menjadi nomor satu.
“... ugh, falling in love sucks. Lo nggak pernah tahu orang yang lo cintai bakal tulus membalas perasaan lo atau malah memanipulasi keadaan dan perasaan lo.”(Teresia – p. 373)
Suka, walaupun novel ini banyak
drama tapi saya suka bagaimana interaksi Tere dan Jet yang awalnya ogah-ogahan
untuk bisa bersama, manisnya hubungan mereka berdua. Dan dramatisirnya ketika
masing-masing pacar mereka tahu hubungan antara Tere dan Jet.
Hanya saja ending-nya yang agak biasa aka terlalu mainstream banget rada bikin saya kecewa sih. Cuman, saya suka
sekali ada cerita tambahan setelah bagian yang mainstream itu!
Semoga saya bisa berjodoh untuk
bisa membaca tulisan Christian Simamora lagi karena ya memang masih penasaran
juga sih. Secara baru baca satu buku ini. Hehehe
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)