Judul : Sang Pemburu Vampir
Judul Asli : Halfway to The Grave (Night
Huntress #1)
Pengarang : Jeaniene Frost
Penerjemah : Endang Sulistyowati
Penerbit : Dastan Books
Tebal : 496 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, April 2011
Kategori : Fiksi, Dewasa, Paranormal
Romance
ISBN : 978-602-8723-78-7
Ratingku : 4/5
Bagi Catherine Crawfield, Cat,
vampir adalah makhluk yang harus segera dia bunuh. Sejak diberitahu oleh ibunya
bahwa dirinya adalah setengah vampire, Cat merasa hidupnya yang sejeak dulu
aneh semakin aneh. Cat selalu merasa berbeda, dia tidak pernah punya teman,
selalu dikucilkan. Cat selalu merasa alasannya adalah karena dia tidak pernah
punya ayah. Cat selalu berburu vampire, demi alasan dirinya maupun demi
menyenangkan ibunya. Tentu saja Cat penasaran siapa ayahnya, yang dengan kejam
membodohi ibunya dan sampai melahirkan dirinya.
Hingga Cat bertemu dengan seorang vampire tangguh yang sudah berumur
ratusan tahun bernama Bone. Bone yang seperti Cat berprofesi sebagai pemburu
vampire menculik Cat dengan alasan Cat adalah seorang mata-mata. Bone yang
merasa terpesona dengan Cat akibat darah campurannya meragukan kemampuan Cat
dalam berburu vampire. Bone merasa terkejut dengan kenyataan bahwa Cat adalah
seorang setengah vampire. Hubungan mereka berdua semakin aneh ketika Bone mulai
mengajari Cat untuk menjalani latihan sebagai pemburu vampire yang handal.
-----------------------------------------------------
Bisa dibilang saya sangat menyesal karena menunda-nunda membaca novel
ini. Novel yang pertama kali saya beli dan baru beberapa bulan kemudian dibaca.
Novel ini masih tidak jauh berbeda dengan novel yang belum lama say abaca,
yaitu tentang vampire. Namun, dari segi cerita saya lebih menyukai cerita Cat
dan Bone dibanding dengan Elena dan Raphael.
Sudut pandang yang digunakan novel ini adalah menggunakan sudut pandang
Cat. Dan saya sungguh menyukai semua pandangan Cat akan dunia. Saya suka
kekonyolan Cat, sarkasmenya, dan segala hal tentang Cat. Cat sama seperti
remaja pada umumnya yang sedang mengalami krisis identitas. Apalagi Cat adalah
setengah vampire, tentu saja hal ini semakin menegaskan keanehan yang terjadi
pada dirinya.
Entah kenapa saya kurang merasakan kemistri Cat dan Bone dibuku awal
ini. Tiba-tiba saja Bone mengakui dengan jelas bahwa dari awal pertemuan Bone
sudah tertarik dengan Cat. Disinilah saya merasakan keanehan. Karena tentu saja
sepanjang buku ini menceritakan tentang bagaimana Bone melatih Cat dalam
berburu vampire. Saya selalu merasa Bone itu seorang pria yang cerewet karena
memang kerjaan Bone adalah ribut dengan Cat. Sifat Cat yang sangat keras kepala
tidak pernah mau mendengarkan apapun yang disuruh oleh Bone. Hal ini memang
mendarah daging pada diri Cat, Bone adalah vampire, tentu saja Cat sama sekali
tidak pernah mau berhubungan dengan Bone. Dipikiran Cat hanyalah satu bahwa
semua vampire, baik itu vampire baik/vampire jahat, harus berakhir pada belati
perak Cat.
Bagian yang paling saya suka selain pertengkaran Bone dan Cat adalah
ketika Bone memberikan misi kepada Cat dengan bertemu seseorang bernama Crispin
di sebuah bar. Sama seperti Cat yang siaga ’45 demi berburu vampire, saya
dikejutkan bahwa yang harus ditemui Cat adalah Bone sendiri. Crispin adalah
nama Bone ketika menjadi masih menjadi manusia.
Buku pertama ini sukses membuat saya jatuh cinta dengan Cat dan Bone.
Sampai detik ini sudah buku ke-5 dan 4 buku spin-off
yang sudah saya baca. Review akan menyusul ketika mood menulis saya muncul
:3
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)