Judul
: Prisoner of Ur Heart
Pengarang
: Irin Sintriana
Penerbit
: Penerbit Eazy Book
Tebal
: 248 Halaman
Tahun
Terbit : Cetakan I, 2013
Kategori
: Romance, Fiksi, Remaja
Harga
: Rp. 30.000,-
ISBN
: 978-602-19746-8-1
Beberapa
kali mengikuti kuis yang diadakan oleh Penulis dan selalu berakhir dengan
kegagalan mau tidak mau membuat saya penasaran dengan karya Penulis. Akhirnya
saya bisa berjodoh untuk bisa mencicipi karya Penulis.
Keantusian
Elaine untuk bisa belajar di Negeri Kanguru yang sudah menjadi impiannya sejak
dulu harus berkurang karena ide konyol Orang tuanya. Syarat utama yang harus
Elaine jalani adalah Elaine harus selalu didampingi ‘Pelindung’ pilihan
Mamanya. Tanpa izin dari sang ‘Pelindung’ Elaine tidak bisa bergerak bebas di
Sydney. Elaine yang tidak suka diatur merasa bahwa Fabian sebagai
‘Pelindung’-nya selalu bersikap berlebihan dan hubungan mereka berdua selalu
berakhir dengan pertengkaran, walau sepihak dari Elaine saja. Masalahnya Fabian
sangat menikmati tugas sebagai ‘Pelindung’ Elaine. Dan karena sikap Fabian juga
lah yang membuat Elaine selalu
berdebar-debar ketika bersama Fabian.
Namun
tiba-tiba Fabian mulai bersikap dingin kepada Elaine tanpa bisa dicegahnya.
Padahal Elaine yakin hubungan mereka berdua baik-baik saja.
Dari
awal, saya mencoba untuk tidak berekspektasi tinggi dengan novel ini. Entahlah
apa yang membuat saya berpikiran seperti itu. Walaupun memang saya sangat
penasaran dengan karya Penulis hanya saja yah sifat jelek saya memang yang
selalu punya pikiran ‘Novel bukan dari penerbit besar biasanya isinya standar’
Walaupun memang tidak semua novel dari penerbit besar isinya diatas standar
juga. Hanya sebagai jaga-jaga saja sih biar saya tidak terlalu kecewa.
Dan
sialnya memang terjadi dari pikiran jelek saya ini. Sepanjang halaman novel
yang kubaca perasaan saya datar-datar saja. Dimulai dari pertemuan awal Elaine
dan Fabian, kehidupan Elaine dengan sahabat-sahabatnya di kampus, rasa yang
berbeda Elaine terhadap Fabin, pertengkaran Elaine dengan Fabian dan
sahabatnya. Bahkan sampai akhir pun yang harusnya saya punya pikiran ceritanya
manis saya malah tetap pada pikiran awal bahwa ceritanya datar.
Mungkin
hal ini terjadi karean tidak banyak konflik yan dimunculkan oleh Penulis.
Keadaan Fabian yang harusnya menjadi kekuatan novel ini pun terasa hambar dan
dipaksakan mengingat Penulis baru memunculkannya ketika menjelang halaman novel
yang semakin habis. Dari awal juga saya merasa dialog antara tokoh pun terasa
aneh dan kaku. Saya ini penggemar dialog jelas saja saya sangat memperhatikan
dialog-dialog antar tokohnya. Saya merasa Penulis terlalu tanggung untuk
memutuskan bahasa apa yang akan dipakai tiap tokohnya. Kadang yang kutangkap
bahasa formal kadang bahasa informal.
‘Aku
dan Bianca nggak sedang menjalin hubungan apapun …. [Fabian – Halaman 196]’
Nah
aneh tidak sih dialog Fabian itu? Rasanya kurang pas dengan kata ‘nggak
sedang’. Katanya nih biasanya yang mengurusi hal-hal itu editor kan ya. Tidak
hanya satu kalimat sih masih banyak kalimat-kalimat lainnya yang membuat saya
menyimpulkan bahwa dialog tokohnya aneh dan kaku.
Karena
Penulis juga sudah menerbitkan beberapa buku sempat membuat saya bertanya-tanya
apa karya Penulis sebelumnya juga modelnya sama seperti ini? Saya pencinta
dialog kan jadi kurang menikmati dan sepanjang baca selalu saja sok tahu
memperbaiki tiap kalimatnya. Saya tidak pernah suka ketika membaca novel dengan
sok tahunya saya mengubah kalimat demi kalimat yang ada pada buku. Mulai tidak
menikmati novel yang saya baca.
Untuk
akhir yang diberikan Penulis juga saya merasa Penulis ragu-ragu memutuskan
apakah novel ini akan berakhir bahagia atau sedih. Sad/Happy ending ketika
Penulis bisa meramunya dengan baik pembaca akan merasa terpuaskan. Sama ketika
saya membaca novel Ilana Tan yang ‘Autmn in Paris’ walaupun sesedih apapun
ceritanya membuat saya berpikiran bahwa Penulis memberikan ending yang terbaik
untuk para tokohnya. Nah untuk Fabian dan Elaine ini kenapa juga harus seperti
itu? Seperti memaksakan Happy ending tapi jatuhnya cliffhanger, ok, alas an
pribadi juga saya benci cerita yang akhirnya ngegantung! -_-
Covernya
manis, apalagi dengan sarung tangan pink, cuman saya gagal paham dengan adanya
noda di samping sarung tangan itu. Maksudnya darah bukan ya? Karena latar
warnanya orange jatuhnya malah numpuk warna dan kontras banget. Dan omong-omong
gagal paham, maksudnya judul dengan isi cerita apaan yak? Jelas-jelas judulnya ‘Penjara
Hatimu’, romantis kan? Apalagi tagline-nya yang ‘Please, penjarakan aku dalam
hatimu’ Awww, awww, kok saya jadi mikirnya lebay ya? Dan keju banget +_+
Faktor
ketipisan juga sih yang membuat saya bisa menamatkan buku ini. Dan karena buku
ini hasil pinjaman yang sudah berbulan-bulan cuman bisa nongkrong dan bersegel
di meja alhasil membuat saya kepikiran untuk segera membaca dan
mengembalikannya.
Biasanya
nih yang suka baca novel macam gini remaja-remaja labil yang demen banget
cerita romance ringan. Tapi bagi penyuka romance tidak ada salahnya membaca
novel ini ketika kepingin baca bacaan yang super ringan dan sekali habis
dibaca.
Untuk
Elaine yang berarti ‘Cahaya’ saya beri nilai 1 :)
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)