Judul : Love 90 Days
Penulis : Sandra Bianca
Tahun Terbit : 2019
Bisa dibaca secara gratis di Storial.co
"Gue nggak mau mati!"
Siapa pun akan berteriak seperti Ara jika baru
saja mendapat ramalan bahwa dirinya akan mati saat ulang tahunnya yang ke-17.
Wah, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, bukan?
Siapa pula yang ingin diramal. Tiba-tiba ada
yang memanggil dan tanpa diminta meramal nasib kita? Ugh, lelucon macam apa,
coba?
Ara berusaha melupakan ramalan sialan itu,
berusaha tapi gagal, apalagi ditambah malamnya Ara mimpi buruk. Ara nggak bisa
diam saja. Dengan bantuan kedua sahabatnya maka dimulailah misi perburuan cinta
Ara. Semua demi satu, ramalan kematiannya harus ditangkal sesegera mungkin.
Namun, takdir seakan tidak pernah berhenti membuat lelucon dalam hidup Ara.
Iago, pangeran SMA Nusantara, tiba-tiba meminta dirinya menjadi pacar
sementaranya. Seakan Ara punya waktu untuk meladeni kesintingan Iago.
Tik-tok-tik-tok … waktu Ara di dunia ini pun semakin berkurang setiap harinya.
“Sumpah, ramalan mengenai hidupnya saja sudah
membuat hari-harinya kacau. Belum lagi dia harus mencari cowok yang dimaksud
agar bisa terus hidup. Sekarang, cowok yang sama sekali tidak diprediksi
mendadak hadir dalam hidupnya, muncul begitu saja dan meminta tolong padanya.”
(Arabella – Bab 6)
Sejak awal baca cerita Ara, saya sudah suka
gaya tulisan penulis. Nyaman banget bacanya. Kalimat yang dibuat tertata rapi,
enak dibaca, tanpa banyak typo. Biasanya penulis model seperti ini jam terbangnya
sudah panjang. Nggak susah menikmati membaca tiap bab cerita Arabella. Mengalir
tanpa hambatan.
Ide cerita yang dipakai penulis memang agak
pasaran. Tentang ramalan yang ujungnya bakal kematian kalau ramalannya tidak
dipercaya. Tapi, tetap saja berapa kali pun tema ini diangkat sejujurnya saya
nggak pernah bosan. Iya saya suka dunia ramal-meramal. Walau agama saya
sendiri tidak memperbolehkan percaya pada ramalan tapi tetap saja, daya
tarik ramalan itu terlalu menggoda.
Dari awal sampai akhir saya lumayan menikmati
sepak terjang Ara demi menangkal ramalan kematiannya. Kemunculan Iago pun
menambah 'keseruan' hidup Ara. Padahal tanpa diganggu Iago, hidup Ara sudah
kacau. Yah, lagi-lagi karena takdir mau tidak mau Ara harus terlibat dengan
hidup Iago. Hubungan mereka berdua ini yang kadang bikin saya senyum-senyum
sendiri.
Tapi, bukan berarti tidak ada kekurangan dalam
cerita ini. Ada yang mengganjal di hati ini. Saya di awal terlanjur antusias
kepengin tahu bagaimana cara Ara menghadapi ramalannya itu. Perburuan cinta Ara
terlalu biasa dan terkesan tempelan. Saya sih kepenginnya usaha Ara agak
dramatis. Mengingat ini ada kaitannya dengan hidup dan matinya Ara. Kok ya Ara
terkesan tidak niat begitu. Seakan Ara tidak percaya ramalannya dari awal. Ara
kurang niat. Apalagi fokus cerita malah bergeser pada masalah Iago. Semakin terlupakan
masalah ramalan Ara.
Dan, pemberian nama Iago. Please, maafkan saya
yang tidak bisa menyukai nama pemberian penulis. Nama Iago terlalu aneh untuk
dibaca. Yang sejujurnya saya pribadi tidak tahu bagaimana ejaan cara baca yang
benarnya. Selama membaca ya cara bacaku biasa saja I-A-G-O. Sumpah, ini nama
tokoh cerita yang paling aneh yang pernah saya temui. :')
Untuk akhir cerita Ara mudah tertebak sebenarnya.
Tapi, saya suka sekali kejutan manis yang diberikan penulis. Tentang alasan di
balik ramalan Ara yang menghebohkan itu.
Overall, karena saya menikmati cara penulis
bercerita, saya kepengin baca cerita penulis lainnya. Yang lebih matang dan
rapi plot ceritanya. Semangat buat Kakak penulis! Semoga beruntung!
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)