Judul : Madre kumpulan cerita
Pengarang : Dee/Dewi Lestari
Tahun Terbit : Cetakan I, Juni 2011
Penerbit : Bentang Pusataka
Jumlah Halaman : 160 hal
Kategori : Kumcer, Romance, Fiction
Harga : Rp. 47.000,-
Bisa dibeli di bukupediacom
Bisa dibeli di bukupediacom
Pernakah kau merasa hidupmu tiba-tiba berubah 180 derajat?
Tiba-tiba dikejutkan oleh hal-hal yang sama sekali tidak pernah kamu kenal sebelumnya?
Dan hal-hal tesebut mengancam segala kebebasan yang kamu miliki?
Memaksamu terjebak dalam rutinitas yang tidak pernah kamu ingin kamu jumpai?
Saat ini, detik ini juga aku berada dalam situasi yang entah bagaimana memaksaku untuk hadir di pemakaman seseorang yang sama sekali tidak aku kenal. Seumur hidupku. Seorang pria keturunan Cina yag bernama Tan Sin Gie mencantumkan namaku sebagai ahli warisnya. Dan apa pula ‘Madre’ yang dia wariskan yang membuatku terbang ke kota pengap bernama Jakarta.
***********************
Dengan
mantap dan tanpa ragu aku mengakui bahwa aku jatuh cinta sama Madre.
Walau sebelumnya aku sama sekali tidak tertarik—sama sekali, untuk
membaca buku-buku Dee lagi—setelah Perahu Kertas—tetapi baru setelah
membaca karya teranyar Dee aku mulai membuka mata dan sadar bahwa
ternyata aku tidak ada bedanya dengan jutaan fans Dee terpesona akan
pesona Dee. Ok walau tidak semua kumcer yang ada di buku Madre membuatku
jatuh cinta—kebanyakan puisi juga. Di dalam buku Madre ada sekitar 13
kumcer. Diantaranya adalah Madre, Rimba
Amniotik, Perempuan dan Rahasia, Ingatan tentang Kalian, Have You Ever?,
Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan, Wajah Telaga, Tanyaku Pada Bambu,
33, Guruji, Percakapan di Sebuah Jembatan, Menunggu Layang-layang,
Barangkali Cinta. Favoritku tentu saja Madre dan Menunggu
Layang-layang. Kali ini aku akan me-review dua cerpen yang aku sukai
saja karena aku merasa dua cerpen ini yang lebih bisa ku cerna di otakku
dan tidak se-absurb yang lainnya xD.
Madre,
dijadikan judul dalam buku kumpulan cerita ini. Aku juga tidak ada
bedanya seperti Tansen yang memang tidak tahu apa-apa tentang Madre. Apa
pula itu nama yang dipilih Tansen untuk tokoh utamanya? Aneh dan ajaib
sekali xD. Nah kekonyolan Tansen juga yang membuatku mencintai karya
Dee. Dalam cerita Dee semua emosi yang ada didalam diriku keluar secara
bersamaan. Bagaimana tidak, disaat mataku mulai berkaca-kaca karena
terharu malah dibuat ngakak oleh tingkah konyol Tansen ini :D. Tansen
digambarin sebagai lelaki biasa pada umumnya, tidak ada kesan wah dalam
diri Tansen, tidak ada istilah lelaki tampan, kaya, metroseksual dll.
Tansen hanya lelaki biasa yang mencintai kebebasan. Kebebasan yang
tiba-tiba terancam hilang hanya karena warisan konyol ‘Madre’ yang dia
dapat dari lelaki yang mengaku sebagai kakeknya. Sungguh ajaib memang
tema yang diambil Dee, seperti komentarku sebelumnya karya Dee selalu
unik dimataku :)
Menunggu Layang-layang,
tema yang sudah umum diambil oleh banyak penulis. Berawal dari sahabat
kemudian menjadi kekasih. Klise dan pasaran memang. Tapi sekali lagi aku
mendapatkan kesan unik di cerpen ini. Cristian dan Starla yang
masing-masing menjalani ‘kesepian’ dalam hidup mereka dalam cara pandang
yang berbeda. Suka sekali dengan akhir yang manis walau kurang suka
dengan istilah yang mereka pakai.
Dan mau tak mau aku menuggu
karya ‘unik’ selanjutnya yang akan dibuat oleh Dee. Memang seperti
teman-temanku bilang bahwa Dee pandai dalam merangkai tiap kalimat yang
pasti membuat para fansnya jatuh cinta. Dan sayangnya tidak ku temukan
ketika membaca Perahu Kertas yang membuatku biasa-biasa saja membaca
karya yang juga feomenal ini. Dan ironisnya lagi aku mencintai karya Dee
dalam bentuk kumcer yang dulu sangat kubenci :). Cover yang dipilih
patut diacungi jempol! Terasa sekali klasik yang coba diusung. Dan baru
aku sadari juga ternyata huruf ‘d’ dalam Madre sebuah kunci. Kunci yang
menjadi penentu perubahan terbesar dalam diri Tansen :). Untuk ukuran
buku kumcer, harga yang ditawarkan cukup mahal melihat ketipisan dari
buku ini. Pendapatku pribadi lebih baik satu buku berisi cerita Madre
saja :D
Untuk konyolnya Tansen aku kasih nilai 4,5 :)
Untuk konyolnya Tansen aku kasih nilai 4,5 :)
Quotes yang aku sukai :)
Pak Hadi hal 20
‘Kalau dirawat dengan benar, banyak hal di dunia ini yang makin tua makin berharga’
‘Kalau dirawat dengan benar, banyak hal di dunia ini yang makin tua makin berharga’
Cristian Hal 132
‘Kalau kita tahu pasti apa yang kita mau, ngapain buang energi buat coba-coba? Masalahnya, kamu nggak pernah tahu yang kamu mau’
‘Kalau kita tahu pasti apa yang kita mau, ngapain buang energi buat coba-coba? Masalahnya, kamu nggak pernah tahu yang kamu mau’
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)