Selasa, 31 Desember 2019

[Review] Wander Women



Wander Woman
Nina Addison, Irene Dyah, Fina Thorpe-Willett, dan Silvia Iskandar
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tebal 360 Halaman
Tahun Terbit 2016
@iPusnas


Blurb

"Tolkien mengatakan,“Not all those who wander are lost.” Tidak semua orang yang berkelana kehilangan arah. Tanyakan saja pada Arumi, Cilla, Sabai, dan Sofia—empat sahabat yang terpencar di berbagai negara. Dalam cerita mereka yang terinspirasi dari kisah nyata ini, “tersesat” punya makna berbeda. For them, home is never a place, but people—and sometimes even suitcases.

Kisah mereka bergulir dengan menarik dan membuat saya sebagai pembaca tak sabar untuk membalik setiap lembarnya. Inspiratif dan membuka wawasan! —Rina Suryakusuma, penulis novel Gravity dan Falling The best mother is the mother who adapts.

Melalui keseharian empat sahabat ini, kita diajak mengingat salah satu kunci utama menjalankan peran seorang ibu: adaptasi. —Prameshwari Sugiri, Pemimpin Redaksi & Pemimpin Komunitas Ayahbunda & Parenting Indonesia

Kisah para istri yang “dipaksa” hidup nomaden ini membuka mata mengenai budaya dan gaya hidup di luar Indonesia, dilihat dari kacamata orang-orang Indonesia. —Susan Poskitt @pergidulu, travel writer"

Review

Sejujurnya saya agak kurang paham termasuk jenis apa buku yang saya baca ini. lol
Dikatakan novel juga bukan, dikatakan cerpen iya mungkin. Tapi di bukunya sendiri tidak dikatakan dengan jelas siapa yang menceritakan siapa. Satu hal yang saya bisa dikatakan membaca buku ini sangat menyenangkan. Karena yah jujur saja saya termasuk yang penasaran bagaimana rasanya bisa tinggal di luar negeri.
Membaca Wander Woman juga membuka wawasan saya bahwa tinggal di luar negeri memang tidak semudah itu. Apalagi kita yang sudah terbiasa tinggal di Negara 2 musim dan perbedaan budaya yang sangat berbeda. Intinya sih di manapun kita tinggal syukuri saja dan kita harus siap-siap untuk bisa beradaptasi.
Bacaan menarik. Selamat membaca.

[Review] Teater Boneka




Teater Boneka
Emilya Kusnaidi, Orinthia Lee, Ayu Rianna
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tebal 320 Halaman
Tahun Terbit 2014
@iPusnas

Blurb
Teater Boneka Poppenkast terancam tutup!
Jumlah penonton yang semakin menyusut membuat Erin berjuang keras membuat cerita-cerita baru untuk dimainkan di teater boneka yang ia warisi dari sang kakek. Tapi ini bukan pekerjaan mudah. Erin merasa tak ada yang memahami cita-citanya, termasuk Robert, kekasihnya.
Hingga Erin bertemu Awan, lelaki dengan latar belakang misterius yang memaksa bekerja di Poppenkast tanpa meminta bayaran. Dukungan lelaki itu terhadap kelangsungan teater boneka membuat Erin jatuh hati.
Namun Awan ternyata menyimpan rahasia masa lalu yang membuatnya harus bersembunyi di Poppenkast. Saat rahasia lelaki itu terungkap, ternyata dia bukan orang yang selama ini dikira Erin. Hingga Awan akhirnya harus memilih antara menyelesaikan persoalan masa lalunya atau terus bersama Erin.

Review

Teater Boneka menceritakan tentang Erin yang mewarisi Teater Boneka Poppenkast dari sang Kakek. Masa kecil Erin dihabiskan di Teater Boneka Poppenkast oleh karena hal itulah Erin merasa warisan yang diberikan sang Kakek sangat berharga. Erin sampai rela keluar dari pekerjaan dulu demi mengurus Teater Boneka Poppenkast yang terancam ditutup. Erin tidak mau hal itu terjadi, berusaha yang dia mampu adalah jalan satu-satunya agar Teater Boneka Poppenkast tetap bisa berdiri. Kenyaataannya memang tidak semudah itu disaat kepopuleran Teater Boneka Poppenkast mulai pudar tergerus oleh zaman. Hiburan gawai lebih dipilih oleh anak-anak yang seharusnya menonton pertunjukkan boneka.
Masa kecil saya sendiri tidak pernah dihabiskan dengan menonton pertunjukkan boneka seperti Erin. Hal ini agak membuat saya iri, sebenarnya. Sampai setua ini pun saya belum pernah melihat langsung pertunjukkan boneka. Semoga suatu hari nanti bisa diberi kesempatan. Membaca novel ini agak mengobati rasa penasaran saya bagaimana sih pertunjukkan boneka di teater boneka. Apalagi Erin sangat antusias dan menceritakan dengan detail tentang teater boneka yang dimilikinya. Walau hal ini malah membuat novel ini terasa lambat dan berbelit-belit.
Saya sendiri mulai merasakan antusias membaca novel ini adalah ketika kemunculan keluarga Awan. Pria muda yang tiba-tiba datang ke gedung teater boneka Erin. Dan dengan sedikit memaksa meminta Erin menyetujui permintaannya menjadi pegawai di gedung Teater Boneka Poppenkast. Cerita Erin terasa hidup dan membuat saya tidak bisa berhenti membaca. Saya terlalu penasaran dengan sosok Awan yang sangat misterius.
Akhir cerita Erin sebenarnya sangat realistis walau entah lah, saya merasa akhir yang diberikan oleh para penulis terlalu terburu-buru. Saya cukup puas dengan keputusan yang diberikan tentang nasib Teater Boneka Poppenkast Erin. Tema yang baru yang cukup menarik untuk saya. Selamat membaca.

Rabu, 25 Desember 2019

[Review] Winter In Tokyo




Winter in Tokyo
Ilana Tan
Penerbit GPU
Tahun terbit 2016
Tebal 328 halaman
@iPusnas


Blurb
Tetangga baruku, Nishimura Kazuto, datang ke Tokyo untuk mencari suasana baru. Itulah katanya, tapi menurutku alasannya lebih dari itu. Dia orang yang baik, menyenangkan, dan bisa diandalkan. Perlahan-lahanmungkin sejak malam Natal aku mulai memandangnya dengan cara yang berbeda. Dan sejak itu pula rasanya sulit membayangkan hidup tanpa dia.

Keiko tentang Kazuto
Sejak awal aku sudah merasa ada sesuatu yang menarik dari Ishida Keiko. Segalanya terasa menyenangkan bila dia ada. Segalanya terasa baik bila dia ada. Saat ini di dalam hatinya masih ada seseorang yang ditunggunya. Cinta pertamanya. Kuharap dia bisa berhenti memikirkan orang itu dan mulai melihatku. Karena hidup tanpa dirinya sama sekali bukan hidup.

Kazuto tentang Keiko
Mereka pertama kali bertemu pada awal musim dingin di Tokyo. Selama sebulan bersama, perasaan baru pun mulai terbentuk. Lalu segalanya berubah ketika suatu hari salah seorang dari mereka terbangun dan sama sekali tidak mengingat semua yang terjadi selama sebulan terakhir, termasuk orang yang tadinya sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya...

Review

Membaca novel yang sangat kita sukai rasanya sangat berbeda sekali. Saya tidak ingat kapan terakhir kali membaca Winter in Tokyo, mungkin 4-5 tahun lalu. Tapi rasa-rasanya baru kemarin saya baca. Rasanya hampir tiap lembar yang say abaca masih saya ingat dengan jelas, Keiko akan seperti ini, Kazuto akan seperti ini. Jarang terjadi bagi saya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa saya sering sekali mengulang-ulang membaca novel penulis kesayangan ini.
Sekitar tahun 2016 kemarin, novel ini sudah diangkat ke layar lebar. Walau berat harus saya akui bahwa sampai saat ini saya belum menonton film adaptasi novel ini. Alasan saya waktu itu karena saya kecewa dengan pilihan pemeran Kazuto. Tokoh favorit saya ini.
Karena itulah saya tidak bisa membandingkan bagaimana versi novel dan adaptasinya. Biarlah yang saya bahas hanya kesan setelah menamatkan kisah Keiko dan Kazuto.
Perasaan saya masih sama, saya masih jatuh cinta pada Kazuto. Sifat manis Kazuto pada Keiko masih membuat saya tergila-gila dan masih berharap punya tetangga sebaik Kazuto. Semoga ya segera dipertemukan seperti Keiko dan Kazuto. He he he.
Akhir kata, saya masih sanggup membaca ulang novel ini hingga kapan pun. Saya masih menyukai tulisan Ilana Tan yang sederhana dan manis ini. Semoga segera ada cerita baru dari penulis. Walau karya-karya baru beliau masih belum sesuai harapan tapi saya akan selalu menunggu.

[Review] Mencari Simetri




Mencari Simetri
Annisa Ihsani
Penerbit GPU
Tahun terbit 2019
Tebal 240 halaman
@GramediaDigital

Blurb
Menjelang usia kepala tiga, April merasa gamang dan kehilangan arah. Ia memiliki karier yang nyaman, tapi tidak bisa dibanggakan. Punya banyak teman, tapi mereka sibuk dengan keluarga masing-masing. Dekat dengan Armin, tapi tak pernah ada kejelasan. Belum lagi menghadapi keanehan Papa yang terus menerus melupakan hal sepele.
Enam tahun April terjebak dalam hubungan yang rumit dengan Armin. Entah salah satu dari mereka punya pacar, atau memang sudah terlalu nyaman berteman. April tetap tak mampu melepaskan Armin sebagai sosok pria ideal.
Saat menemani Papa melalui serangkaian tes medis, Lukman hadir. Pria itu menawarkan kehidupan yang mapan dan hubungan serius.
April berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan hidupnya kembali. Dan cara untuk menemukan simetri hatinya. Memilih hidup bersama Lukman, atau menunggu Armin entah sampai kapan.


Review
Friendzone. Itulah yang dirasakan April. Bertahun-tahun setia di sisi Armin tidak juga menjadikannya sebagai gadis yang istimewa di mata Armin. Sangat disayangkan memang. Tapi mau bagaimana, itulah kejamnya cinta bertepuk sebelah tangan. April yang merasa gundah dengan perasaannya harus berurusan dengan penyakit ayahnya. Lengkap sudah hidup merana April. Yang disayangkan di sini juga adalah April tidak mempunyai teman berbagi segala kesengsaraannya. Kebanyakn April pendam sendiri. Saya sangat merasakan bagaimana perasaan April. Menemukan teman sejati yang mau mendengar keluh kesah kita sangatlah sulit.
Kesempatan April untuk melupakan Armin dating sebenarnya. Tapi, siapa yang bisa memaksa kehendak hati. Lagi-lagi hati April tidak bisa memuluskan proses melepaskan Armin.
Kegundahan April hamper dirasakan semua orang. Tekanan batin yang dirasakan April sangat baik digambarkan oleh penulis. Itu juga yang menjadi alasan saya menikmati membaca Mencari Simetri.
Novel ini adalah debut novel penulis di lini metropop dan juga novel ke-3 yang ditulis oleh penulis. Menjadi novel ke-3 pula yang saya baca dari karya penulis. Sejauh ini saya menyukai gaya tulisan yang digunakan penulis tetapi sampai saat ini saya tidak pernah menyukai cara penulis mengakhiri cerita yang ditulisnya. Akhir realistis yang dipilih penulis memang sudah sesuai dengan karakter April. Hanya saja tidak sesuai dengan saya pribadi.
Semoga saya masih berkesempatan untuk berjumpa dengan karya penulis lainnya dan diberi akhir memuaskan versi saya. Semoga. Selamat membaca.

Selasa, 24 Desember 2019

[Review] Metamorfosa Oase




Metamorfosa Oase
Retni SB
Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit 2006
Tebal 247 Halaman


Blurb

Bunga, si gadis cantik 29 tahun. Dia bertemu lagi dengan mantan pacarnya yang bernama, Aria. Lelaki yang telah menghamili dan tidak mau bertanggung jawab untuk menikahinya. Setelah dia melahirkan anak Aria yang diberi nama olehnya Didit. Ia pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia ngekost di daerah dekat kantor dan dia lebih dekat dengan orang yang bersebelahan kamar dengannya. Yang bernama Zerlin dan April walaupun lebih tua darinya tetapi dia sudah menganggap meteka sahabatnya. Akibat laki – laki persahabatan mereka tak seindah dulu. Bunga yang dikenalkan oleh Zerlin kepada pujaan hatinya yang bernama Nandaz. Tetapi perkenalan itu menyebabkan dia jatuh cinta. Bunga tidak mau menyakiti hati Zerlin. Dia berusaha menyembunyikan perasaannya.
Zerlin, lajang yang masih perawan pada usia 34 tahun, merasa menemukan pria idaman yang diharapkannya akan menjadi calon jodohnya yaitu, Nandaz. Ia melakukan bermacam upaya agar bisa menarik perhatian Nandaz. Tetapi Nandas lebih memilih Bunga.
April, penggiat teater dan penulis novel yang produktivitasnya angin-anginan, gelisah dengan pencariannya. Beberapa nama cinta tak juga menjawab kegelisahannya.
Seiring perjalanan waktu dan interaksi tiga sahabat itu dengan pria-pria yang masuk dalam kehidupan mereka, persahabatan yang dulunya menyerupai oase sekarang tak lagi nyaman.

Review

Dari awal yang saya duga adalah aka nada 3 tokoh utama yang mendominasi cerita Metamorfosa Oase ini. Bunga, Zerlin dan April. Begitulah kira-kira. Ternyata setelah membaca samakin banyak halaman walau diceritakan secara bergantian tiap bab, Bunga-lah tokoh sentral cerita novel ini. Agak disayangkan karena saya lebih suka Zerlin daripada Bunga. Tidak ada alas an khusus, hanya karena tokoh Zerlin yang pertama kali muncul.
Ketiga wanita ini sudah lama menjalin persahabatan, 1 windu. Cukup lama dan tanpa terasa mereka sudah menjadi sangat dekat. Tapi tentu saja kalau persahabatan mereka adem-anyem tanpa konflik ya udah deh nggak usah nulis cerita lagi. Masalah utama mereka bertiga apalagi kalau bukan, pria. Yup, saling jatuh cinta dengan pria yang salah. Sulit memilih antara persahabatan dan cinta.
Hidup ini memang dihadapkan dengan sebuah pilihan bukan? Cinta atau persahabatan. Apa yang ketiga wanita ini akan pilih?
Karena Bunga adalah tokoh sentral sudah bisa ditebak siapa yang akan mendapat cintanya. Agak kesel mengingat tokoh lain agak terabaikan. Hanya Bunga saja yang bahagia di sini. Memang agak sulit jika ketiga wanita ini diharapkan menjadi tokoh utama. Apalagi dengan ketebalan buku ini. Kita sebagai pembaca harus bisa berlapang dada hanya kisah Bunga saja yang dimuluskan. Zerlin dan April, ya udah deh saat ini kalian patah hati dulu.
Saya bisa dikatakan lumayan menikmati membaca novel ini. Walau ada detail-detail nggak penting yang terlalu digalih penulis. Seperti, please semua orang sudah tahu Jakarta tempat kemacetan di mana-mana. Rasanya tidak perlu dijabarkan dengan banyak paragraph, terlalu membosankan.
Well, karena novel ini tidak terlalu tebal saya cepat sekali menyelesaikan cerita Bunga ini. Yah, harus kuakui akhir kisah Bunga membuat saya cukup baper. Akhirnya, Bunga menemukan cintanya. Selamat. Dan selamat membaca juga bagi yang ingin mencoba berkenalan dengan kisah Bunga.

Minggu, 15 Desember 2019

[Review] Infinity



Infinity
Mayang Aeni
Penerbit Grasindo
Tahun Terbit 2016
Tebal 249 halaman


Blurb
Bani kehilangan satu-satunya rumah untuk pulang ketika Bunda yang disayanginya meninggal dunia. Di saat tidak ada seorang pun orang yang berdiri di sampingnya, justru Dinda menjadi satu-satunya yang bertahan untuknya, menemani Bani saat cowok itu merasa dunianya runtuh.
Dinda bukan sosok yang asing bagi Bani. Gadis itu masuk ke daftar orang yang tidak disukai Bani sejak pertemuan pertama mereka. Namun, semesta seolah berkonspirasi untuk mempertemukannya dan Dinda dalam suatu liburan keluarga, sampai akhirnya Dinda pun mulai mengetahui rahasia yang Bani simpan.
Keberadaan Dinda selepas kepergian Bunda di sisi Bani perlahan- lahan membantu Bani untuk bangkit kembali, berdamai dengan masa lalu yang kelam, dan keluarganya yang berantakan. Bersama Dinda, Bani menemukan kembali rumahnya untuk pulang.

Review
Lagi-lagi dalam pembukaan review ini saya harus menyampaikan permintaan maaf. Karena keterlambatan dalam pembuatan review permintaan dari penerbit ini. Saya tidak akan melakukan pembelaan apa pun karena hal ini memang murni kesalahan saya. Semoga dengan diterbitkan review ini bisa melunasi utang saya dan dimaafkan akan keterlambatannya. m(>_<)m

Pertemuan awal Dinda dan Bani bukan suatu pertemuan yang dapat dikenang dengan baik. Pasalnya Banilah yang memimpin perundungan terhadap Dinda. Siapa yang akan senang ketika bertemu dengan perundungmu ketika sedang asyik berlibur?
Itulah yang dirasakan Dinda ketika bertemu Bani di Lembang. Kenapa pula sudah jauh dari Jakarta Dinda harus bertemu Bani. Canggung. Keduanya merasa saling tidak nyaman ketika kebetulan rumah sahabat Mama Dinda adalah milik orangtua Bani. Sungguh sial bukan? Sudah dipaksa sang Mama berlibur malah bertemu dengan Bani, musuh bebuyutannya. Para orangtua yang tidak mengetahui permusuhan mereka malah menganggap bahwa Bani dan Dinda saling kenal dan berteman dekat.
Liburan Dinda yang suram pun berubah ketika Dinda mengetahui masa lalu Bani. Bagaimana luka itu menyayat begitu dalam hingga membentuk pribadi Bani yang buruk. Dinda tidak tahu bahwa semua yang dilakukan Bani ada alasannya. Dan alasan Bani batu Dinda tahu ketika dirinya menghabiskan liburan di rumah Bani.
*****
Anak-anak selalu menjadi korban. Itulah yang saya tangkap ketika membaca novel ini. Pasalnya setiap anak tentunya tidak dapat memilih siapa orangtuanya dan begitupun sebaliknya. Yang bisa dilakukan hanyalah kita saling berusaha dengan baik peran kita baik sebagai orangtua maupun sebagai anak.
Bani kebetulan mendapat orangtua yang tidak harmonis, wajar ketika Bani kecil mulai memberontak. Cari perhatian. Itulah yang sering dilakukan anak-anak yang sayangnya kadang orangtua tidak menangkap maksud sang anak.
Saya turut sedih dengan masa lalu Bani dan salut pada Dinda yang mau bertahan di sisinya, mengingat sejarah mereka berdua yang buruk. Pada akhirnya mereka bisa melalui semuanya dengan baik. Cerita Bani dan Dinda ini walau dibumbui dengan masa lalu Bani yang kelam termasuk novel romens yang bisa dibaca sekali duduk. Selamat membaca.

[Review] Tofi : Perburuan Bintang Sirius bagian 1 dan 2


Source : Here

Tofi : Perburuan Bintang Sirius bagian 2
Prof. Yohanes Surya, Ellen Conny, Sylvia Lim
Penerbit Kandel
Tahun Terbit 2012
Tebal 831 Halaman

Blurb

Tofi begitu cemburu kepada bintang-bintang di langit luas yang bisa bersinar dengan bebas. Ia ingin menjadi seorang remaja normal, tanpa dibayang-bayangi oleh nama besar ayahnya sebagai seorang ilmuwan pemenang Nobel. Namun, mungkinkah itu terjadi? Di sekolahnya, Odyssa College, dia kerapkali berhadapan dengan Jupiter yang menguasai sekolah dengan semena-mena. Konflik mereka semakin meruncing sejak kehadiran Miranda, seorang gadis cantik dengan bola mata paling indah sejagad raya.
Demi untuk melepaskan suatu klub ilmuwan remaja yang dipimpin Miranda dari kekuasaan Jupiter, Tofi dan teman-temannya Rahul, William dan Billy mengikuti perlombaan Science to Generation yang menegangkan. Pertandingan ini bukan hanya tentang adu kecerdasan dan kreativitas, tetapi juga diwarnai dengan kemarahan, kesedihan dan persaingan keras yang membuat para pesertanya terluka parah. Bahkan cinta lokasi turut memperumit segalanya.
Namun di balik perlombaan yang panas dan menegangkan, sebuah konspirasi misterius membayangi mereka. Berawal dari munculnya gosip hantu di penginapan mereka, suara-suara aneh dan pesan misterius di sebuah komputer horor, Tofi dan teman-temannya pun terseret dalam kasus Perburuan Bintang Sirius, yang pada akhirnya menjebak mereka ke dalam sebuah laboratorium horor bersama dua sindikat mafia paling berbahaya di dunia, Black Schole dan White Thole.
Betapa terkejutnya Tofi karena para penjahat itu ternyata mengenal ayahnya! Siapakah para penjahat itu sebenarnya? Apa hubungan mereka dengan ayahnya? Mengapa mereka memburu “Bintang Sirius”? Di tengah ketidakpastian siapa kawan dan siapa lawan, ada satu pertanyaan yang tak kalah menakutkan, apakah dia dan teman-temannya dapat keluar dengan selamat dari laboratorium horor tersebut?

Review
Sebelum mulai membahas buku ini saya ingin sekali meminta maaf karena butuh bertahun-tahun untuk menerbitkan review saya. Padahal saya diberi buku ini dengan permintaan untuk mereview-nya yang mana saya lalai hingga baru sekarang membuat reviewnya. Bukan karena buku ini tidak bagus atau apa pun. Hanya satu yang ada kemalasan. Semoga dengan terbitnya review ini membuat utang saya tebayar dan dimaafkan karena kelalaian ini. m(>_<)m
Setelah membaca petualangan Tofi, anggapan tentang fisika yang rumit dan susah terbantahkan. Pasalnya saya sangat menikmati semua hal yang berbau fisika dalam buku ini. pada kenyataannya saya tidak pernah menyukai pelajaran fisika, sederhana karena saya tidak bisa. Begitu membaca buku ini saya menemukan ketika fisika dibuat menjadi cerita fiksi sangat menarik ketika diramu oleh tangan yang benar.
Prof. Yohanes Surya adalah seorang ilmuwan fisika. Saya begitu takjub bahwa penulis begitu lihai menempatkan unsur fisika pada perseteruan Tofi dengan musuh bebuyutannya Jupiter. Rasanya halus banget masuknya. Ketika bercerita tentang cinta dan Einstein dan juga tentang betapa kesepiannya Pluto saat dicampakkan dalam jejeran planet. Ini beneran membuat saya takjub. Kok bisa sehalus itu menempatkan pelajaran fisika yang, ehm, begitu membosankan menjadi begitu menarik.
Buku ini terbit ketika tahun 2012 yang saat itu saya mendapat versi dummy dari tim penulis. Saat itu juga sudah beredar di toko buku baik online maupun offline. Dan saya begitu terkejut dengan betapa cantiknya kaver asli novel Tofi ini. Dan juga dibuat Hard Cover, semakin menambah kemewahan buku ini.

Source : Here


Setelah novel ini resmi terbit, saya tidak mendengar kabar apa pun tentang : misalnya buku lanjutan cerita Tofi terbit. Karena menurut saya pribadi buku ini belum selesai. Perburuan Sirius masih berlangsung dan tidak bisa berhenti di buku ini saja. Dan saya pun masih menolak berpisah dengan Tofi dan kawan-kawan. Semoga suatu hari nanti ada kabar tentang lanjutan buku ini. Karena bagaimanapun di Indonesia sangat jarang ada novel sains remaja sebagus ini. Semoga. Selamat membaca.

Minggu, 08 Desember 2019

[Review] That Summer



That Summer
Ayu Rianna
Penerbit GPU
Terbit tahun 2017
Tebal 272 halaman
@iPusnas


Summer dan Winter. Mereka berdua dipertemukan karena masa lalu mereka. Masa lalu kelam yang ingin mereka berdua lupakan yang sayangnya masih selalu menghantui. Pertemuan mereka berdua pun menjadi saling mengobati dari kelamnya masa lalu. Hanya saja semudah itu kah mereka berdua terlepas dari himpitan masa lalu?

****

Sejak membaca prolog That Summer, saya langsung jatuh cinta. Apa lagi karakter Ethan dalam novel ini sangat sendu. Tokoh kesukaanku.
Ethan bertemu dua wanita setelah mencoba berdamai dengan masa lalunya. Di tempat kerja Ethan tertarik dengan Julia. Kemudian tak lama Ethan merasa terhubung dengan seorang gadis yang mengaku bernama Summer. Pasien di rumah sakit tempat Ethan menjadi relawan.
Hubungan Ethan dengan kedua wanita itu tanpa disadarinya berubah menjadi ketertarikan. Nah, di sinilah letak keunikan cerita Ethan, Julia dan Summer.
Aku suka sekali bagaimana penulis penggambarkan latar cerita novel ini. Berasa sekali kalau cerita ini mengambil setting luar negeri. Walau lebih sering menggunakan percakapan bahasa Indonesia. Konsep relawan itu yang jarang ditemui di sini. Atau memang ada dasar sayanya saja yang cupu. lol
Saya suka keterkaitan jalinan masa lalu Ethan dengan kedua gadis yang hadir dalam kehidupannya ini. Saling menyembuhkan luka lama. Bacaan yang membuatku jatuh cinta dengan penulis. Baik sekali cara penulis bercerita membuat saya tidak kebosanan. Ethan bertemu dua wanita sekaligus tanpa tahu bahwa mereka wanita yang sama. Saya sebagai pembaca pun merasa mereka dua orang yang berbeda. Sampai akhir saya sangat menikmati membaca cerita Ethan. Bagian-bagian masa lalu yang kemudian terungkap membuat saya paham mengapa semuanya begitu berat bagi mereka berdua. Temanya tidak terlalu membuat pembaca depresi, makanya menurut saya masih tergolong bacaan ringan. Selamat membaca.

Jumat, 06 Desember 2019

[Review] Langit Penuh Daya



Langit Penuh Daya
Dewie Sekar
Penerbit GPU
Tahun terbit 2008
Tebal 360 halaman
@iPusnas


Daya dan Langit sudah bersahabat selama 10 tahun. Sejak Daya berumur 15 tahun dan Langit berumur 17 tahun. Mereka sama sekali tak terpisahkan. Setiap ada masalah mereka berdua pasti langsung curhat. Atap tempat jemuran, itulah lokasi favorit curhat mereka berdua.
Dari dulu Daya sudah memploklamirkan bahwa hubungan mereka berdua hanya sahabat. Walau kedua orangtua mereka berharap lebih tentunya. Daya tetap keukeuh dengan pendapatnya. Situasinya semakin mendukung ketika Langit jadian dengan Dian. Sudah tujuh tahun. Dan di tahun ke-7 itulah Dian meminta putus.
Langit yang patah hati meminta bantuan Daya. Daya terpaksa menerima misi menjadi mata-mata. Pergi ke Semarang hanya untuk mencari tahu alasan Dian memutuskan Langit.
Atas nama persahabatan. Atas nama kasih sayang. Tapi, jauh di dalam hati Daya yang sama sekali tidak mau diakuinya, Daya agak senang Langit putus dari Dian. Apa lagi setelah tahu alasan sebenarnya Dian memutuskan Langit, hati Daya semakin gundah.
Sanggupkah Daya alasan Dian? Apa memang ini adalah kesempatan yang diberikan untuk mendekatkan Daya dan Langit?

****

Entah kenapa, saya bakalan berjodoh dengan novel ini. Sejak membaca blurb di belakang novel saya langsung punya pikiran, pasti ceritanya seru. Syukurlah memang sesuai ekspektasi saya.
Saya suka Daya. Saya juga suka Langit. Mereka sudah bersahat sejak kecil. Mungkin alasan ini juga yang agak membuat saya baper. Dari dulu saya kepengin punya sahabat cowok. Yang ujungnya malah nanti jadi mitra hidup. Aduh, hopeless romance banget deh. Tapi, serius. Rasanya tiap baca cerita model seperti cinta antar teman masa kecil yang ujungnya nanti bakal menikah. Kok ya hubungan mereka awet banget dan bakalan super manis. Nggak bakalan ada jaim-jaiman, satu sama lain sudah hapal kekurangan dan kelebihan, nggak usah mikirin bakalan canggung. De el el, deh.
Makanya saya agak greget juga sewaktu terjadi tarik ulur antara Langit Daya. Bukan bermaksud spoiler nih, tapi memang siapa pun pasti sudah menebak akhir cerita mereka.
Saya suka penyelesaian hubungan Langit dan Daya. Dan ketika alasan sebenarnya Dian memutuskan Langit agak membuat saya lega. Walau lagi-lagi saya merasa pemilihan akhir penulis terlalu buru-buru. Saya lagi semangat-semangat baca kok ya tetiba tamat dulu. Kurang banyak! lol
Well, pastinya cerita Daya dan Langit ini sangat kurekomendasikan. Bacaan ringan yang bikin baper! Happy reading.


[Review] 90 Hari Mencari Suami



90 Hari Mencari Suami
Ken Terate
Penerbit GPU
Tahun terbit 2019
Tebal 360 halaman
@GramediaDigital


90 Hari Mencari Suami adalah judul novel lini metropop terbaru daru penulis yang kebetulan saya diikuti di FB. Karena sering melihat promo yang dilakukan penulis, rasa penasaran mau tidak mau ikutan terbit. Jadilah ketika ada kesempatan saya mulai membaca novel ini.
Awalnya saya nggak kuat untuk melanjutkan membaca cerita Eli. Akhir-akhir ini saya terlalu baper dengan segala hal hingga kemalangan Eli membuat saya tidak kuat dan merasa lebih baik berhenti daripada hati saya ikutan nelangasa. Apa yang sebenarnya terjadi pada Eli?
Sesuai judulnya Eli sedang mencari calon suami. Eli merasa hal itu perlu dia lakukan hanya karena usianya sudah menginjak 30 tahun dan akan dilangkahi oleh adiknya yang berumur 24 tahun. Eli tidak percaya bahwa adik bayinya menyuruh dirinya pulang ke Yogya untuk mengahadiri acara lamaran.
Ya Tuhan, saya beneran baper sebaper-bapernya. Adik Eli masih muda tega-teganya mau melangkahi kakaknya. Ok. Saya terkesan kuno dan kolot. Tapi kalau saya berada di posisi Eli saya pun akan panik dan ketakutan. Memang jodoh tidak ada yang tahu, perasaan nelangsa Eli membuat saya ingin berhenti membaca. Tak selesai dengan itu berita mengejutkan datang dari Tristan, adik laki-laki Eli yang berumur 28 tahun, memberi kabar mengejutkan bahwa Eli akan dilangkahi 2 adiknya sekaligus. Semakin ku patah hati.
Di sinilah dimulai pencarian Eli. Pencarian suami yang terkesan buru-buru tapi harus Eli lakukan. Untunglah Eli memiliki dua sahabat yang selalu ada untuknya. Paling tidak Eli tidak sendirian menghadapi kekacauan dalam hidupnya. Usia semakin tua, belum bisa dikatakan sukses dalam pekerjaan, dan jomlo.
Eli ini bisa dikatakan mirip dengan saya. Sama-sama dikejar umur yang semakin tua, punya dua adik yang menunggu, karir yang masih dikatakan jauh dari sukses, dan yang paling utama adalah jomlo. Ah, sedihnya. Kadang hal inilah yang suka membuat saya menjadikan kata 'seandainya' sebagai kata favorit.
Keputusan saya untuk menyelesaikan menamatkan cerita Eli sangat tepat. Saya dibuat-buat deg-degan dengan siapa jodoh Eli sebenarnya. Karena selama pencarian itu Eli bertemu macam-macam lelaki. Dan pada akhirnya jodoh Eli tidak terlalu jauh dan malah membuat saya iri dengan akhir kisah manis Eli. Semoga. Dalam waktu dekat kisah asmaraku bisa berakhir manis seperti Eli dan suaminya. Aamiin.
Tolong dimaklumi seandainya ada yang tidak sengaja membaca tulisan ini dan menemukan banyak kebaperan tingkat dewa. Maklumi dan minta bantu doa juga ya, :')

Membaca cerita Eli sangat menyenangkan dan jauh dari kata membosankan. Saya salut dengan debut penulis yang bisa saya katakan sangat sukses. Setelah selesai dengan cerita Eli, masa bikin kepengin baca tulisan metropop lain penulis. Semoga dalam waktu dekat ada lagi, dan bisa berkesempatan membacanya. Selamat membaca.

[Review] The Wanker



The Wanker
aliaZalea
Penerbit GPU
Tahun Terbit 2018

Tebal 328 halaman
@ipusnas


The Wanker. Novel kedua dari seri terbaru aliaZalea yang kubaca. Dikatakan berseri karena saat ini penulis merencanakan lima buku dari masing-masing personil boyband Pentagon. Jadi, bisa dikatakan buku ini termasuk dalam Pentagon series.
Nico. Adalah tokoh utama novel ini. Dan, kejutan ketika saya baru menyadari tokoh utama wanita dalam The Wanker adalah Karin, adik Kafka di buku Crash Into You. Saya awalnya tidak menyadari karena di dalam buku ini Karin lebih senang menyebut dirinya Lu. Saya malah salah mengira buku ini bercerita tentang Blu, adik Johan di buku Blue Jeans.
Yang tidak saya sangka adalah saya senang mendapat kabar dari Kafka. Kafka yang masih seperti dulu, super protektif pada orang yang dicintainya. Khususnya pada adik dan istrinya. Dan, kemunculan tokoh Adam membuat saya agak terharu. Oh iya, ada bagian yang muncul di buku ini ketika Karin mengumpat di depan ponakannya nanti Karin diharuskan menyerahkan uang untuk ditabung Adam. Ini ide yang kreatif, tapi sayangnya jika pernah membaca novel karya ini bukanlah hal yang kreatif. Yah, agak disayangkan mengapa penulis ikut-ikutan. Ini hanya ungkapan pembaca egois, padahal ya aslinya tidak apa-apa juga. Yang penting tidak menjiplak seluruhnya, bukan? Hanya bagian kecil.
Sejujurnya saya merasa cerita Nico dan Karin membosankan. Terlalu bertele-tele dan lama proses pendekatan mereka berdua. Saya tahu mungkin penulis tidak ingin ada cerita cinta yang instalust tapi tetap saja saya merasa membosankan. Apalagi ketika cerita memakai sudut pandang Nico. Super membosankan karena cara Nico bercerita sangat datar. Saya yang membaca seperti membaca teksbook yang membosankan.
Konflik yang dipakai penulis pun sangat sedikit. Saya kaget sendiri tiba-tiba sudah tamat tanpa perkembangan berarti antar kedua tokohnya.
Walau perasaan saya biasa-biasa saja ketika membaca The Wanker ini saya tetap menunggu seri lain dari personel Pentagon, khususnya cerita Erik.
Satu lagi, saya baru-baru ini tahu sejarah boyband Onedirection. Dan ternyata sejarah Pentagon ini sama persis. Sepertinya boyband yang sekarang sudah bubar ini menjadi inspirasi penulis untuk membuat seri terbarunya.

Ditunggu karya berikutnya. Selamat membaca.

[Review] Soulmate.com



Soulmate.com
Jessica Huwae
Penerbit GPU
Terbit Tahun 2009
Tebal 224 Halaman
@iPusnas


Membaca novel ini membuat saya teringat masa lalu. Zaman masih sekolah, masih susah berselancar di dunia maya. Karena tinggal di desa otomatis kesulitan akses internet. Beruntung dulu sekolah di kota saya bisa menikmati yang namanya warnet. Berkenalan dengan cowok lewat YM. Yah, walau dulu tidak serius hanya main-main saja. Karena masih miskin tentunya, belum melek teknologi. :")
Nadya sendiri berkenalan dengan Oka setelah Oka meninggalkan komentar di blog Nadya. Awalnya saling berkirim email, berlanjut ke YM dan berlanjut saling memberi nomor ponsel.
Pertemanan mereka pun awalnya biasa-biasa saja. Nadya dengan segala kegalauan kisah cintanya. Dan keruwetan hidup Oka serta grup indie band-nya.
Saya sudah menduga hubungan intens mereka berdua akan berlanjut dengan saling menyukai. Apa lagi pesona anak band tidak sanggup Nadya tolak. Setelah pertemuan mereka di Bali tempat tinggal Oka, akhirnya mereka meresmikan hubungan.
Barulah konflik sesungguhnya penulis munculkan. Status Oka ternyata bukan single, melainkan suami orang. Sungguh. Saya pun sama seperti Nadya. Sakit hati. Tega-teganya Oka yang tahu betul bagaimana hubungan cinta Nadya yang selalu kandas melakukan hal sama.
Ugh, sungguh munafik Oka ini. Perselingkuhan tentu saja bukan hal baik. Ketika ada salah satu yang tersakiti apa mungkin kita berani berbuat egois? Tapi, hey cinta itu egois, bukan? Kalau iya di dunia ini tidak bakalan ada yang namanya perselingkuhan.
Terlepas dari tema yang saya benci ini sesungguhnya saya sangat menikmati proses pdkt Oka dan Nadya. Berasa alami dan natural. Diceritakan dengan baik. Ah, lagi-lagi saya agak tidak sejalan dengan penulis.

Tapi saya tetap merekomendasikan buku ini. Selamat membaca.

Rabu, 04 Desember 2019

[Review] Love, Hate & Hocus-Pocus



Love, Hate & Hocus-Pocus
Karla M. Nashar
Penerbit GPU
Tahun terbit 2013
Tebal 264 halaman
@iPusnas


Dulu, saya selalu beranggapan bahwa akan ada segala hal tentang jampi-jampi sihir pada cerita buku ini. Sudah jelas asumsi itu berasal dari judul novel ini. Sampai pada akhirnya saya berkesempatan bisa membaca novel ini. Dan malah merasa tercurangi. lol
Seru. Begitulah kesan saya ketika awal-awal halaman yang saya baca. Dan jengkel. Perasaan jengkel pada Troy dengan segala ketengilannya.
Sumpah. Saya nggak habis bagaimana putus asanya Gadis ketika mempunyai rekan ajaib seperti Troy. Troy ini gambaran pria metroseksual sejati. Troy sangat mementingkan penampilan di atas segala-galanya. Lebih ribet ketimbang wanita manapun. Memang mengasyikkan sih melihat sudut pandang pentingnya menjaga penampilan dari segi pria. Tapi kalau harus melihat contoh dari Troy, sumpah nggak ada yang akan bilang kalau Troy memang lebay.
Gadis memang bukan sosok wanita tomboi tapi bukan seorang wanita yang gila menjaga penampilan secara berlebihan. Maka ketika berjumpa dengan Troy, harus ku aminkan karena setuju dengan aura permusuhan Gadis pada Troy.
Troy adalah rekan kerja baru Gadis di kantor pusat. Dan, Gadis lebih memilih memusuhi Troy dibanding memuja-mujanya. Sudah bisa dipastikan hari-hari mereka berdua berakhir dengan segala percek-cokan. Aksi serang dan balas dendam yang konyol, menurutku. Walau harus kuakui merek tidak bertingkah sesuai umur mereka. Dan lebih mengejutkan lagi ketika saya begitu menikmati tingkah konyol mereka.
Terlebih tingkah konyol mereka berlanjut pada fakta status mereka yang berubah menjadi sepasang suami istri. Selama 13 hari mereka melewati hari-hari bahagia. Semua itu nyata, senyata pertengkaran mereka di pagi hari ketika menyadari bahwa mereka seperti terkena ilusi bahagia tentang pernikahan.
Ini yang membuat cerita Troy dan Gadis semakin seru. Mereka sudah menjadi pasangan suami istri selama 13 hari tanpa mereka sadari. Kebohongan aneh mengingat mereka berdua adalah musuh bebuyutan!
Kejadian aneh yang menimpa Gadis dan Troy ini sempat membuatku terpikir bahwa apa ini maksud dari judul yang coba diberikan penulis. Sampai tiba di halaman terakhir membuat saya keki dengan twist yang diberikan penulis. Karena bagaimanapun membaca cerita mereka berdua itu sangat mengasyikkan dan tiba-tiba saya dipaksa masuk ke bagian Epilog. Ini saya kesel banget kenapa cepat banget sampai di bagian akhir.
Beruntunglah saya yang membaca cerita ini ketika cerita sekuel sudah diterbitkan. Tidak perlu membuat hati kesel.

Cerita yang sangat menyenangkan dan menghibur. Sangat direkomendasikan, selamat membaca. 

[Review] You Really Got Me



You Really Got Me
Dewie Sekar
Penerbit GPU
Tahun terbit Oktober 2019
Tebal 352 halaman
@GramediaDigital


Trisna jatuh cinta pada Mas Putra, sepupu Lorenzo, teman yang dikenalnya sejak kuliah. Sudah hampir setahun berkenalan tapi hubungan mereka berdua belum ada kemajuan. Entah memang karena Mas Putra tidak memiliki perasaan pada Trisna, atau Trisna yang terlalu bebal hingga tidak menangkap sinyal-sinyal yang diberikan Mas Putra.
Yang jelas Trisna ingin hubungan mereka berdua berubah. Trisna ingin perasaannya berbalas. Bagi Trisna yang sedang jatuh cinta, Mas Putra adalah segala-galanya. Ketika Trisna sedang kebingungan mencari cara bagaimana agar perasaannya tersampaikan, muncul insiden kecil yang melibatkan dirinya dengan Lorenzo. Lorenzo yang selama ini hanya Trisna anggap sebagai teman. Tidak lebih.

****

Terakhir tulisan penulis yang saya baca adalah Langit Tanpa Daya. Dan menjadi buku favorit saya. Dan juga agak membuat saya berharap tulisan teranyar penulis ini paling tidak sebagus cerita yang sebelumnya kubaca.
Cerita You Really Got Me benar-benar sangat sederhana dan minim konflik. Hanya terfokus pada cinta Trisna pada Mas Putra. Saya lumayan menikmati proses hubungan mereka berdua. Walau sangat lambat dan terkesan buru-buru di akhir. Padahal saya menantikan cerita manis tentang mereka berdua. Penulis hanya fokus pada masa lalu kelam Trisna yang membuatnya maju-mundur mengakui perasaannya pada Mas Putra.
Konflik dengan Lorenzo sendiri agak membuat saya sebal. Tiba-tiba Renzo dikaitkan dengan mereka berdua dan tiba-tiba masalah terselesaikan dengan cepat. Seperti angin lewat yang tidak sempat membuat rasa gerah hilang.

Mungkin kalau bagian masa lalu Trisna dipersingkat saya akan lebih menyukai cerita Trisna. Well, humor-humor yang diselepikan penulis membuat saya cukup terhibur. Paling tidak menghilangkan rasa bosan ketika membaca novel ini. Bacaan ringan tentang bagaimana memilih prioritas kita pada orang-orang yang kita sayang.

[Review] Ti Amo, Tia Amoria



Ti Amo, Tia Amoria
Karla M. Nashar
Penerbit GPU
Tahun terbit 2011
Tebal 344 halaman
@iPusnas

Ti Amo, Tia Amoria. Dari judulnya saja saya merasa suka sekali dengan buku ini. Pelafalan ketika dibaca sungguh terdengar manis dan romantis. Ah, lagi-lagi dasar pembaca hopeless romance.
Dan, memang cerita Tia dan Marco ini sungguh manis dan romantis. Dari benci menjadi cinta. Mungkin bukan benci hanya perasaan sebal Tia pada Marco karena insiden pertama mereka. Ditambah lagi Tia yang menutup diri dan tidak pernah mau menerima sosok pria dalam kehidupannya. Jelas Marco tanpa terkecuali.
Adalah Sarah penyebab semua keengganan Tia berhubungan dengan lelaki manapun. Kakak yang sangat dipuja dan disayanginya harus pergi karena cintanya pada pria Italia yang mengkhianatinya. Beruntung ada Alila sebagai pelipur lara Tia. Di dunia ini Tia hanya hidup dengan Alila. Alila sudah dianggap sebagai putri kesayangannya semenjak kematian kakaknya.
Pertemuan Tia dengan Marco meluluhkan benteng hati Tia. Marco yang sejak awal dekat Alila mau tidak mau membuat Tia mulai percaya. Cinta yang tidak akan pernah meninggalkannya. Semua terasa begitu menyenangkan sampai hantu masa lalu Marco datang. Masa lalu yang sayangnya berhubungan dengan masa lalu Tia.
Sungguh. Saya menikmati cerita Tia dan Marco. Sama seperti karya penulisnya yang sudah saya baca. Hanya saja menjelang akhir perasaan saya mulai datar. Lagi-lagi penulis menerapkan pola yang sama. Saya merasa cerita Marco dan Tia terlalu sempurna. Hingga terkesan tidak realistis. Ok lah memang ini cerita fiksi. Tapi tetap saja. Penulis terlaku memaksakan cerita berakhir dengan bahagia. Please, saya juga yang termasuk menyukai cerita akhir bahagia. Hanya saja bukan model seperti ini. Ada sesuatu yang hilang dan entahlah terlalu sulit bagi saya menggambarkan lewat tulisan.
Walau begitu, bagian epilog dari sudut pandang Alila sangat jempolan. Rangkuman cerita yang diceritakan Alila entah kenapa membuat mata saya berkaca-kaca. Ah, Alila. Gadis kecil yang membuat siapa pun akan jatuh hati. Selamat membaca.

[Review] Thy Will Be Done



Thy Will Be Done
Diego Christian
Penerbit GPU
Tahun terbit 2015
Tebal 216 halaman
@iPusnas


Jadi, cerita di buku ini ada hubungannya dengan karya penulis yang berjudul Kepada Gema. Yah, mungkin bisa dibilang ini buku prekuel karena terbita lebih dahulu. Karena alasan itu juga saya kepengin baca cerita Adela. Kupikir buku ini setting waktunya tidak berbarengan dengan Kepada Gema, tidak ada masalah juga sebenarnya. Walau ada beberapa bagian yang aneh saya bisa bilang lebih menyukai cerita Adela.
Adela lebih manusiawi dari pada Athisa dan tentunya tidak membosankan. Tapi, sebelumnya harus kubahas dulu, saya bukan Kristen, cerita Adela ini bisa dibilang seperti buku rohani. Karena sampai akhir kental banget ajaran-ajaran Kristen diceritakan dengan detail.
Saya tidak mempermasalahkan bagian ajaran Kristen. Biasanya saya skip saja, karena mencoba mengerti pun saya tetap nggak paham. Dan tidak ada gunanya juga, kan? Tapi satu yang kudapat bahwa semua agama mengajarkan kebaikan. Semua tergantung pribadi masing-masing.

Adela adalah contoh perempuan yang hidup di kota besar. Kehidupan bebas dan bisa dengan gampang memeluk pria kapan pun. Ini agak bikin kurang nyaman. Mungkin itu poinnya, perjalanan menuju jalan Tuhan. Pembersihan segala keburukan yang ada dalam diri Adela. Seandainya ini tidak seperi novel rohani, mungkin saya bakalan menikmati cerita Adela. Yah, bagi yang Kristen buku ini sangat cocok untuk dibaca. Ketika ingin sungguh-sungguh berubah dan mencari jalan ketika tersesat. Happy reading.