Minggu, 15 Desember 2019

[Review] Infinity



Infinity
Mayang Aeni
Penerbit Grasindo
Tahun Terbit 2016
Tebal 249 halaman


Blurb
Bani kehilangan satu-satunya rumah untuk pulang ketika Bunda yang disayanginya meninggal dunia. Di saat tidak ada seorang pun orang yang berdiri di sampingnya, justru Dinda menjadi satu-satunya yang bertahan untuknya, menemani Bani saat cowok itu merasa dunianya runtuh.
Dinda bukan sosok yang asing bagi Bani. Gadis itu masuk ke daftar orang yang tidak disukai Bani sejak pertemuan pertama mereka. Namun, semesta seolah berkonspirasi untuk mempertemukannya dan Dinda dalam suatu liburan keluarga, sampai akhirnya Dinda pun mulai mengetahui rahasia yang Bani simpan.
Keberadaan Dinda selepas kepergian Bunda di sisi Bani perlahan- lahan membantu Bani untuk bangkit kembali, berdamai dengan masa lalu yang kelam, dan keluarganya yang berantakan. Bersama Dinda, Bani menemukan kembali rumahnya untuk pulang.

Review
Lagi-lagi dalam pembukaan review ini saya harus menyampaikan permintaan maaf. Karena keterlambatan dalam pembuatan review permintaan dari penerbit ini. Saya tidak akan melakukan pembelaan apa pun karena hal ini memang murni kesalahan saya. Semoga dengan diterbitkan review ini bisa melunasi utang saya dan dimaafkan akan keterlambatannya. m(>_<)m

Pertemuan awal Dinda dan Bani bukan suatu pertemuan yang dapat dikenang dengan baik. Pasalnya Banilah yang memimpin perundungan terhadap Dinda. Siapa yang akan senang ketika bertemu dengan perundungmu ketika sedang asyik berlibur?
Itulah yang dirasakan Dinda ketika bertemu Bani di Lembang. Kenapa pula sudah jauh dari Jakarta Dinda harus bertemu Bani. Canggung. Keduanya merasa saling tidak nyaman ketika kebetulan rumah sahabat Mama Dinda adalah milik orangtua Bani. Sungguh sial bukan? Sudah dipaksa sang Mama berlibur malah bertemu dengan Bani, musuh bebuyutannya. Para orangtua yang tidak mengetahui permusuhan mereka malah menganggap bahwa Bani dan Dinda saling kenal dan berteman dekat.
Liburan Dinda yang suram pun berubah ketika Dinda mengetahui masa lalu Bani. Bagaimana luka itu menyayat begitu dalam hingga membentuk pribadi Bani yang buruk. Dinda tidak tahu bahwa semua yang dilakukan Bani ada alasannya. Dan alasan Bani batu Dinda tahu ketika dirinya menghabiskan liburan di rumah Bani.
*****
Anak-anak selalu menjadi korban. Itulah yang saya tangkap ketika membaca novel ini. Pasalnya setiap anak tentunya tidak dapat memilih siapa orangtuanya dan begitupun sebaliknya. Yang bisa dilakukan hanyalah kita saling berusaha dengan baik peran kita baik sebagai orangtua maupun sebagai anak.
Bani kebetulan mendapat orangtua yang tidak harmonis, wajar ketika Bani kecil mulai memberontak. Cari perhatian. Itulah yang sering dilakukan anak-anak yang sayangnya kadang orangtua tidak menangkap maksud sang anak.
Saya turut sedih dengan masa lalu Bani dan salut pada Dinda yang mau bertahan di sisinya, mengingat sejarah mereka berdua yang buruk. Pada akhirnya mereka bisa melalui semuanya dengan baik. Cerita Bani dan Dinda ini walau dibumbui dengan masa lalu Bani yang kelam termasuk novel romens yang bisa dibaca sekali duduk. Selamat membaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)