Selasa, 24 Desember 2019

[Review] Metamorfosa Oase




Metamorfosa Oase
Retni SB
Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit 2006
Tebal 247 Halaman


Blurb

Bunga, si gadis cantik 29 tahun. Dia bertemu lagi dengan mantan pacarnya yang bernama, Aria. Lelaki yang telah menghamili dan tidak mau bertanggung jawab untuk menikahinya. Setelah dia melahirkan anak Aria yang diberi nama olehnya Didit. Ia pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia ngekost di daerah dekat kantor dan dia lebih dekat dengan orang yang bersebelahan kamar dengannya. Yang bernama Zerlin dan April walaupun lebih tua darinya tetapi dia sudah menganggap meteka sahabatnya. Akibat laki – laki persahabatan mereka tak seindah dulu. Bunga yang dikenalkan oleh Zerlin kepada pujaan hatinya yang bernama Nandaz. Tetapi perkenalan itu menyebabkan dia jatuh cinta. Bunga tidak mau menyakiti hati Zerlin. Dia berusaha menyembunyikan perasaannya.
Zerlin, lajang yang masih perawan pada usia 34 tahun, merasa menemukan pria idaman yang diharapkannya akan menjadi calon jodohnya yaitu, Nandaz. Ia melakukan bermacam upaya agar bisa menarik perhatian Nandaz. Tetapi Nandas lebih memilih Bunga.
April, penggiat teater dan penulis novel yang produktivitasnya angin-anginan, gelisah dengan pencariannya. Beberapa nama cinta tak juga menjawab kegelisahannya.
Seiring perjalanan waktu dan interaksi tiga sahabat itu dengan pria-pria yang masuk dalam kehidupan mereka, persahabatan yang dulunya menyerupai oase sekarang tak lagi nyaman.

Review

Dari awal yang saya duga adalah aka nada 3 tokoh utama yang mendominasi cerita Metamorfosa Oase ini. Bunga, Zerlin dan April. Begitulah kira-kira. Ternyata setelah membaca samakin banyak halaman walau diceritakan secara bergantian tiap bab, Bunga-lah tokoh sentral cerita novel ini. Agak disayangkan karena saya lebih suka Zerlin daripada Bunga. Tidak ada alas an khusus, hanya karena tokoh Zerlin yang pertama kali muncul.
Ketiga wanita ini sudah lama menjalin persahabatan, 1 windu. Cukup lama dan tanpa terasa mereka sudah menjadi sangat dekat. Tapi tentu saja kalau persahabatan mereka adem-anyem tanpa konflik ya udah deh nggak usah nulis cerita lagi. Masalah utama mereka bertiga apalagi kalau bukan, pria. Yup, saling jatuh cinta dengan pria yang salah. Sulit memilih antara persahabatan dan cinta.
Hidup ini memang dihadapkan dengan sebuah pilihan bukan? Cinta atau persahabatan. Apa yang ketiga wanita ini akan pilih?
Karena Bunga adalah tokoh sentral sudah bisa ditebak siapa yang akan mendapat cintanya. Agak kesel mengingat tokoh lain agak terabaikan. Hanya Bunga saja yang bahagia di sini. Memang agak sulit jika ketiga wanita ini diharapkan menjadi tokoh utama. Apalagi dengan ketebalan buku ini. Kita sebagai pembaca harus bisa berlapang dada hanya kisah Bunga saja yang dimuluskan. Zerlin dan April, ya udah deh saat ini kalian patah hati dulu.
Saya bisa dikatakan lumayan menikmati membaca novel ini. Walau ada detail-detail nggak penting yang terlalu digalih penulis. Seperti, please semua orang sudah tahu Jakarta tempat kemacetan di mana-mana. Rasanya tidak perlu dijabarkan dengan banyak paragraph, terlalu membosankan.
Well, karena novel ini tidak terlalu tebal saya cepat sekali menyelesaikan cerita Bunga ini. Yah, harus kuakui akhir kisah Bunga membuat saya cukup baper. Akhirnya, Bunga menemukan cintanya. Selamat. Dan selamat membaca juga bagi yang ingin mencoba berkenalan dengan kisah Bunga.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)