Judul : Bridget Si Ratu Sekolah
Pengarang : Paige Harbison
Penerjemah : Inosensus Rotorua
Tahun Terbit : Cetakan I, 2016
Penerbit : Esensi
Jumlah Halaman : 238 hal
Kategori : Teenlit, Romance,
Harga : Rp. 80.000,-
ISBN : 978-602-6847-01-0
Rating : 3/5
Dulu
Bridget Jane Duke bukanlah gadis populer yang selalu mendapat sanjungan dari
teman-teman sekolahnya. Bridget hanyalah gadis manis biasa yang berperilaku
seperti remaja kebanyakan. Sampai akhirnya Bridget salah dalam memilih teman.
Bridget mulai berubah. Dan, puncaknya ketika Bridget memasuki masa SMA. Bridget
menjadi gadis populer yang selalu mendapat sanjungan dari teman-temannya.
Banyak yang segan kepada Bridget. Banyak yang mengganggap apa pun yang
dilakukan oleh Bridget adalah sesuatu yang keren. Tidak ada yang berani melawan
Bridget. Apa pun yang diinginkan Bridget hampir semua teman-temannya selalu
menuruti keinginan Bridget. Hal itu juga yang membuat Bridget menjadi gadis
yang sombong, egois dan berperilaku seenaknya sendiri dan tidak mau menghargai
orang lain.
Namun,
kepopuleran Bridget terancam ketika datang murid pindahan yang bernama Anna
Judge. Semua teman-teman di sekolahnya selalu membicarakan Anna. Hampir tidak
ada yang ingat bahwa Bridget adalah gadis populer. Mereka semua hanya peduli
pada keramahan sang murid baru. Tentunya Bridget kesal dengan kehadiran Anna.
Bridget harus melakukan sesuatu agar dirinya tetap menjadi gadis paling populer
di sekolahnya. Dan, Liam mantan pacarnya, tidak perpaling pada Anna.
*********
Sebelumnya
saya mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Esensi yang memilih saya untuk
mereview kedua buku terjemahan keluaran terbaru dari penerbit. Saya termasuk
dari 10 Blogger beruntung. Terima kasih.
Dari
sinopsis di novel ini tokoh Bridget adalah tipe-tipe gadis populer yang paling
dibenci. Tipe-tipe gadis penindas. Awalnya saya sendiri ragu akankah tokoh
Bridget dapat saya sukai. Mengingat, yah, Bridget memang sangat menyebalkan.
Bridget ini sebenernya punya pengaruh besar di sekolahnya. Sayangnya, dia memilih
untuk menjadi seseorang yang menyebalkan. Seandainya saja Bridget memilih untuk
menjadi gadis manis yang ramah sudah tentu dia akan menjadi semakin populer di
sekolahnya.
Siapapun
akan tahu bahwa yang mau menjadi teman Bridget tentu saja seseorang yang takut
pada dirinya. Bukan pertemanan loyal dari hati, kan? Siapa juga yang akan mau
menjadi teman seseorang yang menyebalkan seperti Bridget. Saya sih awalnya
salut juga ketika Bridget diceritakan mempunyai teman dekat. Atau paling tidak
anggapan Bridget seperti itu.
Dan,
lambat laun semakin membaca lembaran demi lembaran saya mulai paham isi hati
Bridget. Remaja seperti apa Bridget. Dan apa alasan yang membuat Bridget
menjadi semenyebalkan itu. Yah, khas para remaja ababil, memang. Mengingat
novel ini juga bertema teenlit. Tema pencarian jati diri belum bosan dipakai
oleh para penulis.
Nah,
yang jadi masalah adalah jika novel ini hanya tentang Bridget yang menyebalkan,
rasanya semua pembaca akan merasa kesal. Kehadiran tokoh Anna yang menjadi
kunci pada kehidupan Bridget membuat novel ini lebih menarik. Tokoh Anna yang
sangat bertolak belakang dengan Bridget memporak-porandakan kehidupan Bridget.
Dan, mulai terkuaklah semua hal yang membuat Bridget menjadi gadis menyebalkan.
Perubahan-perubahan sikap Bridget pun menurut saya cukup masuk akal. Yah, kalau
Bridget belum berubah setelah melalui hal itu bersama Anna rasanya Bridget bisa
dibilang sangat bebal.
Saya
cukup puas dengan akhir buku ini. Klimaks yang diberikan penulis tentang
hubungan Bridget dan Anna pun sangat pas dan cukup masuk akal. Dan, hubungan
percintaan Bridget dengan Liam berakhir dengan cukup memuaskan sampai-sampai
membuat saya kepikiran kepengin sekali buku ini ada sekuelnya.
Karena buku ini adalah buku terjemahan, saya
berani jamin bahwa terjemahan penerbit sangat mulus. Hampir seperti bukan
membaca buku terjemahan. Saya yang membaca pun merasa sangat nyaman dengan
terjemahan buku ini. Semua terasa mengalir dan pas. Dan, kover buku ini sangat
manis. Khas remaja dan perpaduan warna yang kalem membuat buku ini sangat eye-catching.
Overall, buku ini saya
rekomendasikan untuk dibaca. Bagi yang menyukai bacaan ringan dan walaupun
genre buku ini teenlit siapapun bisa membaca buku ini. Karena menurutku membaca
genre teenlit sangat menyengkan. Seperti nostalgia zaman-zaman masih remaja.
Ah, berasa sekarang saya super tua saja! xD
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)