Judul : My Better Half
Pengarang : Indah Hanaco
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tebal : 306 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, 2014
Kategori : Fiksi, Romance
Harga : Rp.54.800,-
ISBN : 978-602-02-5344-2
Ratingku : 3/5
Maxim, perancang sepatu
prewalker yg baru saja diberi gelar sebagai Bujangan Paling Diidamkan versi
sebuah majalah gaya hidup. Nyaris selalu cemberut, penderita caffeine use
disorder, sangat fokus pada pekerjaan, dan memiliki ego sebesar semesta. Kendra,
gadis muda yang memiliki masa lalu yang berjalinan ala benang kusut. Bercita-cita
menjadi seorang akuntan namun malah berakhir sebagai pegawai di sebuah biro
jodoh dengan klien para selebriti. Seorang ambidextrous dan memiliki ibu penderita
skizofrenia. Mereka bertemu karena acara Dating with Celebrity, berselisih
dalam banyak episode, berdamai hanya untuk sekedip, hingga berakhir dengan
perasaan cinta yang menyiksa. Bagaimanakah mereka mencari jalan keluar jika
masing-masing terlalu menahan diri dan gamang mengambil keputusan? Akankah
kisah mereka menemukan takdir bahagia atau tetap berada di area abu-abu yang
hanya memberi penderitaan?
***************
Novel ini bercerita
tentang Kendra dan Maxim yang dipertemukan dalam acara Dating with Celebrity. Maxim yang ogah-ogahan untuk mengikuti acara
TV tersebut menolak keras ketika Kendra membujuknya. Ada saja alasan yang
diberikan oleh Maxim. Seperti Kendra yang tidak menganggap Maxim penting lah
karena datang terlambat dalam pertemuan mereka. Acara TV bodoh lah. Acara yang
tidak ada manfaatnya dan omong kosong belaka. Namun, Kendra yang sama-sama
keras kepala pun tidak mau kalah. Kendra dengan gigih membujuk Maxim. Hingga cara
yang mustahil sekalipun.
Sejujurnya saya sangat
menyukai hubungan Maxim dan Kendra di awal cerita. Perasaan benci masing-masing
sangat kuat terasa. Bagaimana Maxim dan Kendra sama-sama ngotot dengan
pendapatnya. Saling mengejek dan usil satu sama lain. Hingga hubungan mereka
membaik dan mulai tumbuh benih-benih cinta.
Saya merasa tulisan
Indah Hanaco di sini sangat terasa sekali seperti membaca novel-novel Historical Romance. Yang bagi saya bukan
hal baik. Entahlah. Saya kurang menikmati semua dialog yang ada di buku ini. Berasa
kaku dan kurang mengalir. Jatuhnya, saya datar-datar saja ketika sampai pada
bagian Maxim yang mulai menaruh hati pada Kendra. Semua kata-kata Maxim terasa
terlalu keju banget. Dan berlebihan.
Yah, semoga sih
buku-buku Indah Hanaco yang lainnya bisa lebih baik lagi. Karena masih banyak
judul-judul yang mengantri untuk saya baca.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)