Sabtu, 28 Februari 2015

[Riview] When Beauty Tamed The Beast

Judul : Menaklukkan Sang Dokter
Judul Asli : When Beauty Tamed The Beast (Happily Ever After #3)
Pengarang : Eliosa James
Penerjemah : Nila Suri
Penerbit : Dastan 
Tebal : 452 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, Juni 2012
Kategori : Fiksi, Dewasa, Historical Romance
Status Buku : Punya (Beli Kolpri)
ISBN : 978-602-926706-8
Nilai : 4/5



Sejauh ini saya baru sedikit membaca novel terbitan Dastan, termasuk genre Historical Romance. Dan baru dua buku Eliosa James yang saya baca.  Namun, saya sejak membaca tulisan EJ saya dibuat jatuh cinta. Dan bisa dipastikan EJ adalah penulisa favorit saya.

-------------------------------------------------
Linnet, terpaksa menanggung malu karena skandal yang tidak diperbuatnya membuat geger London. Hanya karena pilihan gaun yang salah menyebabkan Linnet terlihat seperti seorang gadis yang sedang mengandung. Kedekatannya dengan Prince Augustus menjelaskan semuanya bentuk badan Linnet yang membesar. Padahal Linnet hanya terlalu banyak makan yang menyebabkan sedikit lemak yang menonjol ditubuhnya.
Penolakan Prince Augustus terhadap dirinya menambah deretan hal memalukan pada dirinya. Linnet sudah merasa gagal sebagai debutan yang mencari seorang suaminya. Sang Ayah yang merasa terpuruk dengan reputasi Linnet yang hancur mulai merencanakan penyelamatan demi dirinya. Dengan menjodohkan Linnet dengan seorang Buruk Rupa keturunan seorang Duke. Sang Duke yang terobsesi dengan darah ningrat menyetujui rencana Ayah Linnet dengan harapan akan mempunyai cucu berdarah ningrat.
-------------------------------------------------

Sejak pertama membaca buku ini saya langsung tertarik dengan tokoh Linnet yang blak-blakan. Linnet yang sungguh sial disangka hamil hanya karena model gaunnya yang memperlihatkan pinggang dan perutnya terlalu menonjol menyebabkan orang-orang menganggapnya hamil. Saya sangat mengerti perasaan Linnet. Ukuran tubuh saya yang bisa dikatakan besar tidak proposional sering disalahartikan sebagai ibu-ibu muda yang sudah melahirkan. Malangnya nasipku #curcol >,<
Kesamaan nasip inilah yang membuat saya begitu menikmati membaca buku ini. Namun, setelah tokoh Piers muncul semuanya tergantikan bahwa hubungan sinis keduanya memang yang paling seru. Saya selalu menikmati dialog-dialog sarkasme tiap tokoh. Saling membalas ejekan sikap sinis masing-masing tokoh. Linnet tidak ragu-ragu menyindir Piers yang dengan sinis member tahu kepincangan kakinya. Piers yang merasa dirinya jenius dibuat keki dengan kecerdasan Linnet. Linnet tidak pernah tidak bisa membalas sindiran Piers. Hal itu jugalah yang membuat mereka semakin dekat.
Yang aneh menurut saya adalah keinginan Piers tiap pagi untuk mengajak Linnet berenang. Agak sedikit kurang masuk akal bahwa hanya karena sedikit ketertarikan Linnet dalam berenang tidak menjadikan Piers setiap hari menjemput Linnet. Seakan-akan ini adalah pola yang digunakan EL, sama seperti di buku Duchess is Mine, aktivitas rutin Jim dan Harry adalah berkuda dan bermain anggar. Aktivitas berenang Piers dan Linnet memang bertujuan  untuk memperat kedekatan mereka. Jelas saja lah zama dulu pan belum ada swimsuit tubuh basah Linnet pasti sangat menggoda Piers.
Keteguhan Piers di akhir buku ini sangat menyentuh, dengan setia Piers tidak meninggalkan Linnet. Aksi yang sungguh heroic menurutku, dengan kepincangan Piers dan jiwa dokternya. Mau tidak mau saya sedikit tersentuh dengan sikap Piers ini. Dan yang paling akhir sekali dari buku ini adalah kenapa Ayah dan Bibi Linnet samasekali tidak diceritakan. Saya sungguh penasaran dengan mereka berdua. Tidak ada tanda-tanda kehadiran mereka berdua sampai saya menutup buku ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)