If
Evy
Ervianti
Penerbit
GPU
Tahun
terbit 2010
Tebal
240 halaman
@iPusnas
Jumat.
Adalah hari favorit Kika. Karena setiap hari Jumat Kika bisa memandang dengan
puas sang pujaan hati. Walau hanya melihat dari jauh
Perasaan
saya ketika membaca novel If adalah campur aduk tidak karuan. Bagaimama, tidak?
Tema yang dipakai penulis adalah perselingkuhan. Cerita yang selalu kuhindari.
Karena jelas yang ada nantinya hanya perasaan kesal.
Tapi,
oh tapi. Dari awal saya sudah jatuh cinta dengan tulisan yang dibuat penulis.
Saya nggak diberi kesempatan untuk membenci Kika. Untuk membenci Widhi. Untuk membenci
kebersamaan mereka berdua.
If
menggunakan pov Kika. Dan sudah jelas bagaimana kacaunya perasaan Kika.
Bagaimana nelangsanya Kika jatuh cinta pada pria lain yang bukan pacarnya. Tipe
tokoh yang selalu membuat saya jatuh cinta karakter yang meye-meye begini. :')
Di
pertengahan cerita saya masih mendukung cinta mereka. Masih mengembangkan layar
untuk kapal mereka. Apa lagi dengan jelas bahwa Kika tidak jatuh cinta dengan
pacarnya. Maafkan saya yang mendukung perselingkuhan Kika. Maafkan saya yang
kepengin Kika berakhir bahagia dengan Widhi.
Hingga
kenyataan pahit muncul dan dibeberkan bahwa Widhi pun sudah punya pacar dan
berencana menikah dalam waktu dekat. Rasa-rasanya patah hati ini. Semakin patah
ketika dengan teganya Widhi bilang ke Kika untuk memilih dan memberi kesempatan
untuk Kika memutuskan nasib cinta mereka berdua.
Dari
sinilah saya mulai marah pada Widhi. Tega sekali Widhi berbuat sepengecut itu.
Mengapa tidak Widhi saja yang membuat keputusan meninggalkan sang kekasih?
Mengapa tidak Widhi saja yang membatalkan rencana pernikahannya? Apapun hasil akhirnya
nanti takdir akan membawanya bersama Kika atau tidak. Setidaknya ada usaha yang
dilakukan Widhi untuk cinta mereka berdua.
Yang
ada di pikiran saya hanyalah Widhi tidak cukup besar mencintai Kika dengan rela
membuat pengorbanan. Seakan dirinya yang paling menderita. Saya hanya menganggap
Widhi pria egois. Yang tidak mau kehilangan Kika dan pacarnya.
Dari
situlah saya mulai tidak menyukai keputusan-keputusan penulis. Saya masih
menunggu akan adanya harapan di akhir cerita nantinya. Namun, harapan hanya tinggal
harapan. Rasa kecewa yang hanya saya dapatkan.
Terlepas
dari akhir cerita yang tidak saya sukai. Saya tetap menanti tulisan lain dari
penulis. Tentunya saya berharap akan ada cerita lain yang lebih sesuai selera
saya. Ah, dasar pembaca egois. Terkadang selalu berkehendak lain dengan sang
penulis. :')
Bacaan
yang sungguh membuat saya nggak bisa berhenti membaca. Membuat saya lagi-lagi
begadang demi memuaskan rasa penasaran. Selamat membaca.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)