Rabu, 04 Desember 2019

[Review] If



If
Evy Ervianti
Penerbit GPU
Tahun terbit 2010
Tebal 240 halaman
@iPusnas



Jumat. Adalah hari favorit Kika. Karena setiap hari Jumat Kika bisa memandang dengan puas sang pujaan hati. Walau hanya melihat dari jauh
Perasaan saya ketika membaca novel If adalah campur aduk tidak karuan. Bagaimama, tidak? Tema yang dipakai penulis adalah perselingkuhan. Cerita yang selalu kuhindari. Karena jelas yang ada nantinya hanya perasaan kesal.
Tapi, oh tapi. Dari awal saya sudah jatuh cinta dengan tulisan yang dibuat penulis. Saya nggak diberi kesempatan untuk membenci Kika. Untuk membenci Widhi. Untuk membenci kebersamaan mereka berdua.
If menggunakan pov Kika. Dan sudah jelas bagaimana kacaunya perasaan Kika. Bagaimana nelangsanya Kika jatuh cinta pada pria lain yang bukan pacarnya. Tipe tokoh yang selalu membuat saya jatuh cinta karakter yang meye-meye begini. :')
Di pertengahan cerita saya masih mendukung cinta mereka. Masih mengembangkan layar untuk kapal mereka. Apa lagi dengan jelas bahwa Kika tidak jatuh cinta dengan pacarnya. Maafkan saya yang mendukung perselingkuhan Kika. Maafkan saya yang kepengin Kika berakhir bahagia dengan Widhi.
Hingga kenyataan pahit muncul dan dibeberkan bahwa Widhi pun sudah punya pacar dan berencana menikah dalam waktu dekat. Rasa-rasanya patah hati ini. Semakin patah ketika dengan teganya Widhi bilang ke Kika untuk memilih dan memberi kesempatan untuk Kika memutuskan nasib cinta mereka berdua.
Dari sinilah saya mulai marah pada Widhi. Tega sekali Widhi berbuat sepengecut itu. Mengapa tidak Widhi saja yang membuat keputusan meninggalkan sang kekasih? Mengapa tidak Widhi saja yang membatalkan rencana pernikahannya? Apapun hasil akhirnya nanti takdir akan membawanya bersama Kika atau tidak. Setidaknya ada usaha yang dilakukan Widhi untuk cinta mereka berdua.
Yang ada di pikiran saya hanyalah Widhi tidak cukup besar mencintai Kika dengan rela membuat pengorbanan. Seakan dirinya yang paling menderita. Saya hanya menganggap Widhi pria egois. Yang tidak mau kehilangan Kika dan pacarnya.
Dari situlah saya mulai tidak menyukai keputusan-keputusan penulis. Saya masih menunggu akan adanya harapan di akhir cerita nantinya. Namun, harapan hanya tinggal harapan. Rasa kecewa yang hanya saya dapatkan.
Terlepas dari akhir cerita yang tidak saya sukai. Saya tetap menanti tulisan lain dari penulis. Tentunya saya berharap akan ada cerita lain yang lebih sesuai selera saya. Ah, dasar pembaca egois. Terkadang selalu berkehendak lain dengan sang penulis. :')

Bacaan yang sungguh membuat saya nggak bisa berhenti membaca. Membuat saya lagi-lagi begadang demi memuaskan rasa penasaran. Selamat membaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)