Judul : Mamma Mia! Mualaf
Pengarang : Indah Hanaco
Tahun Terbit : Cetakan I, 2013
Penerbit : GPU
Jumlah Halaman : 148 hal
Kategori : Non Fiksi, Kisah Inspiratif,
ISBN : 978-979-22-9448-4
Rating : 4/5
Bisa dibaca secara gratis di aplikasi iJakarta
Kisah-kisah unik, mengharukan, dan menggetarkan indra ini merupakan catatan pengalaman sepuluh mualaf yang menemukan jalan-Nya dengan berbagai cara. Umumnya, terjadi tanpa sengaja atau tak terduga. Ada kisah seorang ibu yang mendapat hidayah setelah kematian putra tersayangnya. Remaja belia yang memutuskan memeluk Islam tatkala duduk di bangku SMP. Seorang lelaki berdarah Inggris yang memilih menjadi ateis sejak muda, namun tak kuasa menghalau pesona zikir yang didengarnya. Masih ada 7 catatan indah lainnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Simak semua kisah mereka di sini, Mamma Mia! Mualaf. Dipersembahkan khusus untuk Anda, para pencinta kisah luar biasa. Semoga kita bisa memetik hikmah dari perjalanan hidup mereka.
“Sepuluh tahun bekerja di dunia perbukuan, ini adalah buku pertama yang benar-benar membuat saya menangis.” —Tilarama, editor
“Subhanallah! Buku ini membuat saya deg-degan dan menitikkan air mata. Berbahagialah mereka yang telah mendapatkan hidayah dari Allah Swt.” —Ayu Syaefudin, ibu rumah tangga
“Jalinan kisah para mualaf ini sungguh menyentuh hati. Membuat saya yang terlahirmuslim berkaca: Sudahkah saya bersungguh-sungguh dalam menjalankan dan menegakkan Islam?”—Sastrapertala, penerjemah.
*********
"Begitu aku mengucapkan kalimat syahadat, semua kesulitan hidup ini rasanya tidak ada artinya lagi. Aku sudah memasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Aku hanya perlu berusaha sekuat tenaga. Hasil akhirnya ada di tangan Dia." (Dennis - p.118)
Ah, rasanya sangat indah sekali bisa membaca 10, cerita pengalaman religius seseorang dalam mendapatkan hidayah dari Allah. Ada berbagai cara, misteri, yang kadang akan sulit diterima nalar. Dan, terasa sangat mustahil sekali seandainya kita belum merasakannya sendiri.
Buku ini memiliki 10 kisah seseorang yang akhirnya menjadi mualaf. Banyak kisah yang tersebar, mulai dari tuntutan pindah agama karena pernikahan, seorang ibu yang mendapat hidayah setelah kematian putranya, gadis muda yang benci mendengar suara azan sampai penganut ateis yang selalu mempertanyakan kebenaran tentang Tuhan.
Pemberian hidayah dari Allah memang tidak serta merta dirasakan oleh setiap orang. Sungguh beruntung ketika seseorang diberikan hidayah oleh Allah. Ketika membaca kisah mereka yang akhirnya memeluk agama Islam ada perasaan hangat di hati ini. Sungguh suatu hal yang tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata. Proses hidayah yang terjadi tanpa paksaan dari pihak manapun sampai akhirnya Allah membelokkan hatinya untuk memeluk agama Islam.
Suatu hari saya lupa kapan tepatnya, ada yang pernah mengatakan pada saya bahwa sepertinya akan lebih baik kualitas agama kita sendainya kita tidak menganut agama hanya karena mengikuti orangtua. Kita yang Islam keturunan terkadang malas-malasan dakam beribadah. Para mualaf kebih getol dalam beribadah. Tidak seperti kita yang hanya Islam KTP.
Namun, pendapat tersebut dibantah dengan keras. Saya lagi-lagi lupa siapa yang membantah pendapat tersebut. Yang saya ingat bantahan itu berisi, iya kalau seandainya kita diberi hidayah oleh Allah, iya seandainya kita suka rela dipertemukan dengan agama Islam, iya kalau kita bakalan jadi mualaf. Kalau tidak? Na'uzdubillah, sampai mati kita tidak mengenal Islam.
Lewat pandangan itu semakin menegaskan saya untuk selalu bersyukur. Bersyukur karena orangtua saya Islam. Bersyukur saya sudah mengenal Islam semenjak kecil. Kunci hidup ini hanya satu bukan? Selalu bersyukur.
Buku ini memang sangat menginspirasi. Baik untuk yang sudah memeluk agama Islam dari lahir, maupun baru menjadi mualaf.
Selalu belajar dari orang-orang yang berpengalaman tidak ada salahnya. Selamat membaca.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)