Judul : Memutar Ulang Waktu
Pengarang : Gabrielle Chandra
Tahun Terbit : Cetakan I, 2015
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 200 hal
Kategori : Young Adult, Romance,
Harga : Rp. 48.000,-
ISBN : 978-602-03-1533-1
Rating : 3/5
Shella
Marciana Nugroho merasa banyak sekali kesalahan masa lalu yang sudah
diperbuatnya. Sehingga rasa-rasanya dia ingin bisa memutar ulang waktu
memperbaiki segala hal yang menurutnya salah. Shella selalu punya pikiran
seandainya di masa remaja dia bisa lebih sering bergaul saat ini dia akan bisa
memiliki kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekadar menjadi seorang
pegawai bank swasta.
Shella
memang terkesan tidak mensyukuri semua yang sudah didapatkannya. Seperti pacar
yang setia, orangtua yang selalu memberi perhatian penuh, tapi sayangnya Shella
masih selalu merasa kurang. Hingga Shella diberi kesempatan untuk bisa kembali
ke masa lalu. Tekad Shella sudah bulat, dia akan memperbaiki semua
kesalahan-kesalahan hidupnya.
*********
“... Manusia memang pandai menuntut untuk
memiliki “lebih”. Banyak pula yang menyalahkan pilihan mereka dalam mengambil
keputusan pada masa lalu yang berdampak buruk pada masa depan, yang mereka
jalani saat ini. Khayalan mustahil terhadap keberadaan mesin waktu untuk
memutar ulang kehidupan hinggap di pikiran sejumlah orang. Alangkah bahagianya
jika diberi kesempatan mengulang masa lalu dan mengubah jalinan takdir ....”
Dari
judulnya saja saya sudah sangat tertarik untuk membaca novel ini. Tema time mechine adalah tema yang tidak akan
pernah menjadi tema yang membosankan di kamus saya. Dan hey, siapa juga yang
tidak pernah berkhayal bisa untuk pergi ke masa lalu? Saya pun selalu punya
pikiran seperti Shella seandainya bisa memperbaiki segala kesalahan-kesalahan
yang sudah dilakukan di masa lalu.
Shella
gadis cantik berusia 24 tahun bekerja sebagai pegawai bank. Shella terlihat
cukup mapan sebagai gadis di usianya. Namun, Shella mulai bertanya-tanya apakah
dia akan menjadi lebih baik seandainya di masa lalu dia tidak menjadi remaja
yang kuper dan kutu buku? Apakah dia akan menjadi gadis popular seandainya dulu
dia mau berdandan? Dan, apakah ayahnya tidak akan menjadi pengangguran
seandainya mau menerima ajakan bekerja di Kalimantan? Dan, benarkah Jonathan
adalah lelaki terbaik untuk Shella? Dimulailah perntanyaan-pertanyaan itu
berkecamuk di kepala Shella. Shella merasa perlu perubahan agar kehidupannya
lebih baik. Pertemuannya dengan seorang Bapak Tua aneh pun semakin membuat
Shella bersemangat ketika dia diberi kesempatan untuk mengubah masa lalu. Shella
bisa pergi ke kehidupannya saat SMP! Wow, kesempatan yang langka.
Dimulailah
aksi Shella untuk mengubah segalanya. Shella remaja bukan lagi gadis kuper dan
kutu buku. Melainkan gadis popular dan manis. Shella bisa menyalurkan bakat
menyanyi dan basketnya. Pacaran dengan cowok popular di sekolah. Namun,
benarkah perubahan itu akan menjadikan Shella gadis yang lebih baik? Hal itu
lah yang Shella belum tahu.
Setelah
membaca buku ini saya menjadi tahu alasan buku ini masuk dalam genre young adult. Karakterstik tokoh Shella
yang macam ababil inilah yang menjadikan Shella walau sudah bekerja tapi
terkesan seperti remaja. Sebagai anak tunggal Shella dianugerahi sifat manja. Mungkin
dari sifat manja ini lah Shella punya pikiran macam-macam mengenai kehidupannya
yang dirasa kurang berhasil. Entahlah saya kurang bisa menyukai tokoh Shella
karena dia seperti anak kecil. Selalu saja di mata Shella segalanya jelek. Yah,
mau bagaimana lagi sulit kalau menghadapi anak manja.
Sudah
terlihat sih akhir buku ini akan seperti apa. Hanya saja saya lumayan menikmati
perjalanan masa lalu Shella. Lika-liku Shella dalam mengubah masa lalunya pun
ditulis dengan baik oleh penulis. Dan bisa dipastikan bahwa cara penulis
bercerita sangat enak untuk diikuti. Walaupun cerita buku ini datar-datar saja
lumayan lah dengan gaya penulisan yang baik.
Jelas,
banyak sekali pesan moral dalam buku ini. Semua manusia pasti menyadari walau
segimana inginnya mengubah takdir/nasip di masa lalu. Pada akhirnya semua akan
bertanya-tanya apakah menjadi kesalaha baru ketika kita mengubah semuanya? Manusia
itu memag ribet ya, selalu pengin enaknya saja. He he he
Well, sebagai bacaan ringan buku ini
bagus. Perjalanan masa lalu Shella yang penuh lika-liku pantas untuk diikuti.
:)