Senin, 28 Oktober 2013

'Prisoner of Ur Heart'



Judul : Prisoner of Ur Heart
Pengarang : Irin Sintriana
Penerbit : Penerbit Eazy Book
Tebal : 248 Halaman
Tahun Terbit : Cetakan I, 2013
Kategori : Romance, Fiksi, Remaja
Harga : Rp. 30.000,-
ISBN : 978-602-19746-8-1
Beberapa kali mengikuti kuis yang diadakan oleh Penulis dan selalu berakhir dengan kegagalan mau tidak mau membuat saya penasaran dengan karya Penulis. Akhirnya saya bisa berjodoh untuk bisa mencicipi karya Penulis.
Keantusian Elaine untuk bisa belajar di Negeri Kanguru yang sudah menjadi impiannya sejak dulu harus berkurang karena ide konyol Orang tuanya. Syarat utama yang harus Elaine jalani adalah Elaine harus selalu didampingi ‘Pelindung’ pilihan Mamanya. Tanpa izin dari sang ‘Pelindung’ Elaine tidak bisa bergerak bebas di Sydney. Elaine yang tidak suka diatur merasa bahwa Fabian sebagai ‘Pelindung’-nya selalu bersikap berlebihan dan hubungan mereka berdua selalu berakhir dengan pertengkaran, walau sepihak dari Elaine saja. Masalahnya Fabian sangat menikmati tugas sebagai ‘Pelindung’ Elaine. Dan karena sikap Fabian juga lah yang membuat Elaine  selalu berdebar-debar ketika bersama Fabian.
Namun tiba-tiba Fabian mulai bersikap dingin kepada Elaine tanpa bisa dicegahnya. Padahal Elaine yakin hubungan mereka berdua baik-baik saja.

Dari awal, saya mencoba untuk tidak berekspektasi tinggi dengan novel ini. Entahlah apa yang membuat saya berpikiran seperti itu. Walaupun memang saya sangat penasaran dengan karya Penulis hanya saja yah sifat jelek saya memang yang selalu punya pikiran ‘Novel bukan dari penerbit besar biasanya isinya standar’ Walaupun memang tidak semua novel dari penerbit besar isinya diatas standar juga. Hanya sebagai jaga-jaga saja sih biar saya tidak terlalu kecewa.
Dan sialnya memang terjadi dari pikiran jelek saya ini. Sepanjang halaman novel yang kubaca perasaan saya datar-datar saja. Dimulai dari pertemuan awal Elaine dan Fabian, kehidupan Elaine dengan sahabat-sahabatnya di kampus, rasa yang berbeda Elaine terhadap Fabin, pertengkaran Elaine dengan Fabian dan sahabatnya. Bahkan sampai akhir pun yang harusnya saya punya pikiran ceritanya manis saya malah tetap pada pikiran awal bahwa ceritanya datar.
Mungkin hal ini terjadi karean tidak banyak konflik yan dimunculkan oleh Penulis. Keadaan Fabian yang harusnya menjadi kekuatan novel ini pun terasa hambar dan dipaksakan mengingat Penulis baru memunculkannya ketika menjelang halaman novel yang semakin habis. Dari awal juga saya merasa dialog antara tokoh pun terasa aneh dan kaku. Saya ini penggemar dialog jelas saja saya sangat memperhatikan dialog-dialog antar tokohnya. Saya merasa Penulis terlalu tanggung untuk memutuskan bahasa apa yang akan dipakai tiap tokohnya. Kadang yang kutangkap bahasa formal kadang bahasa informal.
‘Aku dan Bianca nggak sedang menjalin hubungan apapun …. [Fabian – Halaman 196]’
Nah aneh tidak sih dialog Fabian itu? Rasanya kurang pas dengan kata ‘nggak sedang’. Katanya nih biasanya yang mengurusi hal-hal itu editor kan ya. Tidak hanya satu kalimat sih masih banyak kalimat-kalimat lainnya yang membuat saya menyimpulkan bahwa dialog tokohnya aneh dan kaku.
Karena Penulis juga sudah menerbitkan beberapa buku sempat membuat saya bertanya-tanya apa karya Penulis sebelumnya juga modelnya sama seperti ini? Saya pencinta dialog kan jadi kurang menikmati dan sepanjang baca selalu saja sok tahu memperbaiki tiap kalimatnya. Saya tidak pernah suka ketika membaca novel dengan sok tahunya saya mengubah kalimat demi kalimat yang ada pada buku. Mulai tidak menikmati novel yang saya baca.
Untuk akhir yang diberikan Penulis juga saya merasa Penulis ragu-ragu memutuskan apakah novel ini akan berakhir bahagia atau sedih. Sad/Happy ending ketika Penulis bisa meramunya dengan baik pembaca akan merasa terpuaskan. Sama ketika saya membaca novel Ilana Tan yang ‘Autmn in Paris’ walaupun sesedih apapun ceritanya membuat saya berpikiran bahwa Penulis memberikan ending yang terbaik untuk para tokohnya. Nah untuk Fabian dan Elaine ini kenapa juga harus seperti itu? Seperti memaksakan Happy ending tapi jatuhnya cliffhanger, ok, alas an pribadi juga saya benci cerita yang akhirnya ngegantung! -_-
Covernya manis, apalagi dengan sarung tangan pink, cuman saya gagal paham dengan adanya noda di samping sarung tangan itu. Maksudnya darah bukan ya? Karena latar warnanya orange jatuhnya malah numpuk warna dan kontras banget. Dan omong-omong gagal paham, maksudnya judul dengan isi cerita apaan yak? Jelas-jelas judulnya ‘Penjara Hatimu’, romantis kan? Apalagi tagline-nya yang ‘Please, penjarakan aku dalam hatimu’ Awww, awww, kok saya jadi mikirnya lebay ya? Dan keju banget +_+
Faktor ketipisan juga sih yang membuat saya bisa menamatkan buku ini. Dan karena buku ini hasil pinjaman yang sudah berbulan-bulan cuman bisa nongkrong dan bersegel di meja alhasil membuat saya kepikiran untuk segera membaca dan mengembalikannya.
Biasanya nih yang suka baca novel macam gini remaja-remaja labil yang demen banget cerita romance ringan. Tapi bagi penyuka romance tidak ada salahnya membaca novel ini ketika kepingin baca bacaan yang super ringan dan sekali habis dibaca.

Untuk Elaine yang berarti ‘Cahaya’ saya beri nilai 1 :)

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)