Judul : Rainy’s Days
Penulis : Fita Chakra
Penerbit : Ice Cube
Terbit : 2014
Tebal : viii + 227 hlm.
ISBN : 978-979-91-0652-0
Bisa dibaca secara gratis di aplikasi iKaltim
“Hujan itu tak berarti sedih, Rainy,” kata lelaki itu.
“Meski hujan selalu datang di saat-saat buruk?” tanyanya seperti bocah yang menuntut penjelasan.
Rainy percaya kalau hujan dan dirinya tidak pernah akur. Momen-momen terburuknya selalu dihiasi oleh rintik-rintik air hujan yang seolah berpesta merayakan kesedihannya.
Bertolak belakang dengan Kian yang selalu bersyukur akan datangnya hujan. Bunga-bunga di kebunnya seakan menyambut limpahan air dari langit itu dengan sukacita.
Mereka bertemu, bertengkar, lalu berteman.
Namun, karena luka masing-masing mereka memutuskan untuk menyimpan rasa cinta yang mulai tumbuh. Sampai suatu hari... ketika cinta itu terungkap tanpa kata, salah satu dari mereka pun terdiam tanpa tahu kapan akan bersuara lagi.
******
Rainy rela pindah kampus dan tempat kosan demi menghindari pacarnya yang posesif. Selama ini Rainya tidak punya keberanian untuk pergi. Hingga akhirnya Rainy memutuskan untuk pergi. Rainy tidak tahan lagi dengan sifat pacarnya yang suka main kekerasan ketika keinginannya tidak dituruti. Walau begitu Rainy tidak serta merta lolos dari kekejaman pacarnya. Melarikan diri bukan jalan terbaik yang dipilih Rainy. Karena sang mantan pacar malah memburu Rainy di apartemen barunya. Untungnya Rainy mempunyai tetangga yang mau menolong dirinya. Walau Rainy tidak pernah mau membuka diri, Kian berusaha untuk selalu dekat dengannya. Ketika Rainy mulai membuka diri sayang Rainy sudah tidak dapat melarikan diri dari masa lalunya.
"To Rainy: Hanya mau bilang, hujan itu justru menghapus kesedihan" (Kian)
Setelah menamatkan tiga seri Bluestoberi ini saya mulai bertanya-tanya sebenarnya kesamaan dari tiap seri dalam hal apa. Saya merasa tidak ada kesamaan yang mencolok antara ketiganya. Dari segi cerita pun berbeda. Apa kemungkinan dari tiap akhir ceritanya? Kalau saya beberkan di sini akan menjadi spoiler. Yah, biarlah menjadi teka-teki. xp
Dari awal saya menganggap Kian sebagai pemuda yang aneh dan narsis. Karena memakai 2 sudut pandang antara Rainy dan Kian saya menjadi tahu pribadi masing-masing tokoh utamanya. Dari sudut pandang Rainy saya menjadi tahu bahwa Rainy adalah pribadi yang kurang rasa percaya dirinya. Sedangkan Kian dia ini terlalu percaya diri. Malah sangat sadar diri bahwa dirinya sangat menarik dan dipuja oleh banyak gadis. Ugh. Sifat yang bikin saya sebal. Untungnya Kian tidak menunjukkan rasa percaya dirinya dengan sikap arogan, Kian malah terkesan alim dan polos. Nah, bingung kan? xp
Dalam hidupnya Kian tidak pernah mau dekat dengan siapa pun. Masa lalu Kian dengan kedua orangtunya membuat Kian selalu berhati-hati. Namun, perasaan Kian berubah ketika bertemu Rainy. Kian jatuh cinta pada Rainy. Kian berusaha untuk dekat dengan Rainy. Walau hal itu tidak mudah tentunya. Sikap dingin Rainy akhirnya runtuh dan hubungan yang sedikit mulus harus menghadapi cobaan.
Saya cukup terhibur membaca novel ini. Memang terkesan suram ketika memakai sudut pandang Rainy. Beban hidupnya membuat dirinya terkesan rapuh. Rainy merasa tidak ada seorang pun yang memedulikan dirinya. Baik orangtua maupun kekasihnya. Hal ini sangat diimbangi dengan pribadi Kian yang ceria. Sudut pandang Kian yang digambarkan begitu riang membuat cerita tidak semakin suram. Porsinya pas.
Yang mengejutkan bagi saya adalah akhir kisah Rainy dan Kian. Saya hanya bisa merasa kesal dan melongo kenapa pula harus seperti itu? Saya sangat tidak terima dengan keputusan penulis. Seakan-akan penulis asal-asalan memberikan akhir cerita mereka.
Yah, cukup menghibur bagi saya. Bagi yang ingin tahu kisah Rainy dan Kian, jangan sungkan untuk membacanya. Selamat membaca.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan segan buat ngasih komen ya :)