Jumat, 30 September 2016

[Review] Perfect Valentine


Judul : Perfect Valentine
Pengarang : Erlin Cahyadi
Tahun Terbit : Cetakan I,  2014
Penerbit : GPU
Jumlah Halaman : 200 hal
Kategori : Teenlit, Romance
ISBN : 978-602-030236-2
Rating : 3/5
Bisa dibaca secara gratis di aplikasi iKaltim



Evan dan Echa berkenalan saat mereka berdua terlambat di hari pertama MOS. Karena mereka tidak sekelas, akhirnya mereka berdua menjalani hukuman di kelas berbeda. Hingga kelas XI mereka dipertemukan kembali. Entah kenapa Evan mulai menjadi sosok menyebalkan. Tanpa tahu kesalahan apa yang diperbuat, Echa selalu menjadi bulan-bulanan Evan. Padahal teman-temannya banyak yang bilang kalau Evan cowok idola di sekolahnya. Bagaimana, tidak? Selain ganteng dan kapten klub basket, prestasi Evan juga selalu masuk 1 besar. Lalu mengapa Evan selalu mengusili Echa? Dan mengapa tiba-tiba Evan mendaftar di klub jurnalistik tempat Echa menghabiskan waktu sehabis pulang sekolah? Nggak bosan apa selama 10 jam bertemu dengan si rese Evan. 

*********

Sejak membaca tulisan penulis yang berjudul Bali To Remember, saya sudah menyukai cara penulis bercerita. Makanya tidak salah ketika saya menikmati novel ini, karena penasaran membuat saya lagi-lagi begadang. Demi untuk tahu akan seperti apa hubungan benci-cinta antara Evan dan Echa.
Evan sangat mencintai Echa, karena kesalahpahaman Evan malah berusaha untuk mendekati Echa secara konyol, yaitu dengan bersikap usil. Maksud hati agar Echa menyadari kehadiran Evan, tidak disangka reaksi Echa adalah kebencian. Jelas, semisal saya ada di pihak Echa pun akan merasakan hal sama. Siapa yang sudi dihina dan diusili setiap hari? Walau sekeren apa pun penampilan Evan?
Tiap hari setiap ketemu Evan dan Echa selalu adu mulut. Ada saja yang mereka perdebatkan. Mulai dari Echa kalah dalam pemungutan suara, Evan yang maks kepengin jadi anggota klub jurnalistik sampai mereka kepaksa mengerjakan makalah bareng karena 1 kelompok. Saya selalu menikmati adu mulut mereka berdua. Dan, padahal jelas sekali kelakuan Evan ini hanya untuk mencari perhatian Echa. Tapi kok ya nggak sadar-sadar.
Tiap lembar demi lembar saya selalu penasaran bagaimana akhirnya mereka berdua bersatu. Bagaimana caranya Evan mau mengalah demi mengatakan rasa sukanya pada Echa. Saya cukup menyukai cara Evan, walau bikin saya senyum-senyum karena Evan terlalu konyol. Dan, karena akhir yang begitu tiba-tiba saya malah menginginkan sekuel cerita Evan dan Echa. Habisnya nanggung banget. Saya kepengin lebih.
Well, saya sangat menikmati membaca novel ini. Walau tidak ada kesan istimewa, novel ini cukup menghibur untuk sekadar bacaan ringan. Selamat membaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)