Minggu, 18 September 2016

[Review] In Absentia

Judul :In Absentia
Pengarang : Indah Hanaco
Tahun Terbit : Cetakan I,  2012
Penerbit : Jogja Bangkit
Jumlah Halaman :168 hal
Kategori : Non Fiksi, Dewasa, 
ISBN : 978-602-9431-12-4
Rating : 4/5
Bisa dibaca secara gratis di aplikasi iKaltim




Sejak membaca buku Mama Mia : Just Married saya sudah jatuh cinta dengan tulisan Indah Hanaco. Makanya tidak heran ketika saya pun menyukai buku ini. Karena tema buku In Absentia sama seperti buku pertama penulis yang saya baca. 
Membaca buku ini seperti membaca kumpulan cerpen yang bertema cinta. Walau seperti yang dikatakan penulis, bahwa cerita-cerita yang suguhkan adalah based on true story. Namun dibuat dala kisah seperti cerpen. Semuanya ada 12 kisah cinta. Penulis memaparkan dengan gaya bahasa yang enak dan mengalir membuat saya tidak merasa bosan walau kebanyakan berisi tentang cerita cinta yang sedih.
Bagaiman, tidak? Cerita pertama saya disuguhkan cerita tentang seorang ibu yang tidak bebas bertemu dengan buah hatinya. Hanya karena keadaan yang memaksa dirinya harus merelakan sang buah hati dirawat oleh orang lain. Keadaan ekonomi yang membuatnya menyerahkan anaknya diasuh oleh Pamannya. Kepergiannya untuk menjadi TKW di Arab Saudi malah mendatangkan malapetaka ketika majikannya memperkosanya. 
Saat membacanya saya merasa sedih dan ikut hancur. Memang cerita tentang TKW yang pulang ke tanah air dengan membawa pulang bayi sudah sering terdengar. Tapi begitu saya membaca kisah yang dituturkan oleh penulis hati saya ikut trenyuh. Hati saya merasa pilu dan seperti diremas-remas. Ikut bahagia ketika akhirnya sang ibu bisa memeluk buah hatinya. Walau sang buah hati tidak akan pernah tahu bahwa dia lah ibu kandungnya.
Dari ke-12 cerita yang disuguhkan hanya 3 kisah yang saya sukai. Salah satunya adalah cerita sedih di atas. Ada lagi kisah cinta yang berjudul "Never Happy Ending Story"  berkisah tentang Lana yang jatuh cinta pada pacar sahabatnya.
Kisah yang sangat saya benci sebenarnya. Lagi-lagi ketemu lagi dengan kisah memilukan dan menjengkelkan seperti ini. Saya memang bukan orang yang anti pacaran. Terserah saja dengan keputusan ingin pacaran. Walau jelas dalam Islam tidak ada istilah pacaran. Dan membaca kisah Lana semakin menegaskan saya kenapa pacaran dilarang agama.
Lana tidak pernah punya keinginan untuk mencintai Emir. Lana tahu sudah 2 tahun Emir menjalin kasih dengan Agnes. Kedekatan Emir dan Lana membuat Emir menyadari perasaannya. Bahwa dirinya lebih mencintai Lana dan berniat untuk memutuskan Agnes. Selama Emir masih berstatus menjadi pacar Agnes, tak sekalipun Lana mencoba untuk menggoda Emir. Jadi, mereka berdua memutuskan untuk menjalin kasih karena memang hubungan mereka dari awal bukan dari berselingkuh. Agnes tentunya kecewa pada Lana dan memutus hubungan pertemanan mereka. Walau merasa bersalah Emir selalu menguatkan Lana bahwa mereka hanya mencari kebahagian. Hubungan Lana dan Emir pun semakin kuat ketika mereka berdua akhirnya memutuskan untuk menikah. Hanya saja jalan menuju pernikahan tidak dibiarkan mulus oleh Tuhan. Orangtua Emir tidak menyetujui Lana menjadi menantunya. Dengan alasan yang menurut saya dan Lana sangat tidak masuk akal.
See? Kisah menyebalkan yang membuat saya kepikiran tentang kata karma. Padahal Islam jelas mengatakan bahwa Karma itu nggak ada. Lalu, putusnya hubungan Lana dan Emir apa dong?
Nah, dari kisah Lana pun saya menyadari bahwa mungkin berakhirnya kisah Lana karena dibalik kebahagiaan Lana ada kesedihan yang dirasakan oleh Agnes. Makanya kalau dari awal nggak ada istilah pacaran nggak bakalan ada yang tersakiti, kan? Atau bisa jadi memang sudah takdir. Makanya juga saya berusaha untuk tidak berada dalam posisi seperti Lana. 
Terakhir adalah cerita cinta yang menurut saya super manis. Kisah cinta yang bermula di ruang tunggu dokter gigi. Pertemuan Arwyn dan Marvel super aneh. Malah sifat kekeh Marvel lebih aneh lagi. Padahal Arwyn ngotot nggak mau kenalan sama Marvel tapi Marvel nggak mau menyerah.
Pasangan duo ini yang menurut saya paling manis. Apa lagi di akhir cerita dikasih tahu kalau pernikahan mereka berdua langgeng. Ah, lega banget pokoknya. Nggak melulu kisah sedih yang dihadirkan. Sangat direkomendasikan. Selamat membaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)