Rabu, 31 Agustus 2016

[Review] 3600

Judul : 3600 detik
Pengarang : Charon
Tahun Terbit : Cetakan 12, April 2014
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 200 hal
Kategori : Romance, Teenlit
Harga : Rp. 40.000,-
ISBN : 978-602-03-0398-7
Rating : 2/5
Bisa dibaca secara gratis melalui aplikasi @iYogya

            Sandra sangat terpukul ketika orangtuanya bercerai. Dan hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan ia harus tinggal bersama ibunya, yang selama ini tak pernah dekat dengannya. Kemarahan yang dipendam membuat Sandra menjadi remaja yang bandel. Berulang kali ia dikeluarkan dari sekolah karena kenakalannya di luar batas.
Akhirnya ibunya memutuskan untuk pindah kota. Menurut pendapatnya, suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku Sandra. Tetapi, Sandra sengaja berulah lagi supaya dikeluarkan dari sekolah. Namun ia salah perkiraan. Pak Donny, wali kelasnya, dengan sabar berhasil menghadapi Sandra.Lambat laun Sandra berubah. Orangtua maupun gurunya heran. Mereka yakin, Leon-lah yang membuat gadis itu berubah. Mereka juga bertanya-tanya kenapa Leon bisa bersahabat dengan Sandra, sementara murid-murid yang lain justru menjauhi gadis urakan itu.
Apa yang membuat Leon tertarik pada Sandra, padahal keduanya bagaikan langit dan bumi?

Selain 3600 DETIK yang sudah dicetak ulang puluhan kali, Charon juga menulis novel laris 7 Hari Menembus Waktu, 1000 Musim Mengejar Bintang, dan Trio Weirdo.

********

            Saya selalu penasaran ketika ada novel yang dikatakan bestseller. Apalagi ketika saya belum ada kesempatan untuk membacanya. Makin menggebu-gebu rasa penasaran saya.
            Dan, ketika mendapat kesempatan untuk bisa membaca novel 3600 detik, saya super senang.
            3600 detik adalah novel bergenre teenlit. Sudah dapat ditebak tokoh yang muncul adalah remaja. Permasalahan yang diambil pun sama. Masih seputar remaja yang mencari jati diri. Adalah Sandra yang membenci hidupnya ketika kedua orangtuanya memutuskan untuk bercerai. Sandra yang lebih dekat dengan ayahnya dipaksa untuk tinggal serumah dengan ibunya. Alhasil, Sandra menjadi remaja pemberontak. Sandra memilih merusak dirinya dengan membolos, merokok dan sampai akhirnya tidak lulus ketika ujian SMA.
            Beruntung Sandra memiliki ibu yang kuat, tidak menyerah akan Sandra. Beliau dengan sabar ingin lebih dekat dengan putrinya. Walau satu tahun terakhir usahanya tidak membuahkan hasil. Sandra memilih untuk menolak ibunya. Dan semakin merusak dirinya sendirinya.
            Jujur, saya super sebal dengan kelakuan Sandra ini. Bisa-bisanya memilih untuk merusak dirinya sendiri. Saya super paham dengan perasaan ibunya, mau dibiarkan saja takut si anak bakalan berujung bunuh diri, diperhatiin malah melunjak. Ah, dilema orangtua. xD
            Semakin beruntung ketika Sandra mendapat teman di sekolah barunya, Leon. Dari awal kemunculan Sandra, Leon yang tipikal anak alim dan siswa teladan tertarik dengan Sandra. Bagi Leon, Sandra adalah pribadi unik. Walau banyak yang menjauhi Sandra karena sifatnya yang kasar, Leon tidak menyerah untuk mendekati Sandra. Perubahan dalam diri Sandra pun terjadi ketika Leon tidak menyerah untuk menjadi teman Sandra.
            Sebelumnya, saya menyukai tulisan Charon. Saya pun lumayan beranggapan paling tidak akan bisa menikmati membaca novel ini mengingat bukan karya pertama penulis yang dibaca. Sayangnya hal itu tidak bisa membuat saya menikmatinya. Bagi saya cerita Sandra begitu membosankan dan terkesan datar saja. Saya hanya cukup menikmati di awal cerita ketika Sandra begitu menyebalkan. Selebihnya biasa saja. Kehadiran Leon pun tidak menambah menarik. Biasa saja.
            Well, walau begitu saya belajar ‘sesuatu’ dari Leon. Sifat Leon yang tidak pernah menyerah akan Sandra dan hidupnya patut diacungi jempol. Hal itu juga yang mungkin membuat Sandra mau berubah. Kalau seandainya ingin tahu apa yang membuat Sandra berubah ketika di dekat Leon, harus baca sendiri novel ini. Selamat membaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan segan buat ngasih komen ya :)