Jumat, 25 November 2016

[Review] Typo

0



Judul: Typo
Penulis: Chistian Simamora
Penerbit: Twigora
Tebal: xii + 476 halaman
Tahun Terbit : 2016


KETIKA TUHAN TAK MERENCANAKAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK BERJODOH, PARA ORANGTUA AKAN TURUN TANGAN UNTUK MENYATUKAN MEREKA.

Di usianya yang keempat belas tahun, Maisie Varma dijodohkan dengan Josh Mallick oleh kedua ayah mereka. Meskipun sama-sama tak suka dengan keputusan sepihak itu, Mai dan Josh memilih untuk belajar beradaptasi dengan satu sama lain ketimbang membangun nyali untuk menentangnya.

Tapi kemudian, di malam pergantian tahun, Oma Josh yang baru mendengar tentang perjodohan itu langsung protes keras. Bukan itu saja, beliau memaksa para ayah untuk membatalkan pertunangan malam itu juga.
Semuanya pun kembali seperti semula—kecuali bagi Mai. Dia sungguh-sungguh tak menyangka, status tunangan Josh selama beberapa hari membuatnya jatuh cinta untuk kali pertama.

Novel #jboyfriend kali ini merupakan kronologis cinta putri satu-satunya keluarga Varma. Tentang gelenyar yang membungkus perasaan Mai dalam bahagia, juga tentang hal-hal manis yang membuat pipinya sering merona merah.
Novel ini juga akan bercerita banyak tentang anak bungsu keluarga Mallick. Si mantan tunangan yang bertanggung jawab membuat Mai jatuh hati sekali lagi, juga yang mengingatkannya bahwa perasaan itu tak lebihdari sekadar typo. Kesalahan hati yang harus Mai koreksi.

Selamat jatuh cinta,
CHRISTIAN SIMAMORA


********

Sejak membaca novel Good Fight harus saya akui kalau saya pun jatuh cinta dengan Christian Simamora. Seperti ada magnet sendiri yang membuat saya langsung jatuh cinta. Gaya bahasa yang digunakan penulis sangat asyik, membuat pembaca tidak bosan. Walau saya rada kurang suka dengan gaya bahasa nonbaku, tapi entahlah semuanya termaafkan.
Banyak pembaca yang bilang juga kadang kalimat-kalimat yang diluncurkan penulis membingungkan. Memang, tulisan yang terlalu gahul kadang membuat kita sakit mata saat membacanya. Untungnya novel terbaru penulis ini sudah banyak perubahan. Banyak.
Dari awal membaca cerita Mai dan Josh, saya langsung jatuh cinta dengan ide perjodohan mereka. Mai kecil yang dipaksa dijodohkan ayahnya. Tentunya Mai sangat kebingungan dengan ide dijodohkan ini. Namun, malangnya May kecil yang langsung jatuh cinta dengan calon tunangannya. Siapa pula yang tidak akan jatuh cinta sama Josh kecil? Di mata seorang anak kecil yang tidak jago musik, Josh yang jago main piano adalah pangeran segala-galanya. Sayangnya perjodohan mereka kandas lantaran Oma Josh menentang keras. Oma lebih memilih mereka untuk berkembang dulu. Jangan ada campur tangan orang dewasa yang mengekang mimpi-mimpi mereka.
Sampai ketika Mai dan Josh dewasa dipertemukan kembali. Kalau saya pribadi pastinya bakalan canggung banget ketemu mantan tunangan. Yah, dasar merek berdua ini punya rasa percaya diri yang super tinggi, sikap mereka sangat profesional. Mereka berusaha untuk bekerja sama dengan baik. Pembuktian pada masing-masing orangtua mereka.
Buku ini mengambil alur maju-mundur. Saya suka sekali ketika membaca bagian masa lalu Mai dan Josh kecil. Rasanya mereka berdua ini manis banget. Keduanya menolak keras untuk menyetujui pertunangan mereka, tetapi tiba-tiba mereka jadi akrab banget. Saling terbuka satu sama lain. Sayangnya bagian masa lalu mereka ini sangat sedikit. Ok lah, saya memang suka berkubang pada masa lalu, masih kepengin porsi masa lalu mereka yang banyak.
Karena genre novel ini adalah novel dewasa sudah jelas banyak adegan-adegan yang hanya bisa dikonsumsi untuk 21+. Josh yang dari awal terang-terangan tertarik pada tubuh Mai gencar sekali membayangkan dirinya bersama Mai. Yah, sama halnya dengan Mai, dirinya juga tidak malu-malu tertarik secara seksual pada Josh. Ketegangan mereka berdua sangat terasa. Puncaknya ketika mereka harus survei ke Bali demi kelancaran pekerjaan mereka berdua. Di sana mereka berdua membuat komitmen. Apa yang terjadi di Bali biarlah tertinggal di Bali.
Di pertengahan buku ketika sampai pada bagian Mai dan Josh mulai bersama, saya sangat membenci Josh. Kepengin banget saya geplak gara-gara plin-plan banget. Sudah jelas dirinya jatuh cinta sama Mai tapi susah banget mengakuinya. Yah, kalau cepat mengakui cepat tamat juga sih cerita mereka. 
Tarik ulur mereka berdua lumanyan membuat saya lelah. Apa lagi kalau bukan karena sifat menyebalkan Josh. Untungnya Josh yang melakukan hal-hal manis di akhir, membuatnya dimaafkan. Yah, saya susah tidak memaafkan ketulusan Josh.
Di bagian halaman terima kasih, penulis menyinggung-nyinggung genre historical romance. Saya awalnya kurang paham dab baru disadarkan kalau sifat Josh yang plin-plan ini mirip para pria bangsawan yang menolak keras kalau dirinya sudah jatuh cinta. Dan bagian 21+ nya juga sangat mirip. Kalimat-kalimat yang digunakan penulis sama persis, hot banget, menurut salah satu pembacanya.
Well, buku ini lumayan menghibur. Saya suka sekali dengan interaksi Mai dan Josh. Dan, bagi yang pembaca yang penasaran dengan genre historical romance, buku ini bisa jadi untuk perkenalan. Selamat membaca.

Kamis, 24 November 2016

[Review] Sang Pengkhianat

0



Judul: Sang Pengkhianat (Seri Omen #6)
Penulis: Lexie Xu
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Thriller
ISBN: 9786020309002


File 6 : Kasus Penjahit Manusia dengan Korban Atlet-Atlet Unggulan Pekan Olahraga

Tertuduh : Kami. Yep, kalian tidak salah baca. Kami-kami yang seharusnya menyelidiki kasus ini malah menjadi tertuduh lantaran ada beberapa saksi yang mengatakan mereka melihat kami di tempat kejadian. Tentu saja kami tidak sudi pasrah dengan situasi ini dan bertekad untuk menyelidikinya. Kecurigaan kami jatuh pada dua cewek paling jahat di sekolah kami: Nikki dan Eliza. Tambahan lagi, kini mereka mendapat bantuan dari Damian Erlangga sang pangeran iblis, serta mantan sobat kami yang kini menjadi musuh bebuyutan kami: Erika Guruh.

Fakta-fakta : Pada hari-hari menjelang Pekan Olahraga, atlet badminton unggulan sekolah kami ditemukan di lapangan badminton dalam kondisi tidak sadar dengan mata, mulut, dan anggota badan terjahit rapat. Saksi mata berupa sahabat korban mengatakan dia melihat Rima berkeliaran di dekat lapangan pada saat kejadian. Di siang hari, pada hari yang sama, kapten tim futsal ditemukan mengalami kejadian tragis yang sama, dan kali ini orang-orang melihat Putri Badai melarikan diri dari tempat kejadian. Keesokan harinya ada “tips tepercaya” yang mengatakan Aya akan melakukan kejahatan berikutnya, dan sebelum kami sempat melakukan sesuatu Aya sudah ditahan polisi.

Misi kami : Menemukan pelaku sebenarnya sebelum kami dihukum untuk perbuatan yang tidak kami lakukan.

Penyidik kasus,
Valeria Guntur, Rima Hujan, Putri Badai, dan Aria Topan



*******

Setelah kemunculan Eliza saya kira bakalan ada adegan berdarah-darah lagi antara Eliza dan Erika. Mengingat Eliza yang memulai permusuhan di awal seri Omen. Saya sama sekali tidak menyangka dalang semua kejahatan-kejahatan yang terjadi di SMA Harapan Nusantara adalah ibu Valeria. Ugh, saya agak tidak bisa menerima hal ini. Mengingat ayah Valeria yang membentuk The Judges saya jadi membuat kesimpulan semua yang terjadi di dunia Omen adalah masalah keluarga. Masalah perselisihan orangtua yang berimbas pada anak-anak mereka. Saya merasa seperti de javu, kayaknya pernah membaca/menonton cerita dengan konflik seperti ini. 
Yah, mungkin biar tidak sama seperti seri perdana penulis, seri Omen ini bukan didalangi oleh anak di bawah umur. Melainkan para orang dewasa pendengki. Jujur, konflik yang dipilih penulis agak membuat saya kecewa. Semuanya berputar pada keluarga Valeria.
Semuanya terselatkan ketika porsi Erika di buku ini sangat banyak, mengobati kekecewaan saya. Hubungan Erika-Viktor yang semakin manis pun membuat saya berseri-seri. Dan, membuat saya penasaran ketika Erika dewasa nanti kelanjutan hubungan mereka akan seperti apa.
Erika kembali ke rumah. Erika kembali pada Eliza. Erika berusaha untuk memaafkan kesalahan Eliza. Erika berada pada mode denial dan delusional. Wajar sih walau preman, Erika masih seorang remaja yang haus kasih sayang. Ketika Eliza menawarkan perdamaian Erika dengan mudah tergoda. Tentu saja tindakan Erika salah. Kenapa Eliza harus meminta syarat ketika dirinya tobat dan meminta Erika kembali ke rumah? Erika dilarang berteman dengan Valeria cs. Sudah terlihat jelas itu semua tipu muslihat Eliza. Hanya Erika saja yang menutup mata.
Yah, malang sebenarnya nasib Erika ini. Dia disuguhkan sendiri dengan kenyataan pahit tentang Eliza. Dan, di akhir buku ini kejutan penulis memukul telak saya dengan pemberian klimaks pertarungan antara Eliza dan Erika.
Well, tinggal satu buku lagi dan akhirnya saya bakal terbebas dari rasa penasaran. Buku terakhir nanti sangat dinantikan, walau tebal halamannya membuat saya jiper duluan

[Review] Kutukan Hantu Opera

0



Judul: Kutukan Hantu Opera (Omen #5)
Penulis: Lexie Xu
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Thriller
ISBN: 978-602-03-0558-5



File 5: Kasus penganiayaan anak-anak pelaku kejahatan SMA Harapan Nusantara pada malam pementasan Phantom of The Opera.

Tertuduh : Lagi-lagi Kelompok Radikal Anti-Judges. Kali ini muncul seseorang yang belum apa-apa sudah berani mati mengakui dirinya sebagai lawan kami. Damian Erlangga, anak baru misterius yang dipenuhi berbagai gosip brutal yang bikin dirinya ditakuti semua orang (dan gosipnya Damian naksir Putri). Selain itu, kami juga harus memperhitungkan Nikki dengan senyum mulut-robek-nya yang menghantui mimpi buruk kami, serta seseorang yang muncul dari masa lalu Erika.

Fakta-fakta : Diadakan pementasan Phantom of the Opera kendati sudah ada legenda mengenai Kutukan Hantu Opera. Gosipnya, saat drama itu dipentaskan, akan ada banyak orang yang mati. Pada saat latihan drama, Aya nyaris mengalami kecelakaan yang mengancam nyawanya. Selain itu, masih ada banyak gangguan lain (dicurigai beberapa di antaranya ulah iseng Erika). Kemudian, pada malam pementasan drama, satu per satu orang yang pernah melakukan kejahatan di SMA Harapan Nusantara ditemukan dalam kondisi kritis dan topeng terbelah. Lebih celakanya lagi, di tengah-tengah drama, Valeria hilang.

Misi kami : Menemukan Valeria dan membekuk pelaku Kutukan Hantu Opera.

Penyidik Kasus,
Putri Badai, Aria Topan, & Rima Hujan



********

Setelah tahu dalang di balik organisasi misterius The Judges adalah ayah Valeria, saya hanya bisa speechless. Bisa-bisanya. Saya sama sekali tidak menyangka. Apa lagi misi rahasia Rima-Putri-Aya adalah melindungi Valeria membuat khayalan saya runtuh. Ok, sebenarnya saya tidak membayangkan apa-apa hanya saja hal itu, entahlah, tidak sesuai ekspektasi saya. Dari awal mereka ber-3 ini sangat sok misterius, saya sangat tertipu. Sudahlah, ini sih karena saya yang mudah tertipu saja. :')
Terungkap juga bahwa Rima dkk ini adalah anak asuh ayah Valeria. Mereka ber-3 ini sangat setia pada ayah Valeria. Karena jelas utang budi. Walau saya sebenarnya kurang setuju hubungan mereka ber-3 ini karena utang budi. Kesetiaan mereka seperti tidak tulus kan, ok lah saya terlalu naif. Tapi gimana nasibnya ketika kita diperbudak karena masalah utang budi. Sangat menyeramkan.
Masih seperti seri lainnya, Omen ke-5 ini masih dengan segala kasus-kasus mengerikan yang terjadi di SMA Harapan Nusantara. Saya nggak akan bahas tentang kasusnya, karena yah, saya bosan. Cuman bisa dibilang di Omen ke-5 ini saya mulai menyukai tokoh selain Erika, Putri Badai.
Ugh, saya super jatuh cinta sama Putri. Putri ini sama-sama sengak seperti Erika, tapi tentunya lebih berkelas. Tidak seperti Erika yang preman, Putri ini terlahir dengan pembawaan yang sangat berkhrisma dan membuat dirinya ditakuti oleh semua orang. Yah, tidak percuma tentunya jabatan sebagai Hakim Tertinggi di organisasi The Judges. Setiap orang mau tidak mau tunduk pada kharisma Putri.
Di buku ini juga saya dikenalkan dengan pribadi Putri yang terlihat tegar di luar tapi sebenarnya Putri sama seperti remaja kebanyakan. Putri hanya dituntut keadaan.
Tentunya tidak afdol kalau saya tidak menceritakan pasangan Putri Badai. Satu-satunya cowok yang kebal dengan kharisma dan tidak takut pada Putri Badai adalah Damian Erlangga. Cowok pindahan yang tiba-tiba mengusik hari-hari tenang Putri Badai.
Dan, sudah bisa dipastikan bahwa Damian terlibat dalam setiap kasus yang terjadi. Sayangnya Damian bukan di pihak Putri. Dari awal Damian sudah mengatakan bahwa dirinya bersebrangan dengan Putri. Damian terang-teranga mengatakan bahwa adalah anggota Kelompok Radikal Anti-Judges. 
Selain Erika-Vikor, mungkin bisa dibilang Putri-Damian adalah pasangan favorit saya. Ditambah hubungan percintaan mereka berdua yang tidak terlihat akan berakhir bagaimana, membuat saya sangat penasaran.

[Review] Malam Karnaval Berdarah

0



Judul : Malam Karnaval Berdarah (Omen Series #4)
Penulis : Lexie Xu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 2014
Jumlah Halaman : 400 halaman
ISBN : 978-602-03-0189-1

File 4 : Kasus perusakan wajah anggota OSIS SMA Harapan Nusantara di malam karnaval.

Tertuduh: Kelompok Radikal Anti-Judges. Tidak diketahui siapa sebenarnya anggota kelompok yang namanya jelek banget ini, meski kami punya dugaan kuat: Erika Guruh dan Valeria Guntur, dua anggota The Judges yang membelot lantaran tidak menyetujui kebijakan-kebijakan OSIS. Tambahan lagi, mereka berdua adalah kombinasi paling mematikan di sekolah kami yang sanggup melawan Putri Badai si Hakim Tertinggi, yang punya sekutu berupa ketua OSIS yang punya kemampuan misterius dan wakilnya yang berandalan, alias kami berdua.

Fakta-fakta: Putri Badai menerima surat-surat ancaman untuk membubarkan susunan keanggotaan OSIS dengan tuduhan pemungutan suaranya dimanipulasi. Saat Putri menolak menanggapi mereka, kami menemukan mayat binatang diletakkan di ruang OSIS. Lebih parahnya lagi, di acara pertama yang dilakukan oleh OSIS, mereka mulai mengincar anggota-anggota OSIS yang populer. Satu per satu ditemukan dalam kondisi pingsan, dengan tubuh penuh luka dan wajah yang dirusak.

Misi kami: Menemukan pelaku sebenarnya sebelum persahabatan kami hancur untuk selamanya.

Penyidik Kasus,
Rima Hujan & Daniel Yusman


********

Karena terakhir kali membaca seri Omen ke-3 sekitar hampir setahun yang lalu banyak sekali kejadian sebelumnya yang saya lupa. Walau penulis dengan baik mengingatkan pembaca yang pelupa seperti saya, tetap saja feel-nya beda. 
Saya termasuk penyuka tulisan Lexie Xu, sudah berjanji juga akan membaca seri Omen ini. Walau seri ini bikin saya nangis karena terlalu panjang sampai 7 buku. Wajar juga sih karena banyak banget tokoh yang dimunculkan oleh penulis. Di buku ke-4 ini menceritakan tentang Rima dan Daniel.
Rima Hujan, sahabat baru Erika dan Valeria, sekaligus induk semang mereka. Cewek menakutkan yang dianggap sebagai sadakonya SMA Harapan Nusantara. Setelah proses pemilihan panjang, akhirnya Rima menjadi ketua OSIS, Erika dan Valeria juga masuk jajaran OSIS.
Tugas pertama Rima sebagai ketua OSIS adalah menyukseskan acara karyawisata warga SMA Harapan Nusantara yang diputuskan dengan membuat sebuah Karnaval. Walau tentunya acara Karnaval itu berubah menjadi menakutkan karena begelimpangan korban.
Yah, saya sejujurnya bosan dengan pola seri Omen ini. Karena tiap buku ya pasti ada kasusnya. Hanya berbeda tokoh utama saja sih. Kemungkinan besar yang membuat saya kecewa karena hanya tokoh Erika yang paling saya sukai. Selain Erika saya bosan membaca cerita mereka. 
Walau tentu saja akan semakin membosankan kalau ceritanya hanya menyelesaikan kasus mengerikan yang terjadi. Di sini bermunculan lagi tokoh-tokoh penting selain tokoh utamanya, Putri Badai dan Aria Topan. Dari awal saya dibuat penasaran dengan hubungan Rima-Putri-Aya. Mereka bertiga ini sok misterius banget. Berkali-kali bilang ini semua demi bos. Bos dan bos. Saya penasaran dong ya siapa bos mereka bertiga ini. Apa lagi bos besar ini yang menggerakkan organisasi misterius yang menguasai SMA Harapan Nusantara, The Judges. Asli saya penasaran pake banget. Dan, terbukti sih ya saya sangat syok ketika tahu dalang dibalik organisasi sok misterius ini.
Walau saya merasa bosan dengan seri Omen ini saya masih penasaran dengan sepak terjang Erika dkk. Dan karena diberi kesempatan untuk bisa membaca seri Omen sampai tamat, tentunya nggak bakalan disia-siain.

[Review] Return

0



Judul : Return
Penulis : Elvira Natali
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance
Kategori : Adult, Amore
Tebit : Februari 2014
Tebal : 232 hlm
ISBN : 978 – 602 – 03 – 0205 – 8
Harga : 52.000


Felicia
Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah mendapati pemuda yang bersikap sedemikian
hangat kepada semua orang. Yutaka begitu ceria dan penuh cinta. Lambat laun, kenyataan itu semakin menciptakan tanda tanya besar dalam benaknya: Apakah dia benar-benar nyata?

Yutaka
Seumur hidupnya, dia belum pernah bertemu dengan gadis cuek yang hampir tidak pernah tersenyum. Felicia sangat misterius dan tak terjangkau. Namun, entah mengapa hal itu malah membuatnya makin peduli sekaligus penasaran: Kenapa dia bisa begitu gelap dan muram? 

Semuanya berawal dari hamparan salju di Milan...
Ada yang diam-diam menangis pilu dalam hati, ada yang ceria dan selalu penuh tawa. Tentu saja berbagai kebingungan selalu mengiringi keduanya pada setiap perjumpaan, karena mereka memang tak sama.
Pada akhirnya, perbedaan memang selalu punya cara untuk menyatukan. Tapi, bagaimanakah rajutan kisah mereka akan berakhir?

*********

Sumpah, saya nggak kepengin bilang novel ini palgiarisme atau apa, tapi saya sebel banget karena novel ini mirip banget seri musimnya Ilana Tan. Tempelan-tempelan cerita sana-sini dengan versi akhir bahagia.
Saya heran, bisa-bisanya editor GPU diam saja. Walau tidak mirip sama persis tapi ayolah banyak adegan-adegan sama seperti di seri musim Ilana Tan. Padahal waktu Dear Nathan dibilang mirip seri Jingga milik Esti Kinansih kayaknya mereka gerah banget. Kok sekarang gini sih ya. Okelah, saya tidak boleh berburuk sangka seperti ini, tapi ayolah.
Awal cerita Felicia memang sama sekali tidak mirip dengan seri musim Ilana Tan. Saya sempat biasa-biasa saja sih ketika Felicia tunangan dengan Marcel. Okelah, demi menguatkan hubungan mereka berdua harus tunangan dulu, walau pada akhirnya Felicia ditinggal pergi oleh Marcel yang kuliah di Milan. Tapi dipertengahan ketika Marcel kecelakaan dan amnesia ditambah lagi kemunculan Yutaka, udah deh saya mulai kesel. Hampir semua kejadian yang menimpa Felicia dan Yutaka plek sama persis yang ada di Spring in London. Yutaka model video musik Felicia, Yutaka penasaran sama artis dingin macam Felicia, adegan mengantar Felicia ke flat sewaannya, adegan mereka berdua akhirnya kencan dan sangat bahagia kemudian dikejutkan kenyataan pahit seperti cerita Autumn in Paris.
Ugh, sangat menjengkelkan ketika membaca novel yang sama persis dengan novel kesukaan kita. Pokoknya saya tidak mau menduga-duga, itu memang murni saya sendiri yang nggak terima kalau ada adegan yang sama persis. Walau pastinya selalu ada alasan di balik semuanya. Padahal saya cukup menyukai gaya cerita penulis, tapi begitu banyak kemiripan, saya langsung ilfeel.
Yah, ini hanya buku ini bukan selera saya saja. Saya hanya terlanjur kecewa. Semoga ke depannya saya nggak bakalan ketemu dengan bacaan yang seperti ini lagi.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com