Kamis, 28 Juni 2012

'Wandeuk'

Tumblr_m5cvpa3tjg1qhwo89o1_1280
Judul : Wandeuk
Pengarang : Kim Rye-ryeong
Penerjemah : Seini Intanalia Zalukhu
Tahun Terbit : Cetakan I, 2012
Penerbit : Bentang Belia (PT Bentang Pustaka)
Jumlah Halaman : 254 hal
Kategori : Fantasi, Romance, Remaja
Harga : Rp. 46.000,-
ISBN : 978-602-9397-24-6
Bisa dibeli di bukupediacom

Seberapa banyak, sih, persembahan yang sudah diberi Ddongju? Nanti juga aku akan memberi sama banyaknya. Karena itu, tolong bunuhlah Ddongju. Kalau dalam minggu ini dia belum mati, aku akan datang lagi. Dalam nama Bapa yang Mahakudus dan Mulia aku telah berdoa. Amin.
Di gereja itulah aku berkali-kali datang dan mengucap doa agar Tuhan segera membunuh Ddongju yang dengan tiba-tiba—seperti parasit—yang tidak mau lepas dariku. Tetapi serajin apapun aku berdoa, Tuhan tidak mau mendengarkan. Ddongju malah selalu ada baik di gereja, di sekolah, bahkan di rumahku sekalipun. Entah apa sebenarnya apa yang dia mau.
Hingga suatu hari dia berkata ‘Ibumu, ternyata orang Vietnam, ya?” Aku yang selama 17tahun hidup dengan Ayahku tidak pernah sekalipun tahu tentang Ibuku, kenapa pula dia yang lebih tahu?
Aku harus lebih rajin berdoa di gereja agar doaku cepat dikabulkan. Ddongju benar-benar selalu membawa masalah untukku.
Tapi dari Ddongju lah aku bisa bertemu Ibuku, mengenal lebih dekat sosok Juara I—Jeong Yoonha. Dan menemukan hal yang benar-benar aku sukai dan kuasai—bukan menulis novel—dalam hidupku ini, Kickboxing.

Suka, walau bukan menjadi favorit.
Membaca novel ini cukup membuatku terhibur juga, walau awalnya aku sama sekali belum menangkap isi cerita sampai mencapai halaman 100, wow cukup aneh juga kan padahal novel ini cukup tipis cuma 200halaman. Pikirku kenapa pula ceritanya begitu lambat. Tapi cerita mulai ada titik penerangan ketika Wandeuk dekat dengan Jeong Yoonha. Aku yang suka hal-hal yang bebrbau romantis otomatis langsung semangat begitu unsur roman dalam novel ini muncul. Walau memang sama sekali tidak ada hal yang romatis sekali tentang hubungan Wandeuk dan Yoonha, tapi hubungan ‘aneh’ mereka malah terasa menarik dan aku malah berpikir ‘ih meraka berdua manis sekali sih’ hehe
Karena buku ini buku tentang remaja SMA maka tema yang diangkat pun memang cukup ringan dan sekaligus berat karena menyangkut tentang masalah penyandang cacat dan isu pernikahan antar negara.
Ayah Wandeuk yang mempunyai tubuh pendek dan pamannya yang mempunyai keterbelakangan mental, tak elak membuat Wandeuk jadi bahan olok-olokan dan membuat emosi Wandeuk memuncak dan hal ini lah yang membuat Wandeuk dicap sebagai preman—gara-gara suka berkelahi. Alhasil Wandeuk menjadi pribadi yang tertutup dan tidak mempunyai teman.
Kehadiran Ddongju—wali kelas Wandeuk—merubah hidup Wandeuk dengan cara unik Ddongju. Menurutku aslinya Wandeuk ini anaknya baik dan penurut, hal ini terbukti walau kesal setengah mati dengan Ddongju, tapi Wandeuk sendiri selalu menuruti Ddongju—walau secara terpaksa. Wandeuk yang sebenarnya kesepian—karena ayahnya bekerja terus—merasa terhibur dengan sifat berisik Ddongju. Kisah semakin seru ketika Wandeuk memulai belajar Kickboxing—aku juga jadi tahu sedikit istilah Kickboxing—dan mengenal sisi lain Ayahnya setelah bertemu Ibunya—yang awalnya dia tolak.
Secara keseluruhan novel ini cukup membuatku terhibur. Walau jujur terjemahannnya bikin aku meringis, kenapa begitu? Apa terjemhannya begitu buruk? Tidak sebenarnya. Hanya saja karena novel ini ditujukan untuk pembaca remaja jadi terjemahan yang dipakai oleh sang penerjemah adalah bahasa non baku. Aku kurang sreg sekali begitu membaca kata ‘enggak’ yang menurutku lebih baik memakai kata ‘tidak’ yah karena sudah terlanjur terjemahannya seperti itu aku nikmatin saja sih. Apa gara-gara faktor umur juga nih? Hehe :b
Soal typo, selama membaca aku sama sekali tidak menemukannya. Aku tidak begitu menyadarinya mungkin karena aku begitu menikmati cerita dalam novel ini. Cerita yang paling berkesan bagiku adalah ketika Wandeuk diberi tahu Ibunya bahwa makanan kesukaan Ayahnya adalah ayam tua—ayam yang mati sendiri karena sudah tua. Selama ini Wandeuk tidak pernah tahu kalau daging yang keras adalah kesukaan Ayahnya sampai-sampai dia mengira karena saking miskinnya Ayahnya tidak bisa membeli daging ayam yang enak. Aku juga jadi tahu alasan Islam tidak memperbolehkan makan daging ayam tiren karena selain membawa banyak penyakit toh rasanya pun tidak enak. Sedikit melenceng memang dari isi cerita :).
Seperti biasa tokoh yag aku sukai—tentu saja—adalah Wandeuk. Selain Wandeuk aku suka dengan cara aneh yang dilakukan Yoonha untuk mendekati Wandeuk yang keras hatinya hehe.
Siapa yang boleh membaca novel ini? Semua orang boleh membaca novel ini walau novel ini bergenre remaja yang sedang mencari jati dir. Tidak ada salahnya membaca novel ini untuk yang ingin tahu arti keluarga kecil yang—ingin—bahagia dengan caranya sendiri.
Untuk Wandeuk yang suka menyendiri aku kasih nilai 3,5 :)

 Quotes yang aku sukai
Ddongju Hal 06
‘Dasar anak ini, miskin, kan, tidak memalukan, lebih malu lagi kalau sampai mati kelaparan.’
Jeong Yoonha Hal 96
‘Di
bandingkan membuktikan hal yang benar, lebih sulit membuktikan hal yang yang engga benar.’
Wandeuk Hal 248
‘Wanita dan ponsel memang dua hal yang enggak bisa dipisahkan’

Tentang Penulis
Kim Rye-ryeong lahir di Seoul pada 1971. Karya lulusan Creative Writing, Seoul Institue of the Art ini telah mendapat beberapa penghargaan. Salah satunya, Wandeuk yang mendapat pengharagaan Changbi Prize untuk Young Adult Fiction 2007. Selain bestseller  di Korea, Wandeuk  juga dinobatkan sebagai novel terbaik tahun ini di salah satu polling online dan sukses difilmkan dengan judul Punch pada tahun 2011.

Lainnya
Novel ini sudah diadaptasi kedalam film yang berjudul Punch, berikut cover filmnya
220px-punch_2011_film_poster
Photo204113
Punch-02
Yoo Ah In as Wandeuk
Wandeukee5
Kang Byul as Jeong Yun-ha

301003_261471277219470_1572254879_a
Cover aslinya nih, menurutku yang kurang menarik tapi sangat menggambarkan isinya. Walau aku lebih menyukai cover dari Bentang Belia gara-gara Yoo Ah In Oppa hehe. Selain itu pembatas bukunya lucu :D Berikut penampakannya akang Yoo Ah In versi chibi :D
Dsc09749


Minggu, 24 Juni 2012

'Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah'

Angpau

Judul : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Pengarang : Tere Liye
Tahun Terbit : Cetakan I, Januari 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kategori : Fiction, Romance
Harga : Rp. 72.000,-

Pagi ini, aku akhirnya memutuskan, aku akan memulai kehidupan sebagai: pengemudi sepit!—setelah gonta-ganti pekerjaan selama dua tahun terakhir ini. Sungguh, meski melanggar wasiat Bapak yang mengatakan padaku: ‘Borno, jangan pernah jadi pengemudi sepit’, aku berjanji akan jadi orang baik, setidaknya aku tidak akan mencuri, tidak akan berbohong, dan senantiasa bekerja keras—meski akhirnya hanya jadi pengemudi sepit.
Aku menikmati pekerjaan baruku walau hanya menjadi pengemudi sepit, awalnya aku belajar mesin dan mengemudi sepit terlebih dahulu dengan Pak Tua—tetangga yang kuanggap ayah sendiri. Tetapi ternyata tidak segampang itu Bang Togar dengan seenaknya malah menyuruhku untuk membersihkan jamban di dermaga sepit. Oke, ini ospek, masa orientasi, dan karena dia juga ketua PPSKT (Paguyuban Pengemudi Sepit Kapuas Tercinta).
Seminggu aku belajar mengemudi sepit hari kelulusanku tiba, akhirnya aku bisa mengemudi sepit secara langsung. Tanpa disangka dan diduga ada seorang gadis berbaju kurung kuning, rambut tergerai panjang, berwajah sendu menawan perawakan Cina yang menumpang dihari pertama aku menarik sepit, alamak perasaan apa ini? Selama dua puluh tahun lebih aku belum pernah jatuh cinta jadi aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Gadis itu, gadis berwajah sendu menawan yang merubah hidupku yang biasa-biasa ini.
Dan di hari itu juga ada barang penumpang yang tertinggal di sepitku, sepucuk surat. Surat bersampul merah, dilem rapi, dan tanpa nama.

Sederhana dan ringan .......
Selalu dan selalu novel karya Tere Liye ini—yang sudah kubaca—bertema sederhana. Cerita buku ini hanya seputar kehidupan kecil Borno, lika liku kehidupan Borno dari kecil sampai beranjak dewasa. Oia sebelum aku berbicara tentang isi buku ini, aku ingin mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada Mba Annisa yang sudah berbaik hati sekali meminjamkan buku ini kepadaku yang walaupun kita belum pernah berjumpa sama sekali :D. Awalnya aku meminjam novel ini karena tentu saja penasaran dengan novel terbaru sang penulis favoritku Tere Liye, dan tanpa disangka juga pihak Gramedia membuat kontes resensi buku ini yang berhadiah iPad kebetulan yang manis lagi dari banyaknya buku yang ingin aku pinjem Mba Annisa malah mengirim buku ini terlebih dahulu padaku. Seperti yang Pak Tua bilang kepada Borno ketika bekunjung ke Surabaya dan tidak mengetahui alamat Mei sang gadis berwajah sendu menawan tentang jangan mengintevensi jalan cerita yang sudah digariskan Tuhan. Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Yup, selalu dan selalu apabila kita percaya pada Allah percaya deh pasti ada jalannya seperti aku sekarang ini bisa mengikuti lomba resensi ini :)
Kalau selama ini aku disuguhin cerita yang banyakan bikin nyesek dan mewek—walau hanya berkaca-kaca saja. Tidak untuk novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah ini, aku dibuat banyak ketawa dan ngakak dengan tingkah-tingkah Borno dkk dari awal sampai akhir :D. Well sebenarnya bisa dibilang paket komplit juga, ada perasaan kesel, kecewa, cemberut, sedih, penasaran, lucu dan ga bisa berhenti ketawa ketika membca novel ini.
Seperti yang sudah ku singgung di awal, bahwa novel ini hanya bercerita tentang kehidupan Borno dari kecil saat berumur 12th yang sudah ditinggal mati oleh Ayahnya yang seorang nelayan—jatuh tersengat ubur-ubur. Dan Ayah Borno lebih memilih untuk mendonorkan jantungnya. Borno kecil yang belum banyak mengerti hanya bisa menangis dan berteriak ‘Bapak belum mati! Kenapa dadanya dibelah! Dia bisa sadar kapan saja’ yang nantinya kematian Bapak Borno ini merubah segalanya bagi sebagian tokoh yang ada di novel ini. Adalah benar kalau novel ini membuatku tertawa sampai ngakak malah, bagaimana tidak kisah berlanjut terus sampai Borno lulus SMA dan memulai kehidupan barunya dengan berganti-ganti pekerjaan. Nah disinilah poin gonta-ganti pekerjaan Borno menimbulkan kehebohan tersendiri sampai-sampai ada insiden Borno dilarang naik sepit untuk menyebrang sungai Kapuas hanya karena bekerja di kapal Feri, untuk yang mau tau lebih lanjut wajib baca bukunya—tentu saja. Yah walau Borno yang oleh Bang Togar fotonya dilaminating dan ditempel di dermaga menjadi terkenal di kalangan para penumpang tidak menyurutkan niatnya untuk teteap bekerja di kapal feri tapi karena suatu hal Borno benar-benar meninggalkan pekerjaannya itu dan keputusan final menajdi pengemudi sepit. Berbicara tentang sepit, aku pribadi tidak terlalu tahu bagaimana sih sebenarnya perahu sepit dan tanpa basa basi langsung nanya ke mbah google, ini nih penampakannya :)
Kapuas_edit
Dan berbicara tentang sepit ini, membuatku mau tak mau jadi ingin sekali berkunjung ke kota Pontianak, merasakan indahnya sungai Kapuas dan merasakan bagaimana rasanya meletakkan uang uang di dasar perahu—aturan main penumpang sepit. Sang penulis tanpa perlu ditanya sangat menggambarkan dengan jelas bagaimana keadaan kota Pontianak—termasuk kisah hantu Ponti asal muasal nama Pontianak. Dan dari novel ini pun aku baru tahu kalau keturunan Cina itu mempunyai nama kedua atau nama Nasional, ternyata ruwet juga ya.
Kisah Borno benar-benar dimulai ketika Borno menemukan sepucuk angpau merah sesuai judulnya yang selalu Borno sangka milik ‘sang sendu menawan’. Memang pada akhirnya angpau merah itu milik Mei. Kisah konyol Borno dan Andi—sahabat Borno—yang penasaran dengan keberadaan ‘sang sendu menawan’ ini membuatku senyum-senyum sendiri. Pencarian pemilik sang angpau yang berujung kecewa, pencarian nama sang sendu menawan yang bikin Borno heboh dan berakhir dengan wajah cemberut sang gadis karena namanya dijadikan bahan ledekan, pencarian alasan untuk mengajak kencan Mei, perpisahan, pertemuan di Surabaya sampai selesainya kisah cinta pertama dan cinta pada pandangan pertama Borno sang pemuda berhati lurus sepanjang sungai Kapuas. Memang tidak hanya hal yang indah yang dirasakan oleh Borno, terkadang hal-hal yang sedih pun ada. Kita diajak untuk menelusuri bagaimana proses perjalanan cinta pertama dan cinta pada pandangan pertama Borno. 
Sudu
t pandang dalam novel ini adalah dengan mengambil sudut pandang Borno dan dengan alur maju mundur, aku tidak terlalu paham apa memang alurnya maju mundur atau tidak karena terkadang penjelasan dari satu kejadian baru diceritakan beberapa hari kemudiannya. Alur yang dalam novel ini tergolong cepat dan tanpa basi-basi langsung keinti cerita. Sedangkan untuk typo, tentu saja ada tapi tidak terlalu menggangu aku pribadi dalam menikmati kisah Borno ini, awalnya aku kira tidak bakalan menemukan typo tapi di akhir-akhir cerita barulah tanpa ditunggu nongol sendiri :D. Novel ini dibuat benar-benar bagus oleh Tere Liye karena ini adalah novel ke-4 yang ku baca dan aku sudah mendengar gosip bahwa novel ini bakal happy ending tetapi ada bagian yang tersedih dan paling aku sukai adalah ketika Pak Tua bercerita bahwa cinta yang cocok untuk Andi, cinta adalah perbuatan. Pak Tua bercerita tentang sahabatnya Fulan dan Fulani pasangan buta yang merasakan pahit dan manisnya menjadi pasangan selama berpuluh tahun. Dan tanpa diduga juga tokoh Fulan dan Fulani juga diceritakan kembali ketika Borno dan Pak Tua bekunjung ke Surabaya untuk berobat. Aku sampai berkaca-kaca pas baca bagian ini. Nyesek dan terharu dan iri juga sama pasangan ini.
Secara kesulurahan sudah pasti ini memang novel yang bagus dan menarik sekali. Banyak sekali pesan-pesan moral yang disampaikan Tere Liye dalam novel ini, petuah-petuah Pak Tua yang bisa dipakai untuk pedoman hidup. Entah kenapa tokoh dalam novel ini yang kusukai setelah Borno adalah Andi. Melihat Andi seperti melihat diriku sendiri yang sama-sama suka penasaran hehe.
Dari Andi juga aku jadi mengingat orang-orang terdekatku gara-gara insiden 'kebohongan si sendu menawan dan 'pembalasan dendam Borno'. Seperti Pak Tua bilang bahwa Borno yang patah hati karena Mei mengingatkan bahwa 'Banyak sekali orang yang jatuh cinta lantas sibuk dengan dunia barunya itu. Sibuk sekali, sampai lupa keluarga sendiri, teman sendiri. Padahal siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu? Kebanyakan orang asing, orang baru. Kau lupa Borno. Kalau hati kau sedang banyak pikiran, gelisah, kau selalu punya teman dekat. Mereka bisa menjadi penghiburan, bukan sebaliknya tambah kau abaikan.' Aduh~~~ Kata-kata Pak Tua ini memang dalem banget. Memang kebanyakan dari kita sibuk dengan perasaan diri kita sendiri, merasa yang paling menderita, merasa paling nelangsa dan teman-temannya. Padahal ada orang-orang terdekat kita yang lebih peduli melebihi diri kita sendiri. Novel ini benar-benar mengajarkan hal-hal yang sangat kecil dan mungkin dirasa sepele oleh kita dan setelah membaca novel ini kita baru sadar bahwa sesungguhnya semua hal di dunia ini memang mempunyai porsi sendiri yang tidak kalah pentingnya. Lagi dan lagi dibuat salut sama penulis yang satu ini :D. Insiden 'pembalasan dendam Borno' pun tak kalah pentingnya bahwa memang yang namanya balas dendam tidak pernah menguntungkan baik untuk kita sendiri maupun orang lain.
Hebatnya lagi dari awal sampai akhir aku dibuat penasaran sekali dengan nasib surat aka angpau merah yang ditemukan Borno disepitnya. Kita sebagai pembaca dibuat terlena oleh Tere Liye dengan cerita manis dan patah hati perjuangan Borno mendapatkan Mei. Memang aku juga terkadang lupa, tapi dibenakku selalu memikirkan angapau merah itu, sebenarnya ditaruh dimana surat itu sama Borno setelah kecewa Mei bagi-bagi angpau karena menjelang Imlek. Nah kita tanpa paksaan nih jadi selalu kepikiran dan baru merasa plong ketika diungkapkannya rahasia di balik angpau merah di akhir cerita. Lucu dan lucu bener dah pembaca tidak bakalan protes dengan kata-kataku ini Bang Togar yang seperti kita tahu selalu membuat kesal tokoh utama kita Borno sebenarnya baik hati dan tingkahnya yang konyol setelah insiden dipenjara selama enam bulan tak elak membuat kita ngakak :D
Untuk cover novel ini aku suka, walau meurutku agak sedikit suram warnanya merah dan aku malah ga sadar sama sekali kalau yang jadi latarnya adalah perahu sepit dan sungai Kapuas. Mungkin karena aku begitu terpesona dengan sang sendu menawan hehe. Cover yang agak suram ini mungkin maksudnya untuk menggambarkan tokoh Mei yang selalu berwajah sendu, aku pribadi ingin covernya agak cerahan dikit. Ye lah ye lah aku tahu kalau cerah gitu wajah sendu Mei pasti tidak bakalan terlihat hehe.
Banyak benang merah yang terhubung antara tokoh dalam novel ini, walau pun aku berusah menebak-nebak—yang berakhir gagal—aku cukup puas dan agak kecewa dengan ending dari buku ini. Sebenarnya memang sekali lagi novel ini happy ending dan dibuat tuntas tidak ada hal yang menggantung dan membuat penasaran. Tapi tetep aja aku merasa kurang banyak cerita Borno dan Mei ini walau sebenarnya buku ini cukup seksi yang sampai 500hal hehehe
Novel ini diperuntukan untuk semua yang ingin tahu bagaimana indahnya cinda pertama dan cinta pada pandangan pertama, untuk semua kalangan wajib sekali baca novel ini. Baik yang sudah baca maupun belum novel Tere Liye, kisah sederhana Tere Liye tentang pemuda Kapuas :)
Untuk Borno yang bikin aku pengen naik sepit aku kasih nilai 5 :)

Rabu, 06 Juni 2012

'Teror'

Teror
Judul : Teror [Johan Series #4]

Pengarang : Lexie Xu

Tahun Terbit : Cetakan I, Mei 2012

Penerbit : PT Gramedia Pustaka

Jumlah Halaman : 252 hal

Kategori : Fiksi, Thriller

Harga : Rp. 41.500,-

Namaku adalah Johan ...

Aku tidak pernah sekalipun menaruh rasa percaya sedikitpun kepada siapapun. Buktinya banyak orang mengira dia sudah mati, tapi aku tahu kalau dia masih hidup. Walaupun sederetan rutinitas pemakaman telah dijalankan dan semua mata mengatakan satu hal yang sama ‘kau sudah membunuhnya!’ Aku bersikeras membela diri bahwa itu semua kecelakaan! Aku berusaha menolongnya dan berusaha melupakan rasa puas ketika melihatnya berusaha untuk hidup. Dia—Jocelyn—entah bagaimana penjelasannya masih hidup walau terperangkap dalam tubuh kecilnya.

Namaku adalah Johan ...

Aku terlalu pandai, terlalu tampan, dan terlalu hebat untuk hanya berdiam diri dan sudah waktunya unjuk gigi. Hal pertama adalah mengunjungi rumah lamaku yang terpaksa ditinggalkan sejak insiden yang menimpa cecunguk kecil itu. Di rumah lamaku aku bertemu dengannya si muka jelek yang tampaknya tak punya bakat apapun—Jenny Angkasa tapi aku lebih suka menyebutnya Jenny Jenazah! Sialnya aku bertemu lagi dengannya disaat masa MOS di SMA Persada Internasional.

Namaku adalah Johan ...

Demi mendapatkan cewek yang harus menjadi  milikku ini—Hanny Pelangi—aku menghalalkan segala cara dengan cara melukai semua penghalang. Tapi semua rencanaku gagal karena Jenny Jenzah, pacarnya, dan sahabat pacarnya yang brengsek. Dan menyebabkanku terdampar di Rumah Sakit Jiwa. Tapi mereka semua tidak ada yang tahu kalau aku sudah menyiapkan segala macam rencana pembalasan yang sempurna. Dan agar bisa menjalankan semua itu langkah pertama yang harus aku lakukan adalah menjadi ahli waris terlebih dahulu.

Namaku adalah Johan dan akulah mimpi buruk semua orang terutama yang menginginkan kematianku.

 

Aku berusaha berdamai dan menerima kenyataan untuk melepas kebrutalan Johan diseri terkahir ini .............................................................................

Yep! Buat yang uda tahu ataupun yang belum tahu, TEROR ini adalah seri terakhir dari rangkaian kebrutalan Johan yang dimulai dari OBSESI, PMHM, Dan Permainan Maut. Gini nih kalau baca buku yang berseri, disaat ga tamat-tamat pengen banget demo ke penulis kapan namatinnya, eh giliran uda ditamatin malah pengen neror penulis biar jangan ditamatin dulu xD. Kembali ke isi buku, bisa dibilang Teror ini rangkuman dari buku 1, 2, dan 3. Dan buat yang mau coba-coba buku ini ga bisa dibaca lepas tanpa buku sebelumnya karena ya memang semua cerita dirangkum dibuku terakhir ini. Semua kejadian yang didalangi otak Johan dibeberkan dengan sejelas-jelasnya sampai tidak lupa membuat kita takjub akan ke-SAKIT-an Johan—tentu saja. Sesuai judulnya sendiri isi cerita dalam buku ini adalah tentang teror yang diberikan Johan kepada Hanny dkk. Hampir semua tokoh yang merasakan kebrutalan turut andil dalam novel ini. Memang benar kalau novel ini disebut juga novel borongan, gimana tidak semua tokoh jadi PoV a.k.a Point of View!!Keren banget kan!Baru kali ini baca novel yang semua tokoh kebagian jatah semua. Emang sang Mba Lexie yang kece ini hebat bener bisa bikin novel yang tokohnya turut andil dan tanpa membuat kita bingung karena keunikan tiap tokoh tergambar dengan jelas. Tapi dan tapi ada kelemahannya juga sih, aku pribadi jadi ga tau sebenernya tokoh yang paling sentral siapa sih? Jenny kah? Hanny kah? Pilihanku kepada mereka berdua karena mereka yang paling banyak muncul, apalagi Hanny sang tuan putri yang menjadi penutup dalam novel ini. Ngomong tentang PoV juga aku lumayan kecewa juga nih kenapa Johan Cuma muncul di prolog aja! Kan aku pengen tau gimana dari PoV dia saat dia menjalankan semua aksi teror brutalnya! ;_;

Tapi oh tapi ada PoV yang ga disangka sama sekali dan mungkin ini sebagai kejutan juga! Les muncul sebagai PoV! Oh my, ga nyangka banget dah asli. Trus lagi ada sebersit—sedikit sekali—penggalan masa lalu Les! Oh God, berani sumpah dah ini cikal bakal novel baru Mbak Lexie tentang Les!! Pendapat pribadi dan maunya juga hehehe xD

Berbicara tentang alur, gila benaran dah penulis ga mengijinkan sebentar saja buat jantung pembaca berdetak dengan lega agak lamaan. Baru aja selesai kebrutalan Johan eh tanpa basa basi kita dibuat tegang lagi sama kemunculan teror Johan yang lain! Buset dah aku ampe ngos-ngosan bacanya :D. Eitss.... tapi jangan khawatir walau alurnya super cepat tetep aja kita bakal acungin banyak jempol buat teror-teror yang uda disiapin Johan. Asli dah ni orang bikin iri aja bisa bikin teror yang sebrutal itu xD.

Nah buat sekedar info aja nih ide gila Johan
memulai teror dari Jenny yang dari cuplikan diawal buku 2 pas Jenny jalan-jalan ke Singapura, nah dibuku terakhir ini diceritain secara detail gimana ‘pertarungan’ Jenny melawan our psychopath Johan! Nah lalu adegan beralih ke akhir buku 2 dimana Hanny mendapat sms dari Johan dan akhir dari buku 3 Tory ketemu Johan. Nah diceritain lebih detail lagi gimana pertemuan Tory dengan Hanny dkk sampai ketemu Johan di taksi. Well, bisa ketebak juga dong Tory diculik sama Johan. Mungkin bisa dibilang penculikan Tory ini panggung Teror Johan yang sebenarnya digelar. Gimana tidak walau yang diculik itu Tory—kakak Tony yang ga ada hubungan dari awal dengan kebrutalan Johan—tetep aja buat Hanny dkk kalut dan galau. Terutama Markus—tentu saja—dia yang jatuh cinta bukan setengah mati lagi malah seluruh sama  nenek sihir otomatis dia yang paling merasa kalut dan galau tingkat dewa.

Misi awal adalah pencarian lokasi penculikan Johan, selama pencarian itu mereka membentuk 2 tim yaitu Hanny, Frankie, dan Les yang kebagian ke rumah sakit jiwa dan Tony, Markus dan Jenny kebagian ke rumah lama Johan. Nah miris banget deh pas tim Tony dkk disini kita bakal menemukan Ayah Johan yang ga ketinggalan kena teror gara-gara Johan ingin jadi ahli waris. Duh tetep aja walau lagi tegang-tegangnya bisaan banget sang penulis menyelipkan adegan yang bisa bikin nangis ini. Johan bener-bener SAKIT!

Untuk tokoh yang aku sukai di novel ini entah mengapa aku ga melirik sedikitpun ke Frankie—walau di buku 2 sangat tergila-gila—memang Frankie masih setengil dulu tapi entahlah disini aku kurang dapet ke-konyol-an Frankie—lah kan emang ceritanya tegang gara-gara teror Johan xD. Walau tentu saja ada bagian konyol Frankie saat berkunjung ke RSJ, dan untungnya dia ga dipaksa Hanny buat jadi salah satu penghuni tetap bukannya pengunjung xD.

Aku jujur malah jatuh cinta sama Les! Yes, walau perannya lumayan dikit banget karena dipertengahan cerita ada insiden yang menimpa Les di rumah lama Johan, gara-gara Les jadi PoV aku jadi kangen Les! Hehehe. Semoga itu novel baru beneran Les dan bisa diterbitin! Amin~

Ya ampyuuunnn..... satu lagi hal yang bikin aku syok dan aku sukai adalah cover novel ini, begitu cerah tapi menyeramkan dengan adanya Johan dan Jocelyn! Sumpah dah yang bikin cover Johan Series emang mantep abis! Cerita dari Johan ini kan lumayan darkie banget tuh tapi pemilihan warna kuning-yang padahal aku benci banget-pas dijadiin buat cover novel ini eh malah bikin aku suka banget warna kuning xD. Perkembangan dari awal ampe akhir dengan warna yang semakin cerah! TOP dah!

Ngomong-ngomong soal Jocelyn, sebenernya konflik tentang Jocelyn ini kalau penulis mau harusnya bisa lebih digalih lagi. Soalnya penulis hanya menyelesaikan sempai segitu saja tanpa lebih memperdalam. Walau memang ide tentang Jocelyn untuk Tony dkk patut diacungi jempol!:D. Dan mungkin tidak adanya penambahan konlik tentang kepribadian ganda ini pada Johan penulis tidak mau membuat novel yang sangat berat alias darkie banget kali ya :)

Bagian dari teror yang aku sukai adalah pada saat Tory didalam tawanan Johan dan harus tegar melawan ‘sesuatu’ yang uda disiapin Johan. Gila! Tory beneran nenek sihir banget dah dia itu beneran wanita tangguh—dalam beberapa arti—banget! Kalau cewek biasa ga bakalan dah sekuat Tory. Cuman gimanapun sekuatnya Tory, penulis ga lupa secara tersirat memberi tahu pembaca bahwa di dunia ini ga ada yang sempurna. Karena setelah insiden penculikan pun Tory harus melakukan sesuatu agar terhindar dari mimipi buruk yang dilakukan oleh Johan—tentu saja.

Nah ada bagian yang menurutku konyol dan kenapa musti dilakuin adalah pada saat Johan yang uda terdesak oleh serangan Tony dkk, dan mengunci diri di kamar. Tony yang seharusnya langsung mendobrak tuh pintu malah ngajak ngrobrol Johan nyuru cepetan buku pintunya. Aduh~~~ ya masa kenapa ga langsung didobrak aja kenapa sih? Uda tau Johan ga bakal buka tuh pintu—berasa nonton film-film yang uda umum banget ini mah. Tapi tiba-tiba muncul dipikiranku mungkin maksud penulis adalah untuk membedakan Tony dkk dan Johan. Tony dkk masih punya hati nurani yang ga asal dobrak pintu dan langsung ngebunuh Johan—misalnya. Tony berusaha untuk berdamai dengan Johan dan lebih memilih tindakan yang tidak lebih keji dari Johan! TOP dah :D. Seperti keputusan diakhir cerita juga.

Berbicara tentang typo, tentu saja ada. Tapi emang selalu aja dikit dah typo dari Johan Series ini. Cuma ada yang menggangu pikiranku juga nih di halaman 84 PoV Markus ‘Aku berharap Johan tidak menurunkan tangan kejamnya pada Tony. Bagaimanapun, Tory tidak pernah berurusan dengannya’ Nah sebenarnya siapa yang dimaksud Markus? Typo~~~~

Siap-siap juga nih ada yang kecewa lagi gara-gara teror Johan jadi hampir ga ada adegan romantis. Padahal akupun menantikan, padahal uda lumayan komplit ada sedih, konyol, bikin senyum dan tegang malah Cuma ya itu aku tentu saja sebagai penggemar cerita romantis mengharapkan ada adegan romantis hehe

Yang pensaran bagaimana akhir cerita ini, dan gimana nasib Johan. Aku cuma bisa ngomong kalau ini ending beneran pas banget buat Johan. :)

Yup! Resensi terpanjang dariku nih. Pokoknya yang uda baca Johan Series maupun yang belum wajib banget baca novel ini. Karena menurutku novel ini bakal jadi bacaan yang asyik bagi siapapun! Yang ga mau ketinggalan buruan cepet baca novel ini :)

Untuk Johan yang super brutal aku kasih nilai 5 :)

Tentang Tokoh

Tory Senjakala

150px-yabe_kiriko

Menurut penulis nih tokoh Tory ini terinspirasi sama Yabe Kiriko dari manga Harlem Beat! Ya ampunnnnn~~ sumpah dah ga nyangka sama sekali! Harusnya aku tau gimana memang miripnya 100% sama Kiriko! Mereka bedua ini memang
jagonya suka nindas, maksa orang-orang dan anehnya memang ga bisa bikin semua orang nolak gara-gara aksi penindasannya ini. Aku pun ga kalah super duper sukanya sama Kiriko. Walau sejahat apapun Kiriko memang seperti Tory punya jiwa selembut malaikat—walau entah se-per brapanya jiwa iblisnya!haha xD

Tapi sumpah dah ga nyangka banget! Apalagi tokoh Markus mengingatkanku akan tokoh Kak Sakurai sang pacar dan pake kaca mata+kalem juga. Nah jangan-jangan Mba Lexie terinspirasi juga? hehe

Info ini didapat langsung dari sang penulis sebagai bonus dari buku terakhir ini. Untuk tahu tokoh yang lain silahkan klik WEBSITE PENULIS. Enjoy :)